Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

NASA Peringatkan Kehadiran Militer China di Luar Angkasa

ilustrasi satelit (Pixabay.com/PIRO4D)
ilustrasi satelit (Pixabay.com/PIRO4D)

Jakarta, IDN Times - Kepala NASA Bill Nelson, mengatakan bahwa China telah memperkuat kemampuan luar angkasa dan menggunakan program sipil untuk tujuan militer. Hal itu diungkapkan di hadapan parlemen Amerika Serikat (AS), di Capitol Hill pada Rabu (17/4/2024).

Nelson berharap agar Beijing sadar dan memahami bahwa ruang sipil untuk tujuan damai. Tapi dalam satu dekade terakhir, kemajuan China dalam perkembangan teknologi tersebut sangat pesat dan dianggap sangat tertutup.

1. Perkembangan China sangat tertutup

Kepala NASA, Bill Nelson (Twitter.com/Bill Nelson)
Kepala NASA, Bill Nelson (Twitter.com/Bill Nelson)

Nelson membicarakan hal itu ketika di depan Komite Alokasi Anggaran parlemen mengenai pendanaan NASA untuk tahun fiskal 2025. Dia mengatakan bahwa China sebenarnya memiliki program militer yang disamarkan menggunakan program sipil.

"China telah membuat kemajuan luar biasa terutama dalam 10 tahun terakhir, namun langkah tersebut sangat, sangat tertutup," katanya dikutip dari VOA News.

"Kami percaya bahwa sebagian besar program luar angkasa sipil mereka adalah program militer. Dan saya pikir, pada dasarnya, kita sedang berlomba," tambahnya. Nelson memperingatkan agar AS tidak lengah terhadap hal itu.

2. NASA ingin lebih dulu bisa mendarat di bulan sebelum China

Nelson yakin AS tidak akan kehilangan keunggulan global dalam eksplorasi luar angkasa. Namun dia mengatakan, AS harus mendarat di Bulan lagi sebelum China melakukannya.

Dilansir The Guardian, baik AS atau China saat ini sedang melakukan misi mendarat di Bulan. Dia menyatakan kekhawatirannya jika Beijing sanggup melakukannya lebih dahulu. Bulan memiliki kekayaan sumber daya dan Nelson khawatir China bisa mengklaimnya.

AS berencana mengirim astronaut ke Bulan pada 2026 dengan misi Artemis 3. China di sisi lain, mengatakan pihaknya berharap dapat mengirim manusia ke Bulan pada 2030.

"China benar-benar telah mengeluarkan banyak uang untuk hal ini dan mereka mempunyai banyak ruang dalam anggaran mereka untuk berkembang. Saya pikir sebaiknya kita tidak lengah," ujar Nelson.

3. China punya kemampuan canggih berbasis ruang angkasa

ilustrasi (Unplash.com/bellergy)
ilustrasi (Unplash.com/bellergy)

Ini bukan pertama kali pemimpin NASA menyatakan keprihatinannya terhadap misi luar angkasa China. Tahun lalu, ketegangan geopolitik antara keduanya di Bumi, dapat meluas ke Bulan setelah Departemen Pertahanan AS membuat laporan yang menilai potensi perlombaan antariksa kedua negara.

"China sedang mengembangkan kemampuan canggih berbasis ruang angkasa lainnya, seperti inspeksi dan perbaikan satelit. Setidaknya beberapa dari kemampuan ini juga bisa berfungsi sebagai senjata," kata laporan tersebut, dikutip dari Independent.

Tahun lalu, Nelson mengatakan AS sebaiknya berhati-hati agar China tidak sampai ke suatu tempat di Bulan dengan kedok penelitian ilmiah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pri Saja
EditorPri Saja
Follow Us