Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jepang Laporkan Lagi Profesor Asal China Hilang Misterius

Bendera Jepang. (Unsplash.com/ Roméo A.)

Jakarta, IDN Times - Jepang mengatakan bahwa pihaknya sedang memantau laporan mengenai hilangnya profesor China yang bekerja di universitas di Tokyo, ketika kembali ke negaranya lebih dari setahun yang lalu.

Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi membenarkan laporan baru-baru ini, bahwa Fan Yuntao dari Asia University Jepang masih belum ditemukan.

"Ini adalah masalah yang mungkin terkait dengan hak asasi manusia profesor tersebut, yang telah terlibat dalam pendidikan di universitas Jepang selama bertahun-tahun," kata Hayashi pada Senin (22/4/2024), dikutip dari Kyodo News.

Meski begitu, Hayashi menolak untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai kasus tersebut. Menurutnya, itu adalah masalah sensitif.

1. Profesor China di Universitas Asia Jepang hilang setelah kunjungi tanah airnya

Fan adalah ahli hukum dan politik internasional. Pada akhir Februari 2023, dia pulang ke Shanghai dan berniat kembali ke Tokyo pada April tahun lalu. Namun, keluarganya yang tinggal di Jepang belum melakukan kontak dengannya sejak saat itu, kata sumber diplomatik.

Sumber juga mengatakan bahwa sebelum Fan menghilang. Dia dihubungi pihak berwenang China. Kemungkinan mereka menginterogasinya.

Sementara itu, tempat kerja Fan di Asia University mengatakan bahwa dia sedang cuti. Pihaknya menolak berkomentar lebih lanjut dengan alasan masalah privasi.

2. China bungkam terkait kasus tersebut

Ilustrasi bendera China. (unsplash.com/Arthur Wang)

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, mengatakan bahwa pihaknya tidak mengetahui informasi yang berkaitan dengan Fan. Hilangnya Fan telah menarik perhatian dan diperkirakan akan menambah deretan ketegangan dalam hubungan Beijing-Tokyo, yang telah dilanda beberapa masalah.

Di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping, yang menekankan keamanan nasional, pemerintah China telah meningkatkan pengawasan terhadap warganya di luar negeri dan warga negara asing yang berada di China dalam beberapa tahun terakhir

Pada Juli tahun lalu, Beijing memberlakukan revisi undang-undang anti-spionase, guna memperluas cakupan spionase. Namun, undang-undang tersebut dinilai tidak jelas mengenai apa yang dianggap sebagai tindakan spionase. Hal ini pun menimbulkan kekhawatiran ihwal kemungkinan penerapan yang sewenang-wenang.

3. Kasus yang sama kerap terjadi

Ilustrasi borgol. (unsplash.com/niu niu)

Laporan mengenai Fan Yuntao datang hanya sebulan setelah laporan hilangnya profesor sastra dan linguistik di Kobe Gakuin University, Hu Shiyun.

Hu disebut kembali ke China untuk untuk sementara pada Agustus tahun lalu. Keluarganya di Jepang mengatakan bahwa mereka tidak dapat menghubunginya dan kemungkinan ditahan oleh China, dikutip dari Yomiuri Shimbun.

The Straits Times melaporkan, profesor yang mengajar di Hokkaido University of Education Jepang, Yuan Keqin, melakukan perjalanan ke China guna menghadiri pemakaman keluarga pada 2019. Namun, China kemudian melaporkan bahwa dirinya mengaku sebagai mata-mata sehingga ditahan. 

Pada 2013, Zhu Jianrong, seorang profesor di Toyo Gakuen University di Tokyo, menghilang dalam perjalanan pulang. Dia ditahan oleh otoritas China karena dicurigai melakukan pengumpulan intelijen ilegal.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rahmah N
EditorRahmah N
Follow Us