Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PM Selandia Baru Kritik Netanyahu, Isyaratkan Akan Akui Palestina

PM Selandia Baru, Christopher Luxon. (dok. X @chrisluxonmp)
PM Selandia Baru, Christopher Luxon. (dok. X @chrisluxonmp)
Intinya sih...
  • Selandia Baru mengisyaratkan akan bergabung dengan negara-negara seperti Australia, Kanada, Prancis, dan Inggris untuk mengakui negara Palestina.
  • Netanyahu baru-baru ini meluncurkan rencana untuk menguasai Kota Gaza dan melenyapkan Hamas.
  • Australia menyatakan krisis kemanusiaan di Gaza sudah mencapai 'tingkat yang tak bisa dibayangkan'.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Christopher Luxon mengatakan, pemimpin Israel Benjamin Netanyahu telah kehilangan kendali. Luxon menuduhnya bertindak terlalu jauh dalam upayanya untuk mengobarkan perang di Gaza.

"Apa yang terjadi di Gaza benar-benar mengerikan," kata Luxon, dikutip dari Gulf News, Kamis (14/8/2025).

"Netanyahu telah bertindak terlalu jauh. Saya pikir dia telah kehilangan kendali. Dia tidak mendengarkan komunitas internasional dan itu tidak dapat diterima,” sambungnya.

1. Isyarat Selandia Baru akan akui Palestina

Bendera Selandia Baru (unsplash.com/Kerin Gedge)
Bendera Selandia Baru (unsplash.com/Kerin Gedge)

Selandia Baru pada Senin mengisyaratkan akan bergabung dengan negara-negara seperti Australia, Kanada, Prancis, dan Inggris untuk mengakui negara Palestina.

"Selandia Baru telah menegaskan sejak lama bahwa pengakuan kami terhadap negara Palestina hanyalah masalah waktu, bukan apakah akan terjadi," kata Menteri Luar Negeri Winston Peters.

"Kabinet akan mengambil keputusan resmi pada bulan September mengenai apakah Selandia Baru harus mengakui negara Palestina pada saat ini dan jika ya, kapan dan bagaimana,” lanjutnya.

2. Netanyahu ingin kuasai seluruh Gaza

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (instagram.com/Benjamin Netanyahu - בנימין נתניהו)
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (instagram.com/Benjamin Netanyahu - בנימין נתניהו)

Netanyahu baru-baru ini meluncurkan rencana untuk menguasai Kota Gaza dan melenyapkan Hamas. Ia bersikeras itu adalah cara terbaik untuk mengakhiri perang meskipun seruan untuk menghentikan pertumpahan darah semakin meningkat.

Para ahli yang didukung PBB telah memperingatkan tentang kelaparan yang meluas di wilayah tersebut, di mana Israel telah sangat membatasi masuknya bantuan kemanusiaan.

Israel telah menghadapi kritik yang semakin meningkat atas perang tersebut, yang dipicu oleh serangan kelompok Palestina Hamas pada Oktober 2023 terhadap Israel.

3. Krisis kemanusiaan di Gaza sudah kelewatan

Bantuan untuk warga Gaza di Palestina. (dok. INH)
Bantuan untuk warga Gaza di Palestina. (dok. INH)

Menurut Luxon, Netanyahu terlalu keras kepala. Ia tak mau mendengarkan masukan komunitas internasional.

Luxon menyebut rencana tersebut, termasuk pembatasan bantuan kemanusiaan yang dilakukan Israel belakangan, benar-benar mengerikan. Netanyahu, menurutnya, sudah sangat kelewatan.

Sekutu dekatnya, Australia menyatakan krisis kemanusiaan di Gaza sudah mencapai 'tingkat yang tak bisa dibayangkan'. Mereka kompak menuntut Israel mengizinkan pengiriman bantuan tanpa batas ke wilayah kantong tersebut.

PM Australia Anthony Albanese pada Selasa membalas kecaman Netanyahu dengan menyebut Israel sudah keras kepala karena tak kunjung menyudahi agresi yang sangat berdampak bagi warga sipil.

"Ia (Netanyahu) sekali lagi menegaskan kepada saya apa yang telah ia sampaikan di depan umum, yaitu menyangkal konsekuensi yang dialami orang-orang yang tidak bersalah," ujar Albanese.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us