Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Maroko Boikot Kurma dari Aljazair karena Diduga Mengandung Radioaktif

Bendera Maroko (Pixabay.com/Moiztigmi)

Jakarta, IDN Times - Juru kampanye media sosial di Maroko telah menyerukan pemboikotan kurma Aljazair. Aksi tersebut disebabkan karena adanya klaim bahwa kurma dari Aljazair mengandung zat beracun akibat polusi radioaktif.

Mereka takut akan potensi penyakit yang terkandung di dalam kurma itu karena lokasi penanaman yang berada di dekat Sahara Aljazair. Wilayah itu merupakan tempat Prancis untuk menguji nuklir pada 1960-an ketika menjajah wilayah Afrika Utara, dilansir Middle East Eye, Rabu (23/3/2022).

“Dengan mendekatnya Ramadhan, kita semua harus waspada terhadap kurma Aljazair. Mereka mengandung sisa-sisa radiasi nuklir dan diairi dengan air limbah. Ini adalah kombinasi bahan-bahan yang dapat mengancam hidup Anda dan keluarga Anda,” kata Youssef Azaroual, pendukung aksi boikot di Twitter.

1. Warga Maroko tak ingin konsumsi kurma Aljazair

Ilustrasi buah kurma (Unsplash.com/Engin Akyurt)

Dalam aksi itu, warga Maroko menggunakan tagar #BoycottAlgerianDates untuk menuntut agar kurma Aljazair dihapus dari toko mereka menjelang bulan suci Ramadhan. Beberapa orang meminta konsumen untuk beralih ke kurma lokal daripada produk Aljazair.

“Kita harus #BoycottAlgerianDates karena kita memiliki yang lebih baik dengan harga yang sama, atau setidaknya mengkonsumsi kurma yang berasal dari negara sahabat seperti Uni Emirat Arab dan Arab Saudi,” kata Ayoub Benali, seorang warga Maroko di Twitter.

Kurma adalah pelengkap meja makan Ramadhan bagi umat Islam di seluruh dunia, dan dinikmati sepanjang tahun. Aljazair adalah salah satu pembudidaya kurma terbaik di dunia yang memproduksi lebih dari seribu varietas kurma.

Kurma Aljazair kebanyakan ditanam di Sahara antara Biskra dan Adrar yang berada sekitar ratusan kilometer dari wilayah Reggane tempat pengujian nuklir pernah dilakukan.

2. Maroko juga sudah pernah mempermasalahkan kurma Aljazair

Ilustrasi pohon kurma (Unsplash.com/Zibik)

Kampanye baru-baru ini telah menyebabkan kegemparan di antara warga Aljazair. Mereka membela kurma dari negara mereka dengan alasan bahwa kurma itu telah diekspor ke negara-negara di seluruh dunia dan dijual di sebagian besar pasar global tanpa menimbulkan masalah kesehatan.

Kejadian semacam ini juga terjadi tahun lalu, di mana Maroko mengklaim kurma Aljazair dipenuhi oleh serangga mematikan. Kampanye tersebut bertepatan dengan pengusiran petani kurma Maroko dari kota perbatasan Figuig oleh pihak berwenang Aljazair, menyusul ketegangan di perbatasan yang telah ditutup sejak 1994.

3. Boikot di tengah ketegangan kedua negara soal Sahara Barat

Pendukung negara Republik Demokratik Arab Sahrawi atau Sahara Barat (twitter.com/Algeria in Serbia)

Dalam beberapa bulan terakhir, hubungan diplomatik negara bertetangga itu memang telah memburuk akibat masalah wilayah Sahara Barat. Aljazair yang mendukung referendum atas Front Polisario di wilayah itu ditentang keras oleh Maroko yang berniat menjadikannya wilayah otonomi.

Spanyol, yang merupakan mantan kolonial di wilayah tersebut, beberapa pekan lalu telah menyetujui usulan Maroko. Aljazair kemudian menunjukkan sikap kontranya atas tindakan Spanyol yang sejak lama menunjukkan netralitasnya dalam permasalahan itu.

Sebagai tanggapan, pemerintah Aljazair mengutuk tindakan pengembalian mendadak oleh Spanyol, dan memutuskan untuk menarik duta besarnya dari negara tersebut, dilansir Euro News.  

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us