Inggris Mulai Perketat Larang Barang Plastik Sekali Pakai

Pemerintah minta pendapat publik untuk larangan

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Inggris pada hari Sabtu (20/11/2021) dilaporkan sudah semakin dekat untuk melarang penggunaan plastik sekali pakai seperti piring, sendok garpu, dan gelas polistiren, sebagai upaya untuk mengurangi sampah plastik. Hal ini karena pemerintah meluncurkan konsultasi publik untuk meminta tanggapan mengenai larangan.

1. Pemerintah akan menerapkan biaya baru untuk barang sekali pakai

Inggris Mulai Perketat Larang Barang Plastik Sekali PakaiIlustrasi garpu plastik sekali pakai. (Pixabay.com/Hans)

Melansir dari BBC, dalam konsultasi publik yang dirilis pemerintah meminta bisnis dan konsumen perlu bergerak ke arah alternatif yang lebih berkelanjutan. Konsultasi publik ini akan berlangsung selama 12 minggu. Selain itu pemerintah juga meluncurkan pembahasan mengenai cara membatasi produk plastik sekali pakai lainnya seperti tisu basah plastik, filter tembakau, dan saset plastik.

Tindakan yang mungkin diterapkan untuk melarang plastik adalah dengan pelabelan wajib pada kemasan untuk membantu konsumen membuangnya dengan cara yang benar.

Pada awal bulan ini, sebuah RUU Lingkungan pemerintah disahkan oleh parlemen. Peraturan itu dapat digunakan pemerintah untuk menerapkan biaya baru untuk produk sekali pakai, tindakan untuk mengakhiri masyarakat bergantung pada produk sekali pakai.

Marcus Gover, kepala eksekutif Wrap, sebuah badan amal penggunaan sumber daya berkelanjutan, menyambut baik konsultasi tersebut, dia mengatakan peraturan diprlukan untuk memastikan semua bisnis bertindak untuk menghilangkan penggunaan plastik yang bermasalah dan tidak dibutuhkan.

Juru kampanye plastik Friends of the Earth, Camilla Zerr mengatakan pendekatan yang saat ini dilakukan  berdasarkan produk demi produk terhadap krisis plastik masih terlalu lambat. Zerr menyerukan ada target yang mengikat secara hukum dalam mengurangi ketergantungan produk plastik sekali pakai yang tidak penting dan fokus pada daur ulang.

2. Hanya 10 persen peralatan makan sekali pakai yang dapat didaur ulang

Inggris Mulai Perketat Larang Barang Plastik Sekali PakaiIlustrasi sampah gelas plastik sekali pakai. (Unsplash.com/Brian Yurasits)

Baca Juga: Pedagang Pasar Kosambi dan Cihapit Kurangi Pemakaian Kantong Plastik

Melansir dari The Independent, sebelumnya Inggris telah mengambil tindakan dalam mengurangi sampah plastik dengan menerapkan larangan pada manik-manik mikro dalam produk cuci dan mengurangi jumlah kantong plastik yang digunakan, selain itu juga membatasi penggunaan sedotan plastik sekali pakai, pengaduk sekali pakai, dan cotton buds.

Inggris dilaporkan setiap tahunnya  menggunakan sekitar 1,1 miliar piring sekali pakai dan 4,25 miliar peralatan makan sekali pakai, sebagain besar barang sekali pakai tersebut terbuat dari plastik, tapi hanya 10 persen yang dapat didaur ulang.

Menteri Lingkungan George Eustice mengatakan telah ada bukti  kerusakan yang disebabkan oleh plastik terhadap lingkungan. Eustice mengatakan ingin mengurangi penggunaan plastik dalam kemasan dan melarang penggunaannya pada barang-barang yang terkait dengan membuang sampah sembarangan. Menteri menyarankan mengalihkan penggunaan ke bahan alternatif seperti kayu.

Skotlandia mulai Juni 2022 akan melarang penggunaan peralatan makan plastik sekali pakai, pengaduk minuman dan wadah makanan yang terbuat dari polistiren.

3. Barang sekali pakai terbukti bermanfaat saat pandemik

Melansir dari Sky News, perwakilan parlemen untuk Departemen Lingkungan, Pangan, dan Urusan Pedesaan, Jo Churchill mengatakan plastik sekali pakai adalah ancaman. Dia mengatakan yang akan dilakukan pemerintah adalah melarang plastik sekali pakai yang terbukti mempengaruhi kehidupan alam, yang tidak hanya merusak tempat indah, tapi juga pusat kota.

Churchill mengatakan menghapus ketergantungan terhadap plastik secara bertahap adalah proses yang lebih lambat untuk industri seperti obat-obatan, yang belum memiliki alternatif, karena itu dia mengigatkan agar semua langkah yang diputuskan harus dilakukan dengan cara yang terukur.

Larangan menyeluruh terhadap plastik sekali pakai tidak disambut baik oleh semua orang, salah satunya adalah Caroline Wiggins, yang merupakan pimpinan eGreen, dia berpendapat selama pandemik COVID-19 barang sekali pakai terbukti sangat bermanfaat.

Wiggins mengatakan produk sekali pakai membantu menghilangkan kebutuhan banyak orang untuk menyentuh, berarti mengurangi risiko terinfeksi. Karena melihat manfaat itu Wiggins mengatakan perlu ada alternatif yang dipertimbangkan, jika beralih ke bahan kayu, dia mempertanyakan sumbernya, Wiggins mengigatkan salah satu kesepakatan pertemuan COP26 adalah deforestasi.

Baca Juga: PM Inggris Anggap Daur Ulang Plastik Tak Atasi Krisis Iklim

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya