Grup Aktivis Sebut 22 Orang Tewas dalam Serangan RSF di Al-Fashir Sudan

- Pasukan RSF Sudan membunuh 22 orang dalam serangan di al-Fashir, Darfur.
- RSF menembakkan peluru artileri ke pasar, rumah sakit, dan apartemen
- Konflik menyebabkan ratusan ribu. warga sipil terjebak dan PBB mengeluarkan resolusi untuk mengakhiri pengepungan al-Fashir.
Jakarta, IDN Times - Sebuah kelompok pro-demokrasi mengatakan bahwa Pasukan Dukungan Cepat (RSF) Sudan telah membunuh sedikitnya 22 orang dalam serangan di kota al-Fashir di wilayah barat Darfur pada Sabtu (27/7/2024).
Kota ini adalah satu-satunya posisi yang tersisa di wilayah Darfur yang masih dikuasai oleh tentara nasional. Kota ini menjadi front penting dalam perang melawan RSF, yang telah menyebabkan Sudan mengalami krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
1. RSF tembakkan peluru artileri ke pasar, rumah sakit dan apartemen
Dalam postingannya di Facebook, Komite Perlawanan al-Fashir menuding RSF menembakkan peluru artileri ke pasar, rumah sakit dan apartemen. Gelombang kekerasan ini terjadi setelah berminggu-minggu kebuntuan di front tersebut dalam perang saudara di negara itu.
Kelompok aktivis tersebut juga mengatakan bahwa RSF menggunakan drone untuk menargetkan rumah sakit. Pihaknya kemudian melaporkan bahwa 97 orang tewas atau terluka dalam serangan itu.
Seorang dokter di Rumah Sakit Saudi di kota tersebut mengatakan bahwa pengeboman di pasar ternak dan lingkungan Redeyef menewaskan 22 orang dan melukai 17 lainnya.
2. RSF bantah terlibat bentok di al-Fashir
Dilansir Reuters, RSF membantah laporan tersebut dan mengatakan bahwa mereka tidak terlibat bentrokan dengan tentara ataupun kelompok sekutu di al-Fashir. Di masa lalu, kelompok ini selalu menyangkal menargetkan sasaran sipil.
Serangan pada Sabtu merupakan yang paling mematikan sejak awal bulan ini, ketika 15 warga sipil tewas dalam penembakan di pasar kota lainnya.
Pertempuran sengit di al-Fashir dimulai pada 10 Mei, menyebabkan RSF mengepung kota dan menjebak ratusan ribu warga sipil. PBB mengatakan bahwa lebih dari 300 ribu orang telah meninggalkan rumah mereka di al-Fashir akibat konflik.
3. Perundingan untuk menghentikan konflik di Sudan akan dimulai kembali bulan depan
Bulan lalu, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang menuntut diakhirinya pengepungan al-Fashir. Dilansir VOA News, mediator dari Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan melakukan upaya baru di Swiss bulan depan untuk menengahi konflik tersebut. Perundingan tersebut dijadwalkan dimulai pada 14 Agustus.
Negosiasi sebelumnya di Jeddah, Arab Saudi, gagal mengakhiri pertempuran tersebut, yang telah menyebabkan jutaan orang mengungsi, memicu peringatan akan kelaparan dan menghancurkan sebagian besar ibu kota Khartoum.