Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Deretan 10 Negara yang Mengakui Kemerdekaan Indonesia sejak Awal

Ilustrasi bendera indonesia (Unsplash.com/ Bisma Mahendra)
Ilustrasi bendera indonesia (Unsplash.com/ Bisma Mahendra)
Intinya sih...
  • Mesir menjadi negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia, diikuti oleh negara-negara Timur Tengah lainnya.
  • India aktif mendukung Indonesia di PBB dan saling bertukar bantuan dengan Indonesia pada masa perjuangan kemerdekaan.
  • Australia, Vatikan, Ukraina, Palestina, Arab Saudi, Suriah, Yordania, dan Turki juga turut mengakui kemerdekaan Indonesia serta memberikan dukungan dalam berbagai bentuk.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Indonesia resmi memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Namun, perjuangan mempertahankan kemerdekaan tidak hanya terjadi di dalam negeri. Dukungan dan pengakuan dari negara-negara lain juga menjadi faktor penting dalam menguatkan legitimasi Indonesia sebagai negara berdaulat.

Menurut Konvensi Montevideo 1933, sebuah negara dianggap sah jika memenuhi empat syarat yaitu, memiliki populasi permanen, wilayah jelas, pemerintahan, dan pengakuan dari negara lain. Dikutip dari CNN, pengakuan internasional terhadap Indonesia menjadi bagian krusial dalam meneguhkan posisinya di panggung dunia.

Negara mana saja yang mengakui kemerdekaan Indonesia di awal? Berikut daftar negaranya.

1. Mesir

Bendera Mesir. (unsplash.com/aboodi vesakaran)
Bendera Mesir. (unsplash.com/aboodi vesakaran)

Mesir tercatat sebagai negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia, baik secara de facto (22 Maret 1946) maupun de jure (10 Juni 1947). Dukungan ini lahir dari hasil lobi diplomat Indonesia di Kairo.

Perjanjian Persahabatan Indonesia–Mesir pada 1947 menjadi tonggak awal hubungan diplomatik kedua negara. Sejak itu, negara-negara Timur Tengah lain, termasuk Lebanon, Suriah, Irak, Afghanistan, Arab Saudi, dan Yaman, ikut menyatakan dukungan mereka.

2. India

Bendera India (pexels.com/Studio Art Smile)
Bendera India (pexels.com/Studio Art Smile)

India merasa memiliki kesamaan nasib dengan Indonesia sebagai bangsa terjajah. Kedekatan antara Mohammad Hatta dan Perdana Menteri India, Jawaharlal Nehru memperkuat hubungan kedua negara.

Pada 1946, Indonesia bahkan mengirim bantuan 500 ribu ton padi ketika India dilanda kelaparan. Sebagai balasannya, India aktif mendukung Indonesia di PBB, termasuk mengecam agresi militer Belanda ke Yogyakarta pada 1948.

3. Australia

Ilustrasi bendera Australia. (unsplash.com/Aboodi Vesakaran)
Ilustrasi bendera Australia. (unsplash.com/Aboodi Vesakaran)

Sebagai tetangga dekat, Australia berperan besar dalam mendukung Indonesia. Pada Agresi Militer I, Australia bersama India mengajukan resolusi di Dewan Keamanan PBB agar Belanda menghentikan serangan.

Selain itu, Australia menjadi bagian dari Komisi Tiga Negara bentukan PBB untuk menyelesaikan konflik Indonesia–Belanda. Peran penting ini turut mendorong pengakuan kedaulatan Indonesia pada 1949.

4. Vatikan

Negara Vatikan (pexels.com/Aliona & Pasha)
Negara Vatikan (pexels.com/Aliona & Pasha)

Vatikan menjadi negara Eropa pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Pada 1947, Vatikan membuka misi diplomatik di Jakarta melalui Apostolic Delegate.

Hubungan diplomatik resmi baru terjalin pada 1950. Sejak itu, kerja sama kedua negara didasari pada nilai-nilai kemanusiaan, perdamaian dunia, dan kerukunan antarumat beragama.

