Polandia, Negara Pertemuan Eropa Timur dan Barat

Jakarta, IDN Times - Polandia adalah salah satu negara di Eropa Tengah yang makmur. Rakyat negara itu memiliki kebanggaan terhadap warisan budaya, yang akarnya dapat dilacak sejak 1.000 tahun yang lalu.
Pada abad ke-16 dan ke-17, Polandia yang membentuk persemakmuran dengan Lithuania, menjadi negara terbesar dan terpadat di Eropa. Memasuki abad ke-20, Polandia menjadi salah satu wilayah paling berdarah di Eropa, negara yang diinvasi oleh Jerman dan Uni Soviet.
Polandia menjadi bagian dari Soviet ketika komunisme berkuasa. Pada akhir 1980-an, Polandia memberontak dan menjadi negara yang demokratis. Sampai Soviet kemudian runtuh, Polandia terus mencapai kemajuan berbagai bidang. Polandia kini jadi salah satu negara demokratis, bergabung dengan Uni Eropa (UE) dan NATO.
Berikut ini adalah profil Polandia, negara yang menjadi pertemuan antara Eropa Timur dan Barat.
1. Asal Polandia dan makna bendera yang digunakan

Polandia memiliki sejarah panjang sebagai sebuah bangsa dan negara. Pada era kuno, yakni sekitar tahun 500 Masehi, ada beberapa suku yang tinggal di wilayah tersebut yaitu Celtic, Scythian, Jerman, Sarmatian, Slavia, dan Baltik.
Memasuki abad ke-6 Masehi, suku Slavia yang berasimilasi dengan lainnya mulai mendominasi wilayah tersebut dan mulai menguasai wilayah dengan memiliki pemerintahan federasi kuno. Pada abad ke-10, model pemerintahan itu berubah menjadi sistem monarki yang terpusat.
Nama asli Polandia adalah Polska. Ini adalah istilah dari bahasa Polandia yang didominasi suku Slavia Barat. Nama tersebut merujuk pada topografi wilayah dengan lanskap luas dan datar.
Poland dalam bahasa Inggris mulai dibentuk pada 1560-an. Sebelum itu, nama Polonia sebagai bentuk Latin, digunakan secara luas untuk menyebut Polandia di seluruh Eropa Abad Pertengahan.
Dilansir Culture, sepanjang sejarah, nama Polonia juga silih berganti penggunaannya dengan Bulania atau Bulanda. Istilah ini digunakan oleh kartograf Arab-Islam Al-Idrisi pada abad ke-12, merujuk wilayah Polandia.
Selain itu, Polandia juga memiliki nama lain yaitu Lengyelország, Lenkija, Lechistan. Istilah ini kerap digunakan oleh negara tetangga yaitu Hongaria, Lituania dan Turki.
Polandia menggunakan warna bendera putih-merah secara horisontal. Bagi orang Indonesia, bendera ini mudah dikenali karena hanya kebalikan dari bendera nasional Merah Putih.
Menurut World Atlas, makna bendera Polandia adalah bahwa warna putih melambangkan harapan perdamaian dan warna merah melambangkan perjuangan untuk kebebasan selama berabad-abad. Adopsi bendera putih-merah Polandia pertama kali digunakan sejak 1919 lalu.
2. Sistem politik Polandia

Polandia berada di tengah benua Eropa yang menjadi titik temu antara Eropa Barat dan Eropa Timur. Luas wilayahnya 312.696 kilometer persegi dengan populasi lebih dari 38 juta.
Dengan jumlah populasi sebanyak itu, Polandi adalah negara terpadat ke-5 di Eropa. Warsawa adalah ibu kota Polandia yang jadi pusat administrasi, budaya dan ekonomi negara. Saat ini Warsawa adalah ibu kota terpadat ke-7 di Uni Eropa.
Polandia menganut sistem politik republik parlementer semi-presidensial. Majelis Nasional Polandia terdiri dari 460 anggota Sejm atau majelis rendah dan 100 anggota Senat.
Melansir Nationsonline, kepala negara adalah presiden yang memiliki kekuasaan dapat membubarkan parlemen dalam kasus khusus. Sedangkan kepala pemerintahan adalah Perdana Menteri yang memiliki kabinet untuk menjalankan pemerintahan. Kekuasaan legislatif di pegang oleh Parlemen Polandia.
Presiden Polandia saat ini adalah Andrzej Duda dan Perdana Menterinya adalah Mateusz Morawiecki. Menurut BBC, dua tokoh ini lebih condong konservatif dan kerap mendapat kritik karena menentang tuntutan UE untuk menerima pengungsi muslim.
3. Polandia-Lithuania atau Republik Polandia Pertama jadi negara terbesar dan terpadat di Eropa

