WHO Cabut Deklarasi Darurat Wabah Mpox di Afrika

- WHO dan mitra gencar mengkampanyekan vaksin mpox
- Masih adanya lonjakan kasus mpox di beberapa negara Afrika
- Mpox yang menyebar luas dari RD Kongo ke negara-negara tetangga
Jakarta, IDN Times - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mencabut keadaan darurat kesehatan internasional terhadap penyakit Monkey Pox (Mpox) atau cacar monyet di sejumlah negara di Benua Afrika. Pengumuman ini mengikuti pertemuan kelima Komite Darurat International Health Regulation (IHR) mengenai lonjakan kasus mpox.
Komite tersebut menyarankan Direktur Jenderal (Dirjen) WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, bahwa situasi saat ini tidak lagi mewakili darurat kesehatan internasional. Meski begitu, pencabutan deklarasi darurat tidak berarti ancaman telah berakhir. Sebab, wabah mpox, termasuk yang baru, terus dilaporkan.
"Keputusan ini didasarkan pada penurunan yang berkelanjutan dalam jumlah kasus dan kematian di Republik Demokratik (RD) Kongo dan negara-negara lain yang terdampak, termasuk Burundi, Sierra Leone, dan Uganda," demikian pernyataan WHO pada Jumat (5/9/2025) di X.
1. WHO dan mitra gencar mengkampanyekan vaksin mpox

WHO juga mengatakan bahwa pihaknya mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor penularan dan risiko keparahan. Badan kesehatan tersebut juga telah mengembangkan kapasitas respons yang berkelanjutan terhadap negara-negara yang paling terdampak.
WHO berkomitmen mendukung negara-negara dalam merespons mpox. Juga, memastikan kemajuan yang telah dicapai selama darurat kesehatan masyarakat internasional tetap dipertahankan.
Sementara itu, Tedros mengatakan bahwa WHO dan mitranya telah menerapkan serangkaian tindakan pencegahan. Sekitar 1 juta dosis vaksin telah diberikan di daerah yang terkena dampak.
Dirjen WHO juga menyerukan kepada negara-negara anggota untuk terus memberikan dukungan karena kapasitas respons sedang terbebani oleh terbatasnya dana. Ini sebagai akibat dari Amerika Serikat, negara pendonor dana terbesar untuk WHO, menarik diri dari badan kesehatan global tersebut dan menangguhkan pendanaannya.
NHK News melaporkan, Jepang telah mengirimkan 50 ribu dosis vaksin mpox ke RD Kongo. Vaksin tersebut dikembangkan oleh perusahaan Jepang.
2. Masih adanya lonjakan kasus mpox di beberapa negara Afrika

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Afrika mengatakan baru-baru ini bahwa mpox masih merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat di benua Afrika. Pernyataan ini dikeluarkan setelah kelompok konsultatif menemukan lonjakan baru di banyak negara di benua tersebut.
"Meskipun kasus terkonfirmasi mingguan menurun hingga 52 persen, tetapi tinjauan kelompok konsultatif terhadap situasi mpox mengindikasikan adanya lonjakan di Ghana, Liberia, Kenya, Zambia, dan Tanzania," kata CDC Afrika pada Kamis (4/9/2025), dikutip dari Al Jazeera.
CDC menambahkan kasus baru virus cacar monyet juga dilaporkan di Malawi, Ethiopia, Senegal, Togo, Gambia, dan Mozambik.
3. Mpox yang menyebar luas dari RD Kongo ke negara-negara tetangga

Pada Agustus 2024, WHO menyatakan penyebaran mpox di Afrika Tengah sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Saat itu, wabah bentuk baru mpox mulai menyebar dari RD Kongo ke negara-negara tetangga.
Penyakit tersebut menyebar melalui kontak dekat. Biasanya ringan, tetapi fatal dalam kasus yang jarang terjadi. Mpox menyebabkan gejala termasuk demam dan ruam pada tubuh. Anak-anak, perempuan hamil, dan orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV, semuanya berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi.
Bentuk baru mpox, yakni klade Ib, masih dominan menyerang Afrika sub-Sahara. Kasus-kasus terkait perjalanan juga telah ditemukan di Thailand, Inggris, dan negara-negara lain.