Menlu Retno: ASEAN Tak Mau Indo-Pasifik Jadi Teater Kekuatan Besar

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan, Indonesia selaku Ketua ASEAN 2023 diundang sebagai salah satu keynote speakers dalam pertemuan Indo-Pacific Ministerial Forum yang digelar oleh Uni Eropa di Stockholm, Swedia.
Menurut Retno, pertemuan ini adalah kelanjutan dari pertemuan sebelumnya yang dilakukan di Paris dan Indonesia, kala itu, juga diminta untuk hadir sebagai pembicara kunci.
“Saya sampaikan bahwa kolaborasi di Indo-Pasifik merupakan salah satu isu yang dibahas di KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo kemarin. Saya sengaja menekankan kata “kolaborasi“ karena inilah yang memang diinginkan dan disampaikan selama KTT ASEAN. ASEAN tidak ingin melihat Indo-Pasifik menjadi teater rivalitas kekuatan besar,” kata Retno, dalam keterangannya, Minggu (14/5/2023).
Retno juga sempat mengundang semua negara yang hadir untuk menghadiri ASEAN Indo-Pacific Infrastructure Forum yang akan digelar di Jakarta pada September 2023 mendatang.
1. ASEAN terbuka untuk bekerja sama dengan semua negara

Selain itu, Retno menegaskan bahwa ASEAN terbuka untuk bekerja dengan semua negara tanpa kecuali atau inklusif.
“Namun saya sampaikan ada syaratnya, yaitu bahwa mereka harus memegang teguh dua prinsip: yaitu penghormatan terhadap hukum internasional dan paradigma kolaborasi harus diadopsi oleh semuanya,” ucap Retno.
“Dua prinsip ini terus dipegang teguh oleh ASEAN selama setengah abad. Dua prinsip ini pula yang memang cocok untuk diterapkan di Indo-Pasifik,” lanjut dia.
2. Pentingnya engagement Indo-Pasifik yang inklusif
Retno juga kembali menegaskan soal engagement dengan Indo-Pasifik yang inklusif.
“Indo-Pasifik terlalu besar untuk hanya dikelola dinikmati oleh segelintir negara. Dan jangan sampai Indo-Pasifik menjadi proxy kekuatan tertentu. Perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di Indo-Pasifik harus dapat dinikmati oleh semua,” sambungnya lagi.
Semua pihak, tutur Retno, harus bekerja sama untuk memastikan kawasan Indo-Pasifik menjadi kawasan yang damai dan sejahtera termasuk upaya yang harus dilakukan melalui forum ini.
3. Singgung ASEAN Outlook on the Indo-Pacific

Retno juga menambahkan bahwa kerja sama di Indo Pasifik harus konkret dan bermanfaat bagi rakyat.
“Kerja sama semacam ini bukan hanya terkait dengan politik dan keamanan atau sekedar bersifat norm-setting. Di sinilah arti penting implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific, kerja sama konkret inklusif yang memprioritaskan 4 area kerja sama,” ungkap Retno.
Di dalam pertemuan, Retno juga menekankan bahwa kerja sama juga harus bersifat ‘forward looking’ untuk mengatasi berbagai tantangan masa depan. Kerja sama yang konkret dan inklusif akan meredakan ketegangan, memperkuat rasa saling percaya, dan menciptakan kesalingtergantungan antara negara di kawasan.