Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Gak Jelas Kejahatannya, Warga Belgia di Iran Divonis Bui 28 Tahun

Ilustrasi penjara. (Unsplash.com/Matthew Ansley)

Jakarta, IDN Times - Olivier Vandecasteele, pekerja bantuan dari Belgia yang ditahan oleh Iran, divonis 28 tahun penjara. Hukuman itu telah diumumkan oleh Menteri Kehakiman, Vincent Van Quickenborne, kepada parlemen Belgia pada Rabu (14/12/2022).

Keluarga Quickenborne telah diberi tahu mengenai hukuman itu pada Selasa malam (13/12). Hukuman itu dipandang sebagai balasan atas tindakan Belgia menghukum Assadollah Assadi, diplomat Iran yang dihukum tahun lalu.

1. Penahanan dianggap tidak manusiawi

Ilustrasi penjara. (Unsplash.com/Emiliano Bar)

Melansir RFI, Van Quickenborne mengatakan pekerja bantuan itu ditahan dalam kondisi yang tidak manusiawi atas kejahatan yang tidak dilakukan.

"Pada akhir November kami mengetahui dia akan dijatuhi hukuman penjara 28 tahun di Iran karena serangkaian kejahatan yang dibuat-buat," katanya.

Vandecasteele telah ditahan sejak bulan Februari dan dilaporkan ditahan di penjara Evin yang terkenal, terletak di ibu kota Teheran.

Van Quickenborne mengatakan, hukuman terhadap Vandecasteele berkaitan dengan hukuman Belgia terhadap Assadi.

"Penangkapan Vandecasteele adalah konsekuensi langsung dari kecaman terhadap diplomat (Iran) oleh negara kita. Sejak penangkapan orang itu ancaman yang berasal dari Iran telah meningkat pesat," tambah Van Quickenborne.

2. Belgia tangguhkan kesepakatan pertukaran tahanan

Bendera Belgia. (Unsplash.com/Boudewijn Huysmans)

Melansir Reuters, Vandecasteele dapat dibebaskan dengan melaksanakan kesepakatan pertukaran tahanan Belgia dengan Iran, tapi Mahkamah Konstitusi Belgia pekan lalu menangguhkan kesepakatan. Van Quickenborne mengatakan perjanjian itu secara hukum masih relevan untuk Vandencasteele.

Dalam kesepakatan itu, Iran diperkirakan bakal meminta pembebasan Assadi, diplomat yang bekerja di kedutaan Iran di Wina, Austria. Dia dinyatakan bersalah tahun lalu atas percobaan terorisme dan dihukum 20 tahun penjara di Belgia.

Assadi dihukum karena berencana mengebom di acara aksi unjuk rasa Dewan Nasional Perlawanan Iran (NCRI) 2018, yang merupakan kelompok opisisi Iran yang berbasis di Prancis. Upaya pengeboman itu berhasil digagalkan.

Jaksa Belgia mengatakan, posisi Assadi di kedutaan merupakan kedok agar bisa mengambil tindakan terhadap oposisi Iran di Eropa.

Iran telah membantah melakukan terorisme dan menyebut tuduhan serangan di Paris merupakan serangan palsu yang dilakukan oleh NCRI, yang dianggap Iran sebagai kelompok teroris.

3. Keluarga mendesak pemerintah menghidupkan kembali perjanjian pertukaran tahanan

Ilustrasi tahanan. (Pexels.com/RODNAE Productions)

Juru bicara keluarga Vandecasteele merasa sangat terpukul dengan hukuman itu dan menegaskan bahwa tidak ada rencana lain untuk membebaskan Vandecasteele selain pertukaran tahanan.

"Jika tidak ada solusi, dia bisa tetap di penjara sampai 2050. Dia akan berusia hampir 70 tahun," katanya, mendesak pemerintah menemukan cara untuk menghidupkan kembali perjanjian pertukaran tahanan.

Beberapa anggota parlemen oposisi Belgia dan pakar kebijakan luar negeri memperingatkan, perjanjian pertukaran tahanan hanya akan meningkatkan ancaman yang ditimbulkan oleh rezim Iran yang berusaha menculik warga Belgia sebagai jaminan.

Namun, Belgia tampaknya tidak memiliki cara lain untuk membebaskan Vandecasteele.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us