Meski Kasus COVID-19 Masih Tinggi, RS di Italia Mulai Bisa Napas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Italia mendapat angin segar sebagai penanda negaranya akan mampu menghadapi pandemi COVID-19 meskipun jumlah kematian di Italia masih tergolong tertinggi di dunia dan meningkat dari 766 kasus menjadi 14.681 kasus.
Data terbaru dari layanan perlindungan sipil menunjukkan kemajuan dalam hal tingkat kasus pasien terinfeksi harian seperti dilansir TheLocal.it. Angkanya turun ke level terendah di angka 4 persen.
1. Rumah Sakit di Italia mulai "bernapas"
Secara bertahap, beberapa daerah yang selama ini tercatat terinfeksi parah perlahan membaik. Jumlah orang yang dinyatakan pulih juga meningkat sebesar 17,3 persen menjadi 19.758 kasus dalam 48 jam terakhir.
Di bagian utara Italia, Lombardy juga menunjukkan peningkatan dalam kondisi pasien yang membutuhkan perawatan intensif meski angka kematian juga masih terus meningkat.
"Rumah sakit kami mulai bernapas," kata Kepala medis Lombardia, Giuli Gallera seperti dikutip dari TheLocal.it.
Baca Juga: COVID-19 Tak Terkendali! Italia Perpanjang Lockdown sampai Akhir Juli
2. Tenaga medis Italia dapat bantuan dari robot
Editor’s picks
Tenaga medis di Italia juga kini mendapat bantun dari robot-robot yang diciptakan untuk membantu melayani masyarakat yang terpapar COVID-19. Dilansir dari AFP, ada 70 petugas medis yang meninggal selama kasus COVID-19 terjadi di Italia.
Robot-robot ini dianggap membantu menyelamatkan para tenaga medis dari penyebaran penyakit. "Robot adalah asisten yang tidak kenal lelah dan tidak dapat terinfeksi dan tidak bisa sakit," kata Direktur Unit Perawatan Intensif Circolo Hospital Francesco Dentali.
"Dokter dan perawat terpukul keras karena virus ini. Fakta bahwa robot tidak dapat terinfeksi adalah capaian luar biasa," lanjut dia.
3. Dampak terhadap ekonomi Italia sangat parah
Virus ini disebut-sebut telah memberikan pukulan keras bagi perekonomian di Italia. Asosiasi Akuntansi Nasional menyebutkan penghentian pariwisata bulan lalu dan keputusan lockdown nasional memberi dampak besar pada sektor pariwisata.
Pendapatan tahunan dari sejumlah hotel dan restoran juga diketahui turun hingga 45 persen. Sejak 12 Maret 2020 lalu, Italia menjadi negara Eropa pertama yang menutup seluruh toko kecuali apotek dan toko kelontong.
Baca Juga: Spanyol Salip Italia Jadi Peringkat Kedua Kasus COVID-19 Terbanyak