Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Intelijen AS Sebut Iran Tak Buat Senjata Nuklir, Trump: Laporan Itu Salah!

Presiden AS, Donald Trump. (commons.wikimedia.org/	Ali Shaker/VOA, free license)
Presiden AS, Donald Trump. (commons.wikimedia.org/ Ali Shaker/VOA, free license)

Jakarta, IDN Times – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, membantah laporan intelijennya terkait senjata nuklir Iran yang tak pernah ada. Ia kemudian menyalahkan Direktur Intelijen Nasional AS, Tulsi Gabbard.

"Kalau begitu, komunitas intelijen saya salah. Mengapa komunitas intelijen mengatakan itu?" kata Trump, dikutip dari TRT World.

Kesaksian Gabbard terkait senjata nuklir Iran disampaikan di hadapan kongres AS pada Maret. Ia mengatakan bahwa Iran sama sekali tidak sedang mengembangkan senjata nuklir.

Iran juga telah berulang kali membantah terkait tuduhan pengembangan senjata nuklir. Teheran menyatakan pengayaan uranium untuk tujuan damai.

1. Tak ada tanda-tanda bahwa Iran membuat senjata nuklir

Peluncuran Rudal Iran, Qadr, dari peluncur truk dalam Latihan Angkatan Laut Velayat-90. (commons.wikimedia.org/Mohammad Sadegh Heydari)
Peluncuran Rudal Iran, Qadr, dari peluncur truk dalam Latihan Angkatan Laut Velayat-90. (commons.wikimedia.org/Mohammad Sadegh Heydari)

Laporan intelijen AS tampaknya tetap sama. Sumber yang dikutip Reuters menyebut bahwa Iran hingga kini tak membuat senjata nuklir. Iran disebut kemungkinan memerlukan waktu hingga tiga tahun untuk mengembangkan hulu ledak nuklir yang dapat didistribusikan, sebagaimana dikutip BBC.

Beberapa ahli meyakini Iran dapat memproduksi perangkat kasar yang belum teruji dalam waktu yang lebih singkat. Namun efektivitasnya masih belum pasti.

2. Trump marah kepada Gabbard

Buntut dari kesaksian Gabbard, Trump tampaknya kesal terhadap direktur intelijennya tersebut. Ia menepis klaim Gabbard terkait kepemilikan senjata nuklir Iran dan mengatakan bahwa Teheran bisa membuat senjata nuklir dalam hitungan minggu.

Sementara itu, Gabbard mengatakan bahwa apa yang diberitakan oleh media sepenuhnya salah dan berbeda konteks.

"Media yang tidak jujur ​​dengan sengaja mengambil kesaksian saya di luar konteks dan menyebarkan berita palsu sebagai cara untuk menciptakan perpecahan,” katanya, dikutip dari NDTV.

Gabbard kemudian mengklaim bahwa apa yang disebut Trump benar adanya. Dalam unggahannya di X, ia mengatakan intelijen AS menunjukkan Iran berada pada titik di mana mereka dapat memproduksi senjata nuklir dalam hitungan minggu hingga bulan.

"Presiden Trump sudah jelas mengatakan hal itu tidak boleh terjadi, dan saya setuju," tambahnya.

3. AS bakal lancarkan serangan ke Iran

Kapal Perang AS melintas di Selat Hormuz. (commons.wikimedia.org/Petty Officer 2nd Class Matthew Riggs/U.S. Navy)
Kapal Perang AS melintas di Selat Hormuz. (commons.wikimedia.org/Petty Officer 2nd Class Matthew Riggs/U.S. Navy)

AS kini berencana untuk melancarkan serangan ke Iran. Namun Trump mengatakan bahwa rencana itu akan ditindaklanjuti dalam dua pekan ke depan.

"Berdasarkan fakta bahwa ada kemungkinan besar negosiasi yang mungkin terjadi atau tidak dengan Iran dalam waktu dekat, saya akan membuat keputusan apakah akan melakukannya atau tidak dalam dua minggu ke depan. Itu adalah kutipan langsung dari Presiden Trump," kata Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, pada Kamis.

Perang pecah pada 13 Juni ketika Israel melancarkan serangan udara di beberapa lokasi di Iran. Serangan itu menghantam fasilitas militer dan nuklir, yang kemudian mendorong Teheran untuk melancarkan serangan balasan.

Di sisi lain, Israel telah mendesak AS untuk terlibat dalam perang tersebut. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sebelumnya menyatakan bahwa tujuan utamanya adalah mengeliminasi fasilitas nuklir dan militer Iran. Netanyahu kemudian berterima kasih atas dukungan AS terhadap Israel.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us