Jerman Tarik Dubesnya dari Rusia imbas Serangan Siber

Jakarta, IDN Times - Jerman telah menarik Duta Besar untuk Rusia, Alexander Graf Lambsdorf, ke Berlin pada Senin (6/5/2024). Dia akan diajak untuk berkonsultasi selama seminggu terkait serangan siber yang dikaitkan dengan Rusia.
Jerman pekan lalu menuduh militer Rusia sebagai dalang peretasan terhadap Partai Sosial Demokrat sayap kiri yang berkuasa. Rusia telah dikaitkan dengan berbagai serangan siber di Eropa.
1. Jerman menanggapi serangan dengan serius

Jerman mengatakan, pemanggilan itu merupakan keputusan dari Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock.
“Pemerintah menangani masalah ini dengan sangat serius, dan kami yakin ini adalah serangan terhadap demokrasi liberal kami,” kata Kathrin Deschauer, juru bicara kementerian, dikutip dari Anadolu Agency.
Dia mengatakan, Lambsdorff diminta kembali ke Berlin untuk berkonsultasi setelah penyelidikan menyimpulkan Rusia berada di balik serangan siber terhadap partai Kanselir Jerman Olaf Scholz.
“Dia telah dipanggil kembali untuk berkonsultasi, dan dia akan tinggal di Berlin selama seminggu, dan kemudian dia akan kembali ke Moskow,” ujar Deschauer.
Keputusan Berlin untuk menarik diplomatnya terjadi tiga hari setelah memanggil utusan Rusia sebagai protes atas dugaan serangan tersebut.
2. Penyerang dikaitkan dengan badan intelijen militer Rusia

Pekan lalu, Baerbock memperingatkan bahwa serangan hibrida Rusia akan berdampak pada Moskow. Dilansir DW, investigasi pemerintah menemukan serangan siber dilakukan oleh APT28 atau juga dikenal sebagai Fancy Bear, yang dituduh melakukan puluhan serangan siber di seluruh dunia. Kelompok itu terkait dengan badan intelijen militer GRU Moskow.
Mereka diyakini telah melancarkan serangan terhadap sasaran Jerman, termasuk perusahaan pertahanan dan kedirgantaraan, sekitar dua tahun lalu.
Pihak berwenang mengatakan peretas menyerang dengan mengeksploitasi kerentanan yang tidak diketahui pada perangkat lunak Microsoft Outlook untuk menyusupi akun email.
3. Rusia dituduh melakukan serangan siber di Eropa

Kampanye siber ini juga berdampak pada negara lain termasuk Ceko, Lithuania, Polandia, Slovakia, dan Swedia.
Pada Senin, Ceko mengumumkan telah memanggil duta besar Rusia atas dugaan serangan siber terhadap institusi dan infrastruktur penting negara.
“Kami telah meminta Federasi Rusia untuk menahan diri dari perilaku ini, yang bertentangan dengan standar Perserikatan Bangsa-Bangsa dan kewajibannya sendiri,” kata Menteri Luar Negeri Ceko Jan Lipavsky.
Rusia sering dituduh terlibat dalam aktivitas peretasan dan mata-mata di Eropa, terutama sejak invasi mereka ke Ukraina pada 2022. Ada peningkatan kekhawatiran keterlibatan Rusia menjelang pemilu Eropa pada bulan depan.