Pemimpin Catalonia yang "Terusir" Kini Sedang Berada di Belgia

Presiden Catalan yang dipecat, Carles Puigdemont, kini sedang di Belgia menurut pengacaranya seperti diberitakan oleh BBC.
Pengacara tersebut, Paul Bekaert, mengatakan bahwa dia tidak bersembunyi dan tidak menyangkal bahwa dia mungkin mencari suaka.
Jaksa penuntut Spanyol telah menyeru agar tuduhan memberontak diajukan pada Puigdemont dan penyelenggara referendum kemerdekaan Catalonia 1 Oktober lalu.
Pemerintah pusat Spanyol telah mengambil kendali langsung pemerintahan provinsi Catalonia pada hari Senin (30/10) kemarin, dan mengganti beberapa pejabat yang dipecat.
Kebijakan yang diambil termasuk menangguhkan status otonomi serta meminta pemilihan anggota parlemen baru setelah Puigdemont dan pemerintahannya mengumumkan kemerdekaan Catalonia pekan lalu.
"Dia memiliki hak penuh untuk berada di sini, tidak ada yang melawannya untuk saat ini," katanya kepada radio publik Flemish VTM pada Sabtu (28/10) lalu seperti diberitakan oleh The Guardian.
Ketika ditanya apakah pemimpin Puigdemont berencana untuk mencari suaka di Belgia, dia menjawab : "Kami mempertimbangkan semua opsi, namun belum ada yang diputuskan."
Theo Francken, Menteri Imigrasi Belgia, mengatakan bahwa permohonan suaka "mungkin terjadi" namun dibantah oleh Perdana Menteri Belgia Charles Michel yang berpendapat bahwa hal itu "sama sekali tidak masuk dalam rencana".
Francken yang merupakan anggota partai separatis Aliansi Flemish Baru (New Flemish Alliance, N-VA), pada pekan lalu mengatakan bahwa ia ragu apakah Puigdemont bersama beberapa mantan anggota parlemen Catalan akan mendapatkan pengadilan yang jujur di Spanyol. Francken pula yang mengundang mereka untuk mencari suaka di negara tersebut.
Spanyol tengah dilanda sebuah krisis politik sejak referendum yang diselenggarakan oleh pemerintahan separatis Puigdemont diadakan pada tanggal 1 Oktober.
Pertentangan datang dari pemerintah Spanyol dan keputusan pengadilan konstitusional yang telah menyatakan referendum tersebut sebagai tindakan ilegal.
Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy kemudian mengumumkan pembubaran parlemen Catalonia dan mencabut jabatan Puigdemont sebagai pemimpin Catalan.