Dukung Somalia, Presiden Mesir Kecam Kesepakatan Ethiopia-Somaliland

Jakarta, IDN Times - Presiden Mesir tidak akan membiarkan ancaman apa pun terjadi pada Somalia, menyusul pernyataan Ethiopia yang akan mempertimbangkan untuk mengakui kemerdekaan Somaliland dengan imbalan akses ke pelabuhan laut.
Somaliland mendeklarasikan kemerdekaan dari Somalia pada 1991, tetapi belum mendapat pengakuan dari negara mana pun. Kesepakatan sewa pelabuhan awal bulan ini akan memberi keuntungan bagi Ethiopia yang tidak memiliki garis pantai. Namun, kesepakatan tersebut telah membuat marah Somalia.
“Mesir tidak akan membiarkan siapa pun mengancam Somalia atau mempengaruhi keamanannya,” kata Sisi pada Minggu (21/1/2024), dikutip dari Reuters.
“Jangan menguji Mesir, atau mencoba mengancam saudara-saudaranya terutama jika mereka meminta untuk campur tangan,” tambahnya.
1. Ethiopia berencana sewa wilayah pantai di Teluk Aden untuk tujuan militer dan komersial
Dalam nota kesepahaman tanggal 1 Januari, Ethiopia mengatakan bahwa pihaknya akan mempertimbangkan untuk mengakui kemerdekaan Somaliland dengan imbalan akses pelabuhan. Mereka akan menyewa 20 km wilayah pantai di sekitar pelabuhan Berbera, di Teluk Aden, selama 50 tahun untuk tujuan militer dan komersial.
Saat ini, pelabuhan utama ekspor maritim Ethiopia berada di negara tetangga Djibouti.
Somalia, yang mengklaim Somaliland sebagai bagian dari wilayahnya, pada Kamis (18/1/2024) menegaskan bahwa mereka tidak membuka ruang mediasi dengan Ethiopia, kecuali Addis Ababa mau membatalkan perjanjiannya dengan Somaliland.
2. Sisi sarankan kerja sama dalam pembangunan
Sisi juga mengatakan, kesepakatan Ethiopia dengan Somaliland tidak akan disetujui oleh pihak mana pun.
“Pesan saya kepada Ethiopia adalah mencoba merebut sebidang tanah untuk menguasainya adalah sesuatu yang tidak akan disetujui oleh siapa pun,” kata Sisi, seraya menambahkan bahwa kerja sama dalam pembangunan merupakan strategi yang lebih baik.
Sementara itu, perwakilan Ethiopia belum menanggapi pernyataan Sisi tersebut .
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Mesir juga menyebut Ethiopia sebagai sumber ketidakstabilan di kawasan tersebut. Hubungan kedua negara telah menegang selama bertahun-tahun karena perselisihan mengenai bendungan besar yang dibangun Ethiopia di Sungai Nil Biru.
3. Kesepakatan pelabuhan dapat memancing negara lain untuk mengakui Somaliland
Setelah berpisah dengan Somalia pada 1991, Somaliland telah menjadi negara merdeka secara de facto. Mereka memiliki mata uang, parlemen dan misi diplomatik luar negerinya sendiri.
Namun, Somaliland hingga saat ini masih belum diakui oleh negara mana pun. Tanpa pengakuan, negara itu kesulitan menarik investasi dan terputus dari pendanaan internasional, yang sebagian besar disalurkan melalui Mogadishu.
Pemerintah negara-negara Barat mengatakan, mereka tidak akan mengakui kemerdekaan Somaliland, sampai negara-negara di Afrika melakukannya. Namun, para pemimpin di benua tersebut masih menolak hal tersebut.
Dalam sebuah wawancara dengan Observer, Menteri Luar Negeri Somaliland Essa Kayd mengatakan kesepakatan pelabuhan dengan Ethiopia akan melegitimasi penentuan nasibnya sendiri, dan dapat memancing negara-negara lain untuk mengakui wilayah tersebut.
“Pengakuan adalah apa yang kami perjuangkan selama ini dan itu adalah hal terpenting yang bisa kami tawarkan kepada masyarakat Somaliland,” kata Kayd.