Israel Tangkap Saudara Perempuan Ketua Hamas Ismail Haniyeh

Jakarta, IDN Times - Pasukan keamanan Israel menangkap saudara perempuan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Tel Sheva karena dicurigai memiliki hubungan dengan Hamas dan terlibat dalam berbagai aksi kelompok tersebut.
Zebah Abdel Salem Haniyeh, yang berusia 57 tahun, ditahan sebagai kerabat dekat seorang anggota senior Hamas menurut laporan beberapa media Israel dan polisi pada Senin (1/4/2024) pagi.
”Operasi tersebut, yang dijuluki ’Early Dawn’, dilakukan melalui upaya multi-departemen,” lapor Jerusalem Post.
Operasi dilakukan dengan melibatkan pihak keamanan Shin Bet, polisi perbatasan, IDF, dan unit udara Polisi Israel.
1. Akan dibawa ke pengadilan setempat
Selama penggerebekan di kompleks rumah Haniyeh, pasukan keamanan dilaporkan menemukan dokumen, media, telepon, dan bukti lain yang menunjukkan partisipasinya dalam pelanggaran keamanan serius.
Menurut polisi, Haniyeh akan dibawa ke Pengadilan Beersheba pada Senin malam untuk meminta perpanjangan penahanannya.
Mengomentari operasi penangkapan tersebut, Komandan Distrik Selatan Inspektur Amir Cohen menekankan bahwa setiap aset yang tersedia akan digunakan untuk menjamin perdamaian dan keamanan bagi warga Israel.
2. Haniyeh kini masih berada di Qatar

Sejauh ini, belum ada informasi terkait respons Haniyeh ataupun Hamas.
Dilansir WION, Haniyeh merupakan Ketua Hamas yang saat ini berbasis di Qatar. Pemimpin Hamas tersebut menjadi dalang utama di balik penyerangan pada 7 Oktober 2023 lalu.
Dua mantan pejabat senior AS baru-baru ini menyerukan tindakan militer terhadap Hamas yang diduga diberi tempat perlindungan di Doha. Mereka mengatakan bahwa tindakan militer harus dilakukan jika pemerintah Qatar tidak menyerahkan para pemimpin Hamas ke AS atau Israel.
Mark Wallace, mantan perwakilan AS untuk PBB dan ketua Persatuan Melawan Nuklir Iran yang berbasis di New York, mengatakan bahwa para pemimpin Hamas beroperasi di depan mata.
“Kita tidak perlu ragu untuk bertindak secara militer di wilayah Qatar untuk mengadili Ismail Haniyeh dan kepemimpinan Hamas,” tambah Wallace.
3. Perang di Gaza berlanjut

Penangkapan kerabat dekat Haniyeh terjadi bersamaan dengan penarikan pasukan Israel di Rumah Sakut Al-Shifa di Gaza. Israel mengakhiri pengepungan di lokasi tersebut setelah dua pekan lamanya.
Sementara itu, perang di Gaza masih terus berlanjut hingga kini. Lebih dari 32.700 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah terbunuh di Gaza, ditambah dengan kehancuran massal, pengungsian dan kelaparan.
Direktur Regional UNICEF untuk Timur Tengah, Adele Khodr, mengatakan Gaza bukan hanya krisis kemanusiaan tetapi juga krisis “moral”.
“Ini adalah ujian bagi kemanusiaan dan kemampuan kita untuk menyelamatkan nyawa anak-anak,” katanya, dilansir Anadolu.