Israel Jadi Negara Pertama yang Akui Kedaulatan Somaliland

- Israel dan Somaliland membuka arah kerja sama baru.
- Netanyahu mengundang pemimpin Somaliland melakukan kunjungan resmi ke Israel.
- Somalia dan sejumlah negara menolak pengakuan Israel.
Jakarta, IDN Times – Israel pada Jumat (26/12/2025) secara resmi menjadi negara pertama yang mengakui Republik Somaliland sebagai entitas merdeka dan berdaulat. Langkah tersebut menandai fase baru hubungan luar negeri bagi wilayah yang memisahkan diri dari Somalia sejak 1991 dan selama puluhan tahun menjalankan pemerintahan sendiri dengan mata uang, bendera, parlemen, serta stabilitas yang relatif terjaga.
Pengakuan itu ditegaskan melalui deklarasi bersama yang ditandatangani Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, Menteri Luar Negeri Gideon Sa’ar, serta Presiden Somaliland Abdirahman Mohamed Abdullahi, dengan rujukan pada semangat Perjanjian Abraham yang difasilitasi Amerika Serikat (AS).
Secara historis, Somaliland pernah menyatakan kemerdekaan singkat pada 1960 dan sempat memperoleh pengakuan Israel serta sejumlah negara lain sebelum bergabung dengan Somalia. Dalam perkembangannya, kawasan ini membangun perdamaian dan kestabilan yang dinilai lebih kokoh dibandingkan Somalia yang masih dilanda konflik berkepanjangan. Seiring pengakuan tersebut, kedua pihak membuka peluang pembentukan kedutaan besar dan penunjukan duta besar masing masing.
1. Israel dan Somaliland membuka arah kerja sama baru

Dalam kesempatan terpisah, Netanyahu menyampaikan ucapan selamat kepada Presiden Abdullahi melalui sambungan video, sekaligus memuji kepemimpinannya dan mengundang kunjungan resmi ke Israel. Pemerintah Israel juga menyatakan kesiapan untuk segera memperluas kolaborasi di sektor pertanian, kesehatan, teknologi, hingga ekonomi.
“Kami akan bekerja sama untuk memajukan hubungan antara negara dan bangsa kami, stabilitas regional, dan kemakmuran ekonomi,” tulis Menteri Luar Negeri Gideon Sa’ar di media sosial, dikutip dari Al Jazeera.
Presiden Abdullahi menyambut pengakuan tersebut sebagai peristiwa bersejarah dan menyatakan kesiapan Somaliland bergabung dalam Perjanjian Abraham.
“(Keputusan ini) Menandai dimulainya kemitraan strategis yang memajukan kepentingan bersama, memperkuat perdamaian dan keamanan regional, serta memberikan manfaat bersama bagi semua pemangku kepentingan,” katanya.
Ia juga menyampaikan kesediaannya untuk segera melakukan kunjungan ke Yerusalem.
2. Somalia dan sejumlah negara menolak pengakuan Israel

Pemerintah Somalia menolak pengakuan atas pemisahan Somaliland dan segera menggelar rapat darurat untuk merespons keputusan Israel. Dalam perkembangan selanjutnya, menteri luar negeri Somalia, Mesir, Turki, dan Djibouti melakukan pembicaraan melalui sambungan telepon serta menyatakan dukungan penuh terhadap persatuan dan keutuhan wilayah Somalia. Mereka menilai langkah tersebut berpotensi menciptakan preseden berbahaya yang bertentangan dengan Piagam Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Sikap serupa disampaikan Sekretaris Jenderal Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) Jasem Mohamed AlBudaiwi yang mengecam keras keputusan Israel sebagai pelanggaran serius hukum internasional. Turki juga menilainya sebagai bentuk campur tangan terhadap urusan domestik Somalia. Para menteri yang terlibat turut menegaskan penolakan atas segala rencana pengusiran rakyat Palestina dari tanah mereka.
3. Posisi strategis Somaliland menarik perhatian Israel

Dari sisi geopolitik, posisi Somaliland di Teluk Aden yang berdekatan dengan Yaman memberi nilai strategis bagi Israel, terutama terkait ancaman pemberontak Houthi di kawasan Laut Merah. Wilayah ini dipandang berpotensi dimanfaatkan sebagai lokasi pemantauan intelijen serta berbagai kegiatan keamanan. Saat ini, Somaliland telah menjadi lokasi pangkalan militer Uni Emirat Arab (UEA) di Berbera yang dilengkapi pelabuhan modern dan landasan udara, dilansir dari The Guardian.
Dalam beberapa tahun terakhir, Somaliland juga membangun hubungan erat dengan UEA sebagai salah satu penandatangan Perjanjian Abraham serta dengan Taiwan. Di Amerika Serikat, sejumlah tokoh Partai Republik, termasuk Senator Ted Cruz, aktif mendorong penguatan relasi antara Somaliland dan Israel. Hingga kini, Amerika Serikat belum mengubah posisinya terkait pengakuan atas Somaliland.

















