Kapten Kapal China Didakwa Rusak Kabel Bawah Laut Taiwan

- Kapten kapal China didakwa merusak kabel komunikasi bawah laut di Taiwan, menimbulkan ketegangan baru antara kedua pihak.
- Kejaksaan Tainan menuduh Wang bertanggung jawab atas kerusakan kabel dan tidak kooperatif selama penyelidikan.
- Taiwan meningkatkan pengawasan terhadap jalur kabel komunikasi bawah laut yang vital bagi konektivitas global.
Jakarta, IDN Times – Seorang kapten kapal asal China didakwa oleh otoritas Taiwan karena merusak kabel komunikasi bawah laut di perairan barat daya pulau tersebut pada Februari lalu. Ini merupakan dakwaan pertama dalam sejarah Taiwan terkait sabotase kabel laut yang meningkat sejak awal tahun.
Kapal bernama Hong Tai 58 yang diawaki kru asal China dan terdaftar di Togo kini menjadi sorotan utama dalam ketegangan baru antara kedua pihak. Kejaksaan di Kota Tainan mengidentifikasi tersangka hanya dengan marga Wang, dan menyatakan ia bertanggung jawab atas kerusakan kabel tersebut.
Dugaan muncul setelah kapal itu menurunkan jangkar di dekat jalur kabel bawah laut, yang kemudian mengalami gangguan. Wang membantah dakwaan itu, tetapi menolak mengungkap siapa pemilik kapal yang dia nahkodai.
Pihak berwenang menyatakan sikap Wang selama penyelidikan dinilai tidak kooperatif dan bermasalah. Tujuh warga negara China lainnya yang turut ditahan bersama Wang tidak didakwa, dan akan segera dipulangkan ke China. Taiwan menyebut ini sebagai kasus perdana terkait sabotase kabel bawah laut di tengah eskalasi ketegangan dengan China.
1. Dugaan sabotase memicu dakwaan perdana

Kejaksaan Tainan mengungkapkan bahwa dakwaan terhadap Wang muncul setelah penyelidikan mendalam terhadap aktivitas kapal Hong Tai 58. Kapal tersebut diyakini telah menjatuhkan jangkar di wilayah yang dilintasi kabel komunikasi bawah laut penting bagi Taiwan. Langkah ini dianggap sebagai tindakan yang disengaja dan membahayakan infrastruktur strategis pulau itu.
“Kami mendakwa Wang karena dia bertanggung jawab atas kerusakan kabel tersebut,” demikian pernyataan Kejaksaan Tainan, dikutip dari The Japan Times, Jumat (11/4/2025).
Ia diketahui menolak memberikan keterangan lebih lanjut tentang siapa pemilik kapal dan menunjukkan sikap tidak bersahabat selama interogasi.
Kepemilikan kapal hingga kini belum dapat dipastikan, dan pengacara yang mewakili Wang belum berhasil ditemukan. Kejadian ini memicu perhatian luas karena merupakan dakwaan pertama terhadap pelaku asing atas kerusakan kabel laut Taiwan.
2. China dituding lakukan operasi abu-abu

Kasus ini terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran Taiwan terhadap apa yang mereka sebut sebagai aktivitas “gray zone” dari China. Aktivitas ini mencakup tindakan non-militer seperti pelayaran kapal asing, pengerukan pasir, hingga penerbangan balon di sekitar pulau. Tujuannya adalah menekan Taiwan tanpa konfrontasi terbuka.
Dalam pernyataan sebelumnya, China justru menuduh Taiwan memanipulasi isu untuk kepentingan politik.
“Taiwan melemparkan tuduhan sebelum fakta jelas,” kata juru bicara Kantor Urusan Taiwan China, dikutip dari The Guardian, Jumat (11/4). Pemerintah China belum memberikan tanggapan resmi atas dakwaan ini.
Taiwan berulang kali membantah klaim kedaulatan China dan menekankan bahwa langkah-langkah seperti dakwaan ini merupakan bagian dari perlindungan kedaulatan hukum mereka. Pemerintah Taiwan juga menyoroti kemiripan pola kejadian ini dengan sabotase kabel laut di Laut Baltik pascainvasi Rusia ke Ukraina.
3. Taiwan perketat pengawasan laut dan data kapal

Kementerian Digital Taiwan mencatat lima insiden kerusakan kabel laut sejak awal 2025, naik dari tiga kasus pada 2024 dan 2023. Peningkatan ini mendorong penjaga pantai dan lembaga pertahanan Taiwan memperketat pengawasan terhadap jalur kabel komunikasi bawah laut yang vital bagi konektivitas global.
Pihak berwenang telah menyusun daftar hitam berisi hampir 100 kapal yang diduga terkait China, tetapi terdaftar atas nama negara ketiga. Kapal-kapal ini beroperasi di sekitar Taiwan dan menjadi fokus pemantauan intensif. Beberapa di antaranya sudah pernah terlibat insiden serupa, termasuk satu kapal yang dicurigai merusak kabel di lepas pantai utara Taiwan pada Januari. Mereka menilai insiden-insiden ini sebagai bentuk tekanan tidak langsung yang makin sistematis terhadap kedaulatan digital Taiwan.
Perlindungan jalur komunikasi bawah laut menjadi perhatian strategis, mengingat sebagian besar koneksi internet Taiwan ke dunia luar bergantung pada kabel tersebut. Gangguan sedikit saja bisa menyebabkan dampak besar pada sektor ekonomi dan keamanan nasional.