5. Ukraina

Bendera Negara Ukraina. (pexels.com/Andrii Smuryhin)
Bendera Negara Ukraina. (pexels.com/Andrii Smuryhin)

Sebagai bagian dari Uni Soviet kala itu, Ukraina berperan penting dalam memperjuangkan posisi Indonesia di PBB. Menteri Luar Negeri, Dmitry Manuilsky menyuarakan dukungan terhadap kemerdekaan Indonesia pada Januari 1946.

Dukungan Ukraina mendapat sambutan hangat di tanah air. Seperti ditulis Benedict Anderson dalam Revoloesi Pemuda (1972), masyarakat Indonesia menggelar pawai dengan spanduk bertuliskan "Terima Kasih Ukraina" dan "Hidup Manuilsky."

6. Palestina

ilustrasi bendera Palestina. (unsplash.com/Moslem Danesh)
ilustrasi bendera Palestina. (unsplash.com/Moslem Danesh)

Mufti Besar Palestina, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini, telah menyatakan dukungannya bahkan sebelum proklamasi 1945. Lewat siaran radio berbahasa Arab di Berlin pada 1944, ia menyerukan pengakuan terhadap Indonesia.

Sejak itu, hubungan kedua bangsa terjalin erat. Hingga kini, Indonesia tetap konsisten mendukung Palestina, termasuk dalam perjuangannya untuk menjadi anggota penuh PBB.

7. Arab Saudi

Ilustrasi bendera Arab Saudi (unsplash.com/aboodi vesakaran)
Ilustrasi bendera Arab Saudi (unsplash.com/aboodi vesakaran)

Raja Abdul Aziz Al-Saud secara resmi mengakui kemerdekaan Indonesia pada 24 November 1947. Delegasi RI yang dipimpin H. Rasjidi menerima langsung surat pengakuan itu di istana kerajaan.

Raja menegaskan sikapnya dengan ucapan, “Nahnu laa nata akhkharu” (“Kami tidak akan ketinggalan”). Simbol penghormatan berupa pedang emas diberikan, tetapi Rasjidi menegaskan bahwa surat pengakuan itu jauh lebih berharga.

8. Suriah

Bendera Suriah. (unsplash.com/shvanharki)
Bendera Suriah. (unsplash.com/shvanharki)

Suriah mengakui Indonesia pada 2 Juli 1947 dan aktif mendukung di forum PBB, khususnya saat agresi Belanda.

Kesamaan nasib sebagai bangsa yang dijajah serta kedekatan dalam hal agama memperkuat ikatan Indonesia–Suriah sejak awal. Dukungan ini menjadi salah satu landasan hubungan diplomatik yang bertahan hingga kini.

9. Yordania

ilustrasi bendera Yordania. (unsplash.com/Yazan obeidat)
ilustrasi bendera Yordania. (unsplash.com/Yazan obeidat)

Kerajaan Transyordania (Yordania) mendukung keputusan Liga Arab pada 18 November 1946 yang mengakui Indonesia. Presiden Sukarno merespon dengan mengirim delegasi diplomatik yang dipimpin oleh H. Agus Salim.

Hubungan resmi baru terjalin pada 27 Februari 1950, ketika Bagindo Dahlan Abdullah diangkat sebagai Duta Besar RI untuk Irak, Suriah, Lebanon, dan Yordania.

10. Turki

ilustrasi bendera Turki (unsplash.com/tar1k)
ilustrasi bendera Turki (unsplash.com/tar1k)

Turki secara resmi mengakui Indonesia pada 29 Desember 1949 meskipun menghadapi tekanan Belanda. Untuk memperkokoh hubungan, Turki membuka Kedutaan Besar di Jakarta pada 10 April 1957. Sejak itu, hubungan kedua negara terus berkembang dalam bidang politik, ekonomi, dan kebudayaan.

Pengakuan internasional dari negara-negara tersebut menjadi penopang kuat bagi berdirinya Indonesia sebagai bangsa merdeka. Dari Mesir hingga Turki, dukungan mereka tidak hanya meneguhkan legitimasi Indonesia di awal kemerdekaan, tetapi juga membangun fondasi hubungan diplomatik yang masih terjalin hingga saat ini.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us