Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jaksa ICC Penuntut Netanyahu Tersandung Kasus Pelecehan Seksual  

Jaksa ICC, Karim Khan. (x.com/@IntlCrimCourt)
Jaksa ICC, Karim Khan. (x.com/@IntlCrimCourt)

Jakarta, IDN Times - Jaksa Kepala Mahkamah Pidana Internasional (ICC), Karim Khan, tersandung tuduhan pelecehan seksual saat menangani kasus kejahatan perang Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Skandal internal ini dilaporkan Associated Press pada Jumat (25/20/2024).

Khan dilaporkan berupaya memaksa staf perempuannya menjalin hubungan seksual selama lebih dari setahun dan melakukan pelecehan fisik. Namun, tuduhan ini dibantah oleh Khan.

Beberapa pejabat ICC menduga, tuduhan ini merupakan bagian dari kampanye pencemaran nama baik oleh intelijen Israel. Sementara, dua rekan kerja korban di kantor pusat ICC di Den Haag melaporkan dugaan pelecehan tersebut ke badan pengawas independen ICC.

Korban yang masih bekerja di pengadilan tersebut enggan berkomentar. Namun, orang-orang dekatnya mengungkapkan keengganan awal korban melaporkan kasus dipicu ketidakpercayaan terhadap sistem pengawasan internal ICC.

1. Kasus dilaporkan lima bulan lalu

Tuduhan pelecehan terhadap Khan pertama kali dilaporkan pada awal Mei 2024. Namun, penyelidikan dihentikan setelah lima hari karena korban tidak mengajukan pengaduan formal. Selama proses tersebut, Khan tidak pernah dimintai keterangan terkait tuduhan ini.

Skandal ini akhirnya mencuat ke publik setelah akun anonim @ICC_Leaks membocorkan beberapa tuduhan minggu lalu di media sosial. Kongres Amerika Serikat (AS) pun mulai menyelidiki kasus ini, terkait waktunya yang berdekatan dengan tuntutan terhadap Netanyahu.

Korban kini telah meminta badan anggota negara yang mengawasi ICC untuk melakukan penyelidikan eksternal. Seorang pejabat ICC membenarkan bahwa permintaan tersebut masih dalam pertimbangan.

2. Pelecehan berlangsung selama setahun

Investigasi mengungkap pola perilaku yang mencurigakan dari Khan terhadap staf perempuannya.

"Ini bukan sekadar pelecehan sekali atau rangkulan di bahu yang bisa disalahartikan. Ini adalah pola perilaku yang berulang selama jangka waktu yang lama," ungkap salah satu sumber yang dekat dengan korban kepada Associated Press secara anonim.

Meski investigasi internal tidak menemukan bukti pelanggaran, badan pengawas ICC tetap mengeluarkan memo yang meminta Khan membatasi kontak dengan korban. Hal ini dilakukan untuk melindungi hak semua pihak dan menjaga integritas pengadilan.

Tinjauan eksternal ICC pada 2020 mengungkap adanya ketakutan di kalangan staf untuk melaporkan pelanggaran oleh pejabat senior. Kondisi ini dinilai turut mempengaruhi keengganan korban mengajukan pengaduan formal.

3. Senator AS pertanyakan waktu tuntutan Netanyahu

ilustrasi bendera Amerika Serikat. (unsplash.com/Brandon Mowinkel)
ilustrasi bendera Amerika Serikat. (unsplash.com/Brandon Mowinkel)

Melansir The Inquirer, beberapa hari setelah investigasi internal ditutup, Khan mengajukan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu atas tuduhan kejahatan perang pada 20 Mei. Langkah ini menimbulkan pertanyaan dari seorang pejabat AS yang dekat dengan Israel.

"Awan moral lain menaungi keputusan mendadak jaksa Khan untuk menghentikan keterlibatan dengan Israel dan mengajukan surat perintah penangkapan," tulis Senator dari Carolina Selatan, Lindsey Graham.

Ketegangan antara ICC dan Israel memang sudah berlangsung lama. The Guardian melaporkan bahwa intelijen Israel diduga telah menargetkan staf senior ICC selama satu dekade terakhir.

ICC sendiri menghadapi berbagai tekanan politik, termasuk serangan siber yang melumpuhkan aktivitasnya selama berminggu-minggu pada September lalu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Leo Manik
EditorLeo Manik
Follow Us