Polandia memiliki bentuk persatuan yang jadi asal-muasal Polandia modern sejak abad ke-10 di bawah Dinasti Piast. Pemimpinnya saat itu menerima Kekristenan dan mulai mengonversi paganisme untuk beragama Kristen.
Memasuki abad ke-14, Polandia dapat dibilang mulai memasuki zaman keemasan di bawah Dinasti Jagiellonian. Pada 1569, Kerajaan Polandia dan Lithuania bergabung dan membentuk persemakmuran di bawah Union of Lublin di kota Lublin, Polandia.
Menurut New World Encyclopedia, persatuan itu juga dikenal sebagai Republik Polandia Pertama. Struktur politiknya aristokrat semi-federal. Wilayah kekuasaannya mencakup Polandia, Lithuania, seluruh Belarusia, Latvia dan sebagian besar Ukraina dan Estonia juga sebagian wilayah barat Rusia.
Pada abad ke-17, Persemakmuran Polandia-Lithuania menjadi negara terbesar dan terpadat di Eropa. Parlemen dan militer persemakmuran ini terbilang sangat kuat.
Mereka mampu menggerakkan negara bertahan melawan gempuran Swedia, Rusia dan Kekaisaran Turki Ustmani. Bahkan selama melakukan ekspansi, mereka berhasil merebut Moskow, mempertahankan kota itu dari 27 September 1610 sampai 4 November 1612.
Memasuki abad ke-18, persemakmuran ini mulai rontok karena masalah internal dan pengaruh asing. Kekaisaran Rusia, Kerajaan Prusia dan Monarki Habsburg (Austria) berbagi merebut wilayah persemakmuran.
Pada 3 Mei 1791, Persemakmuran Polandia-Lithuania menciptakan Konstitusi 3 Mei 1791 untuk menciptakan kebebasan dan kesetaraan politik di wilayahnya. Ini mengutamakan logika, hukum dan kebebasan serta toleransi agama. Laman Culture Uni Eropa (UE) menyebut konstitusi tersebut pertama dari jenisnya di Eropa.
Hanya saja pembentukan konstitusi terbilang terlambat. Pada 1795, persemakmuran dihapus. Persemakmuran Polandia-Lithuania runtuh dan dikuasai oleh tiga kekuatan asing.
4. Polandia di bawah tiga kerajaan asing

Hancurnya persemakmuran Polandia-Lithuania membuat rakyat Polandia terbagi dalam tiga wilayah kekuasaan asing, yaitu Kerajaan Rusia, Prusia (Jerman) dan Habsburg (Austria). Dalam catatan International Encyclopadia of the First World War, masyarakat di tiga wilayah itu memiliki nasib yang berbeda-beda.
Di Rusia-Polandia, terjadi Rusifikasi yang melarang penggunaan bahasa Polandia di ruang publik, termasuk kontak dengan pihak berwenang. Di Prusia-Polandia, tindakan keras juga dilakukan terhadap rakyat Polandia. Larangan berbahasa Polandia dilakukan secara sistematis.
Tapi di Austria-Polandia, rakyat Polandia mendapatkan nasib berbeda. Kebudayaan Polandia di wilayah ini berkembang karena mereka diberi kebebasan, demokrasi, dan status istimewa. Banyak rakyat Polandia di wilayah Rusia dan Prusia akhirnya pindah ke wilayah ini.
5. Republik Polandia Kedua

