- Poin pertama, Gaza disebut akan menjadi zona bebas teror dan tidak akan menimbulkan ancaman bagi negara tetangganya.
- Poin 2, Gaza akan dibangun kembali untuk kepentingan rakyat Gaza itu sendiri.
- Poin 3, jika Israel dan Hamas sepakat dengan proposal ini, perang akan berhenti. Pasukan Israel segera menarik diri untuk mempersiapkan pembebasan sandera oleh Hamas. Seluruh operasi militer Israel akan dihentikan.
- Poin 4, dalam 72 jam setelah Israel menyetujui proposal ini, seluruh sandera (dalam kondisi apapun) akan dipulangkan. Poin 5, ketika sandera sudah tiba di Tel Aviv, Israel bakal membebaskan 250 warga Palestina yang ditahan seumur hidup, 1.700 warga Gaza yang ditahan usai serangan 7 Oktober 2023. Lalu setiap satu sandera Israel yang dipulangkan oleh Hamas, Israel akan memulangkan 15 jenazah warga Gaza.
- Poin 6, setelah semua sandera kembali, Hamas harus berkomitmen untuk hidup berdampingan secara damai dan meletakkan senjata mereka. Anggota Hamas yang ingin meninggalkan Gaza akan dimudahkan jalurnya ke negara penerima.
- Poin 7, setelah proposal disetujui, bantuan akan masuk secara penuh ke Gaza, termasuk renovasi rumah sakit, renovasi infrastruktur air dan listrik. Jalanan pun akan dibuka.
- Poin 8, distribusi dan bantuan yang masuk ke Gaza harus dilakukan oleh PBB dan Bulan Sabit Merah, bersama dengan organisasi internasional lainnya yang tidak terafiliasi dengan Israel atau Hamas.
Ini 20 Poin Proposal Perdamaian Gaza yang Diajukan Trump

- Gaza akan menjadi zona bebas teror dan dibangun kembali.
- Gaza akan dipimpin oleh pemerintahan sementara yang diawasi internasional.
- Israel tidak akan menduduki Gaza, dan proses perdamaian akan berjalan secara bertahap.
New York, IDN Times - Amerika Serikat (AS) merilis proposal perdamaian Gaza yang berisi 20 poin. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pun menyambut usulan Presiden AS Donald Trump tersebut. Salinan proposal perdamaian ini dibagikan AS kepada sejumlah pemimpin negara Arab dan Muslim di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB ke-80 di New York pada 23 September 2025.
Dalam konferensi pers bersama Netanyahu di Washington DC pada Senin 29 September 2025, Trump sempat menyebut nama Presiden RI Prabowo Subianto sebagai sosok yang luar biasa.
“Presiden Indonesia, pemimpin yang luar biasa, Prabowo. Sangat luar biasa, yang dihormati semua orang. Berada di dalam satu ruangan dengan kami (saat itu),” ucap Trump, merujuk pada pertemuan 23 September 2025 di New York.
Adapun pemimpin negara yang hadir kala itu adalah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Mesir, Yordania, Turki, Indonesia dan Pakistan.
Proposal yang dirilis Gedung Putih ini seakan dianggap memberi angin segar kepada nasib Gaza yang telah porak-poranda karena diberondong Israel selama hampir dua tahun.
Dilansir dari Times of Israel, Selasa (30/9/2025), ada sejumlah poin penting dalam proposal ini, salah satunya adalah ada visi untuk membangun kembali Gaza dan Israel tidak akan menduduki Gaza. Saat ini dilaporkan bahwa Hamas tengah mempelajari isi dari proposal AS tersebut.
Sementara Middle East Monitor melaporkan bahwa isi proposal perdamaian Gaza ini disusun oleh sejumlah pejabat AS yakni Steve Witkoff, Mike Pompeo, Robert O’Brien, serta Trump sendiri. Disebutkan pula ada andil dari Tony Blair, Jared Kushner dan sejumlah ahli dari Qatar, Mesir, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi.
Seperti apa isi proposal usulan Trump tersebut?
1. Gaza jadi zona bebas teror
2. Gaza akan dipimpin oleh pemerintahan sementara

- Poin 9, tertulis bahwa Gaza akan diperintah oleh pemerintahan sementara yang terdiri dari para teknokrat Palestina. Komite ini akan diawasi oleh badan internasional bentukan AS, melalui konsultasi dengan negara Arab dan Eropa. Badan ini juga akan membentuk kerangka kerja untuk mendanai pembangunan kembali Gaza hingga Otoritas Palestina menyelesaikan reformasinya.
- Poin 10, akan ada rencana ekonomi Trump untuk membangun kembali Gaza melalui pertemuan para ahli yang berpengalaman dalam membangun kota-kota modern di Timur Tengah serta akan ada rencana menciptakan lapangan kerja.
- Poin 11, sebuah zona ekonomi akan dibentuk, dengan tarif dan tingkat akses yang rendah dan akan dinegosiasikan dengan negara-negara terkait.
- Poin 12, tidak akan ada warga yang dipaksa untuk meninggalkan Gaza dan yang ingin pergi, akan diperbolehkan. Kesempatan untuk tinggal di Gaza terbuka lebar, terlebih untuk membangun Gaza lagi.
- Poin 13, Hamas dan faksi-faksi terkait tidak akan punya peran dalam pemerintahan di Gaza, secara langsung maupun tidak langsung, dalam bentuk apapun. Para pemimpin baru Gaza akan berkomitmen untuk hidup berdampingan secara damai dengan negara-negara tetangga mereka.
- Poin 14, jaminan keamanan akan diberikan oleh mitra regional untuk memastikan bahwa Hamas dan faksi-faksi lain di Gaza mematuhi kewajiban mereka dan bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel atau rakyatnya sendiri. Semua infrastruktur militer, misalnya terowongan, fasilitas senjata, akan dihancurkan. Bakal ada proses demiliterisasi di Gaza yang akan dipantau oleh pemantau independen.
- Poin 15, tertulis bahwa AS bakal bekerja sama dengan negara-negara Arab dan negara-negara lain untuk membentuk dan mengembangkan Pasukan Stabilisasi Internasional atau ISF yang sementara waktu akan ditempatkan di Gaza.
3. Israel tidak akan menduduki Gaza
- Poin 16 tertulis bahwa Israel tidak akan menduduki atau mencaplok Gaza. Militer Israel juga akan mundur. Israel akan menyerahkan wilayah Gaza yang selama ini mereka kuasai kepada ISF. Sedangkan IDF akan mundur setelah kontrol ISF mapan dan stabil.
- Poin 17, jika Hamas menunda proses atau menolak proposal ini, poin-poin di atas akan tetap dilanjutkan, dan secara bertahap militer Israel bakal menyerahkan Gaza ke Pasukan Stabilisasi Internasional.
- Poin 18, akan dilaksanakan dialog antaragama berdasarkan toleransi dan kedamaian eksistensi belah pihak, yang bertujuan mengubah pola pikir dan narasi di Israel dan Gaza.
- Poin 19, ketika pembangunan kembali Gaza berjalan dan program reformasi Otoritas Palestina telah dilaksanakan, akan ada kondisi-kondisi yang tercipta untuk menuju Negara Palestina, yang diakui sebagai aspirasi rakyat Palestina.
- Poin terakhir atau poin 20, AS akan membangun dialog antara Israel dan Palestina untuk menyepakati cakrawala politik bagi koeksistensi damai.