Infeksi COVID-19 Naik, China Lockdown Kota Berpenduduk 13 Juta Orang
.jpg)
Jakarta, IDN Times - Pemerintah China telah melakukan penguncian (lockdown) di kota Xi'an. Lebih dari 13 juta penduduk di kota tersebut diperintahkan untuk tinggal di rumah. Langkah itu dilakukan untuk menahan gelombang infeksi COVID-19.
China telah melihat kemajuan yang pesat dalam mengendalikan infeksi virus Corona. Pengujian massal dan penguncian kerap dilakukan untuk menghentikan sebaran wabah infeksi.
Kewaspadaan China semakin terhadap virus Corona semakin meningkat. Sebab, mereka akan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin Beijing pada Februari 2022 mendatang.
1. Belum diketahui berapa lama penguncian akan berlangsung
Xi'an adalah salah satu kota besar di provinsi Saanxi. Kota ini terletak di sebelah barat laut Wuhan, daerah yang disebut sebagai asal mulanya virus Corona pertama kali menyebar.
Kota Xi'an terkenal dengan Prajurit Terakota, ribuan patung tentara berukuran asli yang terletak di dekat makam Kaisar Qin.
Pemerintah kota Xi'an mengumumkan penguncian tersebut pada Rabu (22/12/2021), dan peraturan itu mulai berlaku pada Kamis tengah malam.
Dilansir BBC, sampai sejauh ini belum diketahui sampai kapan penguncian itu akan berlangsung. Akan tetapi, jutaan pengujian virus COVID-19 telah dilakukan di Saanxi, untuk melacak pergerakan virus.
Pihak berwenang telah menutup fasilitas dalam ruangan seperti bar, tempat olahraga, dan bioskop. Selain itu, stasiun juga sudah ditutup dan pos pemeriksaan telah dibuka di sepanjang jalan raya menuju kota. Beberapa penerbangan dari bandara Xi'an juga telah dibatalkan.
2. Hanya satu orang diizinkan keluar rumah setiap dua hari sekali
Semua bisnis yang tidak penting telah diperintahkan untuk tutup oleh pemerintah kota Xi'an. Para pegawai pemerintah juga telah diinformasikan untuk bekerja dari rumah.
Penduduk yang panik segera menyerbu tempat perbelanjaan. Mereka memborong pasokan untuk persediaan ketika penguncian berlangsung. Karena pembelian panik itu, beberapa toko mengalami kehabisan pasokan dan pemerintah menjanjikan pasokan barang kebutuhan akan dikirim pada Kamis.
Tidak ada satu orang pun dari belasan juta penduduk yang bisa keluar dari kota, kecuali mereka memiliki kondisi khusus dan mendapatkan izin dari pihak berwenang.
Dilansir Associated Press, dalam satu rumah tangga, hanya satu orang yang diizinkan keluar rumah satu kali dalam dua hari. Mereka diizinkan keluar untuk berbelanja kebutuhan dalam rumah tangga.
Pada Rabu, ketika pengumuman penguncian itu dilakukan, Xi'an melaporkan 52 kasus infeksi baru virus Corona dalam waktu 24 jam. Sehari sebelumnya, ada 42 kasus infeksi baru yang diketahui.
3. Lebih dari 140 kasus infeksi COVID-19 ditemukan dalam dua minggu
Tindakan keras pemerintah disebabkan Corona transmisi lokal. Menurut media yang didukung pemerintah Beijing, Global Times, dalam dua pekan terakhir, Xi'an telah mencatat lebih dari 140 kasus infeksi baru.
Sejauh ini kasus infeksi yang terjadi di Xi'an dilaporkan telah mempengaruhi kota-kota tetangga seperti Xianyang dan Yan'an. Di provinsi tetangga Henan, kota Zhoukou juga terdampak.
Beberapa mahasiswa mengeluh dengan keputusan penguncian skala luas itu karena tiba-tiba terjadi beberapa kekacauan. Mereka sedang menjalankan ujian pasca-sarjana dan itu harus tertunda.
Selain itu, pemerintah kota juga menghadapi wabah deman berdarah, penyakit epidemi alami yang mematikan di wilayah kota Xi'an. Pihak berwenang mendapatkan beban ganda dalam menghadapi masalah tersebut.