Pandemi Virus Corona Terus Meluas, 17 Negara Ini Terpaksa Lockdown

Menjadi negara pertama yang terkena wabah COVID-19, Tiongkok telah memutuskan melakukan lockdown sejak 23 Januari lalu.

Awalnya, hanya 16 kota yang berada di sekitar Hubei yang menerapkan status lockdown. Kemudian pada puncaknya, upaya lockdown diterapkan hingga ke 20 wilayah di Tiongkok.

Italia mulai memberlakukan lockdown secara nasional sejak 10 Maret lalu. Dalam status ini, setidaknya terdapat 60 juta jiwa yang harus dibatasi aktivitasnya.

Hingga akhirnya pada 11 Maret, Perdana Menteri Giuseppe Conte menutup hampir seluruh tempat-tempat umum seperti sekolah, museum, perpustakaan, universitas, kolam renang, dan salon kecantikan.

Sedangkan, toko kelontong dan apotek masih diperbolehkan beroperasi guna memenuhi kebutuhan sehari-hari warga.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte pertama kali mengumumkan instruksinya melakukan lockdown sejak 12 Maret 2020, dan diperkirakan akan berlangsung hingga 14 April mendatang,

Duterte melakukan lockdown terhadap Kota Manila, yang  menangguhkan seluruh rute perjalanan, baik melalui darat, laut, maupun udara, dari dan menuju Manila.

Upaya lockdown juga telah diberlakukan Arab Saudi pada 14 Maret lalu, tepatnya di Provinsi Qatif, yang merupakan salah satu wilayah ditemukan infeksi virus corona. 

Tak hanya itu, Kerajaan Arab Saudi juga terpaksa meliburkan sekolah dan universitas di seluruh negerinya. Kementerian dalam negeri mengumumkan lockdown di Qatif, setelah Saudi mengonfirmasi empat kasus COVID-19 terbaru.

Selain itu, aktivitas di semua lembaga publik dan swasta di Saudi juga dihentikan, sebagai tindakan untuk mencegah penyebaran virus mematikan ini.

Presiden El Salvador Nayib Bukele telah mengumumkan untuk melakukan Alerta Naranja atau Peringatan Oranye. Peringatan ini merupakan sebuah tindakan karantina nasional yang melibatkan 6,4 juta warganya.

Tindakan ini juga mengharuskan seluruh sekolah meliburkan siswanya selama tiga pekan. Warga El Salvador, terlebih para pendatang yang baru saja melakukan suatu perjalanan dari luar negeri, diharuskan melakukan karantina selama 30 hari.

Pemerintah Denmark telah mengumumkan lockdown di seluruh negerinya sejak 14 Maret lalu. Upaya pencegahan penyebaran virus corona ini diperkirakan akan berlangsung hingga 13 April mendatang.

Dilansir dari The Daily Mail, Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki mengumumkan pada 14 Maret, negaranya akan melakukan lockdown secara nasional, sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona.

Polandia melarang turis asing memasuki negara itu serta menutup semua restoran, bar, dan kasino. Selain itu, orang dari luar negeri yang hendak memasuki negara tersebut juga wajib dikarantina 14 hari.

Dilansir dari New York Post, semua sekolah, perguruan tinggi, fasilitas penitipan anak, dan lembaga budaya ditutup akibat lockdown di negara ini. Pertemuan di dalam ruangan juga dibatasi, tidak lebih dari 100 orang, dan di luar ruangan tidak lebih dari 500 orang.

Selain itu, dilansir Irish Times, Perdana Menteri Leo Varadkar menyatakan Irlandia belum pernah menyaksikan pandemi seperti ini sebelumnya.

Setelah Italia, sejak 14 Maret lalu, Spanyol secara resmi menjadi negara Eropa kedua yang memberlakukan lockdown atau karantina secara nasional.

Selama masa karantina, masyarakat Spanyol diminta tidak meninggalkan rumah mereka selama 15 hari, kecuali mereka memiliki pekerjaan yang tidak memungkinkan ditinggal. Tak hanya itu, La Liga Spanyol juga akan ditunda hingga batas waktu yang belum ditentukan. 

Pemerintah Prancis juga memberlakukan lockdown untuk menekan penyebaran virus corona di negaranya. Masyarakat dilarang berkeliaran di luar rumah mulai berlaku 16 Maret 2020. Lockdown ini diberlakukan selama 15 hari sejak status diberlakukan.

Seperti dilansir NyTimes, pemerintah Belgia mengumumkan pemberlakuan lockdown sejak 18 Maret hingga 5 April mendatang. Namun, sejak 17 Maret, warga hanya diperbolehkan meninggalkan rumah hanya untuk membeli makanan, atau untuk keperluan kesehatan dan membantu seseorang yang membutuhkan.

Sekolah dan universitas ditutup serta karyawan perusahaan sebagian besar harus bekerja dari rumah.

Negeri jiran Malaysia juga melakukan lockdown sejak 18 hingga 31 Maret mendatang. Sejumlah kegiatan bisnis yang biasa dilakukan terpaksa harus dihentikan sementara.

Tak hanya itu, Malaysia juga telah melarang sejumlah perjalanan dari dan menuju Malaysia, demi menghambat penyebaran virus corona.

Presiden Argentina Alberto Fernandez telah mengumumkan lockdown pada 20 Maret lalu, dan akan berlangsung hingga 31 Maret mendatang. Alberto melarang seluruh warganya bepergian dan tetap berada di rumah. Warga hanya boleh meninggalkan rumah untuk membeli kebutuhan bahan pokok, seperti makanan dan kebutuhan dasar lainnya.

Sebagai upaya mengurangi penyebaran virus corona, pemerintah Yordania juga meminta masyarakatnya agar tidak meninggalkan rumah sejak 20 Maret lalu, setelah menerapkan status lockdown. Tak hanya itu, seluruh toko di Yordania juga diharuskan tutup sementara waktu.

Pemerintah negeri kincir angin ini juga telah memberlakukan lockdown yang berlangsung sejak 16 Maret lalu. Belanda mengunci wilayahnya hingga 6 April mendatang. Selama status lockdown berlangsung, seluruh tempat yang memungkinkan perkumpulan orang banyak telah ditutup.

Dilansir dari Straitstimes, pada 21 Maret lalu pemerintah Libanon menyerukan tentara dan pasukan keamanannya, untuk memastikan warganya tetap tinggal di rumah, untuk memperlambat penyebaran virus corona.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga telah mengumumkan langkah tegas dengan memberlakukan lockdown atau karantina di negaranya pada Senin (23/3). Langkah ini sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19.

Perdana Menteri Inggris terpaksa mengambil langkah lockdown, setelah jumlah korban meninggal dunia akibat virus corona di Inggris bertambah menjadi 335 orang, dengan jumlah total 6.650 kasus.

Indonesia kapan ya menerapkan status lockdwon?