Israel Telah Bunuh 17 Ilmuwan Nuklir Iran Sejak Perang Dimulai

Jakarta, IDN Times – Sebanyak 17 ilmuwan nuklir Iran telah terbunuh sejak perang pecah pada pekan lalu. Klaim itu diungkap oleh media Israel Channel 12 pada Sabtu (21/6/2025) saat konflik memasuki hari kesembilan.
”Jumlah total ilmuwan nuklir yang diduga tewas sejak awal permusuhan kini mencapai 17 orang,” kata media itu, sebagaimana dilansir dari Anadolu Agency.
Israel juga membunuh seorang ilmuwan Iran, Ithar Tabatabai Kamsha, pada Jumat malam waktu setempat. Kamsa dibunuh dalam sebuah serangan udara di apartemennya di ibu kota Iran, Teheran, bersama Istrinya.
Dua ilmuwan nuklir lainnya juga dinyatakan tewas di hari yang sama. Channel 12 mengklaim bahwa apartemen yang menjadi sasaran tersebut secara khusus dihuni oleh para ilmuwan nuklir. Namun, tak ada informasi lebih lanjut dari aparat berwenang Israel.
1. Operasi Narnia untuk membunuh semua ilmuwan nuklir Iran

Militer Israel (IDF) mengklaim telah membunuh 10 ilmuwan nuklir Iran dalam aksi militer yang disebut Operasi Narnia. Semua ilmuwan terbunuh secara bersamaan saat tidur di rumah mereka.
Menurut Jerussalem Post, Narnia diambil dari sebuah kisah fantasi yang menggambarkan kesulitan operasi itu. Selama operasi berlangsung, IDF membuat perencanaan dengan mengkategorikan para ilmuwan Iran menjadi empat tingkatan untuk dieliminasi.
“Ilmuwan dengan keahlian militer terbanyak dan kesulitan terbesar dalam menggantikan mereka diberi peringkat tertinggi. Israel kemudian menyusun daftar sasaran, siap dieksekusi atas perintah, dengan ilmuwan paling berbahaya di urutan teratas,” lapor media Israel itu.
Ilmuwan dan pakar yang terbunuh adalah tokoh penting dalam program nuklir Iran. Mereka memiliki pengalaman puluhan tahun dalam pengembangan senjata nuklir. Banyak di antara mereka adalah penerus langsung Mohsen Fakhrizadeh, yang sering dianggap sebagai bapak program nuklir Iran.
2. Menhan Israel perintahkan untuk intensifkan serangan ke Iran

Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Israel Katz, juga telah memerintahkan serangan demi menjatuhkan rezim Iran.
”Kami harus menyerang semua simbol rezim dan mekanisme penindasannya, seperti Basij, serta basis kekuatan rezim, Korps Garda Revolusi Islam," kata Katz.
Media Israel, Times of Israel, menilai pernyataan Katz menunjukkan sinyal bahwa tujuan perang Israel adalah menggulingkan rezim Iran. Meski begitu, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Israel terkait hal itu.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sebelumnya hanya mengatakan bahwa menghancurkan program nuklir dan infrastruktur rudal balistik Iran merupakan tujuan utama perangnya.
3. Perang berlanjut, korban terus berjatuhan

Perang pecah pada 13 Juni ketika Israel melancarkan serangan udara di beberapa lokasi di Iran. Serangan itu menghantam fasilitas militer dan nuklir, yang kemudian mendorong Teheran untuk melancarkan serangan balasan.
Pihak berwenang Israel mengatakan sedikitnya 25 orang tewas dan ratusan lainnya terluka sejak serangan rudal Iran.
Sementara itu, di Iran, 430 orang tewas dan lebih dari 3.500 orang terluka akibat serangan Israel, menurut Kementerian Kesehatan Iran.