China Setujui Vaksin Mpox untuk Uji Klinis

Jakarta, IDN Times - Badan Pengawas Obat China telah menyetujui uji klinis vaksin mpox atau cacar monyet yang dikembangkan oleh produsen obat dalam negeri, Sinopharm.
Vaksin eksperimental itu dibuat oleh Institut Produk Biologi Beijing yang dikelola oleh Sinopharm, serta Institut Nasional untuk Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Virus di bawah Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China.
"Vaksin ini dikembangkan secara independen oleh para ilmuwan China dan memiliki hak kekayaan intelektual yang lengkap. Dosisnya diharapkan dapat memainkan peran penting dalam pengendalian dan pencegahan mpox di China," kata Sinopharm, dikutip dari The Straits Times pada Senin (16/12/2024).
1. Kandidat vaksin akan menjalani 3 fase uji klinis
Saat ini, belum ada vaksin mpox yang disetujui di China. Kandidat vaksin dari Sinopharm akan menambah jumlah kandidat vaksin buatan dalam negeri yang sedang dalam proses.
Kandidat vaksin mpox tersebut juga diklaim telah terbukti aman dan efektif selama penelitian praklinis. Serta, dapat merangsang perlindungan kekebalan terhadap mpox pada berbagai model hewan termasuk primata non-manusia.
Di China, kandidat vaksin biasanya menjalani tiga fase uji klinis sebelum memperoleh persetujuan pasar. Proses ini dapat memakan waktu bertahun-tahun dan bahkan puluhan tahun.
2. China samakan mpox seperti AIDS

Pada November, Institut Mikrobiologi di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan China mengatakan, para ilmuwannya sedang meneiliti vaksin mpox potensial berdasarkan teknologi messenger RNA baru dan mencapai hasil positif dalam penelitian tikus.
Lembaga tersebut juga telah menandatangani perjanjian dengan produsen farmasi untuk memajukan penelitian dan memasarkan pendaftaran dosis ekperimental.
Sementara itu, kandidat vaksin mpox lainnya yang tengah diteliti dikembangkan oleh Shanghai Institute of Biological Products, anak perusahaan Sinopharm lainnya, telah memperoleh lampu hijau untuk melakukan uji klinis pada September.
Laporan terbaru dari CDC China menyatakan 46 kasus infeksi yang dilaporkan pada September dan 38 kasus lainnya pada Oktober. Negara ini juga melaporkan kasus impor mpox pertama pada September 2022 dan kasus domestik pertama pada Juni 2023. China mengklasifikasikan mpox sebagai penyakit menular Kelas B, setara dengan COVID-19 dan HIV atau AIDS, pada September tahun lalu.
3. China perketat pemeriksaan wisatawan yang datang

Pada Agustus 2024, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan mpox sebagai keadaan darurat kesehatan global, setelah penyakit tersebut menyebar di seluruh Afrika. Sebagian besar kasus terpusat di Kongo, Burundi, dan Uganda. Lebih dari 120 negara dan wilayah di seluruh dunia telah mencatat kasus yang terkonfirmasi.
Merespons hal tersebut, China segera memperketat tindakan pemeriksaan bagi wisatawan yang datang dari negara atau kawasan yang terjangkit cacar monyet dan mereka yang pernah melakukan kontak dengan penderita cacar monyet. Turis yang mengalami gejala demam, sakit kepala, nyeri otot, lesi kulit besar seperti bisul, dan gejala mencurigakan lainnya harus melapor kepada petugas bea cukai saat masuk.
Tindakan medis akan diambil dan melakukan pengujian terhadap mereka. Tindakan pencegahan akan berlangsung selama 6 bulan. Selama periode tersebut, negara dan wilayah yang baru diidentifikasi oleh WHO sebagai tempat terjadinya wabah mpox akan tunduk pada ketentuan pemberitahuan tersebut.
"Untuk kendaraan, kontainer, barang, dan benda lain dari negara dan kawasan yang mengalami penyebaran penyakit, jika telah terkontaminasi oleh virus cacar monyet atau dianggap berisiko terkontaminasi, otoritas bea cukai akan melaksanakan prosedur sanitasi terhadap benda tersebut," kata Administrasi Umum Bea Cukai China, dikutip dari China Daily.