Rusia Akan Beri Sanksi Negara Baltik yang Berkelakuan Buruk

Jakarta, IDN Times - Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia Maria Zakharova, pada Minggu (5/4/2024), mengungkapkan bahwa negara-negara Baltik telah bertindak buruk terhadap Rusia. Ia menegaskan, Moskow akan membalas dan memberlakukan sanksi kepada tiga negara tersebut.
"Karena tindakan buruk secara terbuka dari Vilnius, Riga, dan Tallinn, semua hubungan antar-departemen, regional, dan sektoral dengan Rusia terus memburuk. Kami akan membalas dengan kebijakan setimpal, terutama di bidang ekonomi dan transit," terangnya, dikutip Reuters.
Belakangan ini, hubungan Rusia dan negara-negara Baltik terus memanas di tengah dugaan intervensi sistem GPS di Laut Baltik. Finlandia dan Estonia menemukan bahwa aktivitas militer Rusia yang mengakibatkan macetnya GPS dan berimbas gagalnya pesawat sipil mendarat.
1. Rusia klaim tidak ingin merusak hubungan dengan negara-negara Baltik
Zakharova menekankan, Rusia sebenarnya tidak ingin memutus atau memperburuk hubungan dengan negara-negara Baltik. Ia menyebut Latvia, Lithuania, dan Estonia yang sengaja merusak hubungan dengan Rusia.
"Ini sangat disayangkan kami ada di titik ini. Rusia tidak pernah menginisiasi rusaknya hubungan diplomatik dengan negara lain dan terus memperbaiki hubungan lewat dialog. Meskipun ada negara yang terus mempersulit hubungan dengan kami," ujarnya, dilansir Tass.
"Negara-negara Baltik memang sukses dan dalam merusak hubungan diplomatik dengan Rusia. Dengan tindakan itu semua, maka hubungan antardepartemen antara Rusia dan negara-negara Baltik terancam putus," tambahnya.
Ia menambahkan, negara-negara Baltik dihuni oleh warga etnis Rusia yang menuturkan bahasa Rusia dan harus melindungi haknya.
2. Rusia kecam proposal pembatasan penerbangan ke Kaliningrad

Hubungan Rusia dengan negara Baltik juga memburuk akibat pembatasan penerbangan ke Kaliningrad. Kepala Pers Kaliningrad Dmitry Lyskov menyebut, tindakan itu tidak bisa dibenarkan.
"Sayangnya, kami melihat pernyataan politikus di negara tetangga kami menjadi lebih dan lebih konyol dan semakin aneh. Pertama, kami mengingatkan bahwa transit di Kaliningrad hanyalah pesawat penumpang dan bukan untuk militer," terangnya.
Ia pun menerangkan bahwa sistem GPS yang digunakan pesawatnya sama seperti yang digunakan di Eropa. Ia menekankan, pesawatnya yang melintasi Laut Baltik tidak mengalami masalah apapun.
"Terkait pembatasan, pesawat kami seharusnya dapat terbang bebas di atas Laut Baltik. Sekarang, saya ingin bertanya kepada Finlandia, apa perbedaan antara sistem GPS pesawat Aeroflot dengan Boeing atau Airbus, seperti yang digunakan Finnair? Jawabannya mudah, tidak ada," sambungnya.
3. Latvia mulai bangun lubang anti-tank di perbatasan Rusia

Pekan lalu, militer Latvia telah memulai penggalian lubang anti-tank sebagai bagian dari garis pertahanan di perbatasan Rusia. Garis pertahanan pertama ini dibangun di dekat pintu perbatasan Terekhovo dan Ludza yang hanya berjarak 1 km dari perbatasan Rusia.
"Kami memulai penggalian jalan dan membuat lubang anti-tank di sini sehingga kendaraan tidak dapat dengan leluasa berjalan melewat area ini, termasuk tank. Lubang ini sudah didesain dengan benar dan akan menjalankan tugasnya dengan baik," ungkap Letnan Kolonel Kaspars Lazdins, dikutip The Kyiv Independent.
Sebelumnya, Latvia bersama Estonia dan Lithuania sudah menyetujui pembangunan garis pertahanan Baltik di sepanjang perbatasan Rusia dan Belarus. Langkah ini sebagai bagian dari pertahanan menghadapi potensi serangan Rusia.