Memasuki Perang Dunia Pertama pada 1914, rakyat Polandia di tiga wilayah terlibat dalam pertempuran mengabdikan diri masing-masing pada penguasanya. Ada sekitar 3,5 juta tentara Polandia dimobilisasi di medan perang. Mereka sama-sama saling membunuh.
Oleh karena itu, dari sudut pandang Polandia, Perang Dunia Pertama dinilai sebagai perang saudara Polandia. Dari tiga wilayah tersebut, Prusia-Polandia adalah wilayah yang paling terhindar dari kerusakan perang.
Pada 1918 setelah perang surut dengan tercabiknya kekuaran tiga kekuasaan asing, Polandia kembali dipulihkan. Meski Perang Dunia Pertama sangat menghancurkan tanah Polandia, tapi secara langsung juga memberi efek baik.
Menurut arsip sejarah resmi pemerintah AS, Polandia kembali menjadi republik dan ini disebut Republik Polandia Kedua pada 3 November 1918. Jenderal Joseph Pilsudski menjadi kepala negara dan Ignace Jan Paderewski sebagai Perdana Menteri.
6. Polandia dalam Perang Dunia II

1 September 1939 Nazi Jerman menyerang Polandia yang menandai permulaan Perang Dunia Kedua. Polandia kembali menjadi tanah yang berdarah. Nazi Jerman membawa teror mematikan yang banyak menghancurkan penduduk Yahudi Polandia dalam peristiwa yang disebut Holocaust.
Menurut History, Inggris dan Prancis yang memberi jaminan pada perbatasan Polandia segera mengumumkan deklarasi perang terhadap Jerman pada 3 September.
Tapi di sisi lain, pada 17 September Soviet yang menggantikan Kerajaan Rusia juga menyerang Polandia. Akhirnya wilayah ini terbagi menjadi dua, dikuasai Jerman dan Soviet.
Perang Dunia II yang mematikan terus berlangsung dan Jerman bertempur habis-habisan melawan Soviet. Sampai kemudian Jerman yang dipimpin Adolf Hitler kalah, Soviet berhasil mengusir pasukan Jerman di Polandia.
Dilansir BBC, pada 1947 Polandia menjadi Republik Rakyat Komunis setelah pemilu yang dijalankan Soviet dan kemudian bergabung dengan aliansi militer Pakta Warsawa yang dikelola Soviet.
7. Polandia republik makmur, jadi anggota NATO dan UE

Hampir 50 tahun dikuasai komunisme, Polandia bergerak melakukan reformasi di bawah kekuasaan Soviet pada 1980an. Kekacauan mulai terjadi di galangan kapal Gdansk oleh kelompok Solidaritas dan darurat militer diberlakukan.
Pada 1989, kelompok Solidaritas berunding dengan pihak Komunis dan Gereja Katolik, membuka jatuhnya komunisme di Polandia. Dilansir BBC, pemilu akhirnya dilakukan dan Solidaritas memenangkannya. Tadeusz Mazowiecki menjadi Perdana Menteri Polandia nonkomunis pertama sejak 1946.
Kememangan Solidaritas Polandia sebenarnya adalah hantaman awal runtuhnya komunisme, yang secara dramatis diikuti oleh jatuhnya Tembok Berlin. Ketika Soviet bubar, Polandia melakukan reformasi ekonomi pasar bebas.
Awalnya sempat terguncang karena transisi. Tapi dengan cepat, Polandia menapaki menjadi negara yang berjuang untuk kemakmuran masyarakat di bawah panji demokrasi.
Dalam lembar arsip pemerintah Polandia, pada 12 Maret 1999, negara itu resmi menjadi anggota NATO setelah proses panjang. Pada 2004, Polandia bergabung keanggotaan di UE.
Tapi Rusia yang terbentuk setelah Soviet runtuh keberatan dengan hal itu. Dilansir Deutsche Welle, pada tahun 2019 lalu Janusz Onyszkiewicz, menteri pertahanan Polandia mengatakan "Rusia tentu saja menentang keanggotaan NATO kami, tetapi kami mencoba dengan segala cara untuk mengatasi perlawanan."
Kini Polandia adalah salah satu anggota NATO paling timur Eropa, berbatasan dengan Belarusia dan Ukraina. Belarusia adalah sekutu utama Rusia dan Ukraina kini sedang terlibat perang dengan Rusia, karena Moskow tidak menginginkannya bergabung dengan NATO.