Jerman Larang Pengiriman Gas Rusia di Seluruh Pelabuhannya

Jakarta, IDN Times - Jerman melarang terminal gas dan pelabuhan di negaranya menerima pengiriman gas alam cair (LNG) dari Rusia pada Kamis (14/11/2024). Kebijakan ini sebagai bentuk protes terhadap Rusia atas agresi militernya di Ukraina.
Sejak dimulainya perang, Jerman sudah berupaya mengurangi ketergantungan gas alam dari Rusia dan mencari sumber dari negara lain. Sebelumnya, Jerman menjadi negara pengimpor gas alam Rusia terbesar di Eropa.
1. Muncul kabar pengiriman gas alam cair dari Rusia
Kebijakan ini datang setelah adanya sebuah surat dari Kementerian Ekonomi Jerman yang menginstruksikan Deutsche Energy Terminal (DET), agar tidak menerima segala pengiriman LNG dari Rusia.
Terdapat informasi bahwa DET akan menerima pasokan gas alam dari Rusia di terminal Brunsbuettel pada Minggu (17/11/2024). Dalam surat itu, Jerman akan membiarkan kapal pengirim gas lewat dan tidak berhenti di teritori negaranya untuk membebaskan negaranya dari ketergantungan gas Rusia
Melansir Financial Times, mayoritas pengiriman LNG asal Rusia menuju ke Prancis, Spanyol, dan Belgia karena perusahaan di sana masih terikat kontrak jangka panjang. Berlin juga memastikan bahwa negaranya tidak lagi mengimpor gas alam Rusia secara langsung sejak invasi Ukraina.
Selama ini, baru Amerika Serikat dan Inggris yang melarang pengiriman gas alam Rusia di negaranya sejak 2022. Sementara, beberapa negara anggota UE masih mengimpor gas alam dari Rusia.
2. Scholz akan berbicara dengan Putin untuk selesaikan perang di Ukraina

Pada Minggu (10/11/2024), Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan keinginannya untuk berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam rangka mengakhiri peperangan di Ukraina.
"Ya, saya memutuskan akan berbicara dengan presiden Rusia di saat yang tepat. Namun, saya adalah seorang politikus yang bertanggung jawab. Maka dari itu, saya akan melakukannya sendirian," tutur Scholz, dikutip dari The Moscow Times.
Pada hari yang sama, Scholz sudah berbicara dengan Presiden terpilih AS Donald Trump untuk membahas masalah pengembalian perdamaian di Eropa. Terdapat kekhawatiran terpilihnya Trump akan mengurangi bantuan militer ke Ukraina.
Sementara itu, sinyal dialog antara Jerman dan Rusia lewat sambungan telepon ini kemungkinan akan dilakukan bertepatan dengan acara KTT G20 di Brasil yang diselenggarakan pada 18-19 November.
3. Jerman akan kirim sistem pertahanan udara ke Ukraina

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sudah mengadakan dialog dengan Scholz pada Rabu. Ia mengaku berterima kasih dan bersyukur atas bantuan sistem pertahanan udara dan anti-misil dari Jerman.
"Kami sudah mendiskusikan pengiriman sistem pertahanan IRIS-T serta kerja sama dalam pembangunan sistem anti-serangan udara di Eropa. Kami juga mendiskusikan mengenai format Ramstein, kolaborasi yang menguntungkan Ukraina dan seluruh rekan kami. Ini adalah kekuatan kolektif," terang Zelenskyy, dilansir Euronews.
Ia menambahkan, tujuan strategis dari kerja sama kolektif tersebut untuk produksi sistem pertahanan udara dan anti-misil yang dibutuhkan di Ukraina.
Sebagai informasi, format Ramstein atau disebut dengan Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina adalah aliansi dari 57 negara untuk mendukung pertahanan Ukraina dalam merespons invasi Rusia.