Kemlu Rutin Pantau Situasi 12 WNI Relawan di Gaza

- Kemlu RI berkomunikasi dengan MER-C dan WHO untuk memantau para relawan WNI di selatan Gaza
- Total 12 relawan WNI tergabung dalam Emergency Medical Team (EMT) MER-C, tinggal di guest house, dan akan bergerak ke rumah sakit atau klinik yang ditentukan
Jakarta, IDN Times - Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha menegaskan, Kemlu RI terus berkomunikasi dengan para relawan WNI yang saat ini ada di selatan Gaza, serta MER-C.
“Kemlu terus berkoordinasi dengan MER-C sebagai induk organisasi yang menempatkan para relawan di Gaza. Hingga saat ini kondisi para relawan dalam keadaan selamat,” kata Judha dalam pesan singkatnya, Jumat (17/5/2024).
“Secara khusus, Kemlu juga berkoordinasi dengan WHO yang mengelola proses masuk dan keluar para relawan medis MER-C dari Gaza,” imbuhnya.
Judha menambahkan bahwa komunikasi dengan para relawan WNI di Gaza ini dilakukan setiap hari guna memonitor kondisi mereka.
1. Ada 12 WNI di Gaza selatan

Sementara itu, Arief Rahman dari MER-C mengungkapkan bahwa saat ini total ada 12 relawan WNI yang tergabung dalam Emergency Medical Team (EMT) MER-C. Adapun 12 orang ini terdiri dari 9 orang petugas medis, dan 3 orang non-medis.
“Saat ini mereka tinggal di guest house yang kita sewa untuk mereka menginap. Teman-teman ini akan bergerak ke menuju RS atau klinik yang sudah ditentukan di penugasan di Gaza selatan yaitu RS Yusuf El Najar, RS Al Helal El Emirati, dan Klinik Tal Al Sultan,” ujar Arief dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (15/5/2024).
Menurutnya, kondisi saat ini di tempat mereka bekerja terbilang aman, namun mereka juga harus waspada saat bergerak dari guest house ke rumah sakit atau klinik.
Para relawan ini akan menginfokan terlebih dahulu posisi mereka dan ke mana mereka akan bergerak kepada pihak-pihak tertentu agar bisa dikenali bahwa pergerakan mereka ini adalah pergerakan relawan.
2. Masih ada satu tim yang menunggu di Kairo
Selain itu, saat ini di Kairo, Mesir, masih ada satu EMT MER-C yang beranggotakan tujuh orang yang masih menunggu agar bisa masuk ke Gaza. Mereka harus menunggu sampai situasi di perbatasan kondusif.
“Seandainya kondusif dan membaik atau terjadi gencatan senjata permanen, teman-teman bisa bergerak masuk ke Rafah. Tapi kalau sampai visa mereka sudah habis dan kondisi belum memungkinkan, jadi mereka harus kembali ke Indonesia,” ungkap Arief.
3. Jumlah korban tewas di Gaza terus meningkat
Jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan dari Israel terus bertambah. Per kemarin, jumlah korban tewas mencapai 35.272 orang.
“Lalu, 78.827 orang juga terluka. Angka ini termasuk korban dalam 24 jam terakhir yaitu 63 orang tewas dan 114 terluka karena ulah Israel,” sebut pernyataan Kementerian Kesehatan Gaza.
“Banyak yang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan karena tim penyelamat tidak bisa menjangkau mereka,” lanjut pernyataan itu.