Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Janji Presiden Prabowo Agar Wong Cilik Gemuyu

Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato usai dilantik pada sidang paripurna MPR di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2024). (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Jakarta, IDN Times – Di media sosial,  banyak yang kagum ketika Presiden ke-8 Republik Indonesia, begitu fasih menyebutkan satu demi satu nama kepala pemerintahan dan utusan khusus yang hadir saat acara Pelantikan Presiden-Wakil Presiden RI, di Gedung Paripurna MPR-RI, Minggu, 20 Oktober 2024. Dalam pidato perdana setelah resmi dilantik, Presiden Prabowo memang dibantu teleprompter tembus pandang.  Namun, menyebutkan 33 nama tamu asing mendapatkan pujian.

Pidato itu cukup panjang, sekitar 40 menitan, dan disampaikan dengan gaya seorang orator, berapi-api. Khas Prabowo Subianto.  Dalam lima tahun ke depan, rakyat Indonesia dan dunia akan melihat gaya komunikasi publik seperti ini, termasuk di panggung dunia.

Sebelum pelantikan, Prabowo menerima para undangan, tamu kehormatan di lobi Gedung Kura-Kura, demikian kita sering menyebut Gedung Utama di Komplek DPR-MPR RI di Senayan itu.

Pesan penting dalam pidato Presiden Prabowo, sesungguhnya sudah disampaikan dalam berbagai kesempatan sebelumnya, termasuk dalam sesi pembekalan bagi para calon menteri dan wakil menteri, serta di acara executive. Kita juga mendapatkan saripatinya, dalam kesempatan Prabowo berbicara di forum publik.  Intinya adalah Astha Cita atau Delapan Visi Misi Prabowo Subianto, sebagaimana bisa kita baca di buku berjudul “Gagasan Strategis Prabowo Subianto : Strategi Transformasi Bangsa, Menuju Indonesia Emas 2045".

Delapan visi misi itu adalah :

  1. Memperperkokoh Ideologi Pancasila, demokrasi dan hak asasi manusia (HAM).
  2. Memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi syariah, ekonomi digital, ekonomi hijau, dan ekonomi biru
  3. Melanjutkan pengembangan infrastruktur dan meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif serta mengembangkan industri kreatif serta mengembangkan agro-maritim industri di sentra produksi melalui peran aktif koperasi.
  4. Memperkuat pembangunan sumberdaya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, keseteraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda (generasi milenial dan generasi Z), dan penyandang disabilitas. 
  5. Melanjutkan hilirisasi dan mengembangkan industri berbasis sumberdaya alam untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.
  6. Membangun dari desa dan dari bawah untuk pertumbuhan ekonomi, pemerataa ekonomi, dan pemberantasan kemiskinan.
  7. Memperkuat reformasi politik, hukum dan birokrasi, serta memperkuat pencegahan dan pemberantasan korupsi, narkoba, judi, dan penyelundupan.
  8. Memperkuat penyelerasan kehidupan yang harmonis dan lingkungan, alam dan budaya, serta peningkatan toleransi antarumat beragama dan mencapai masyarakat yang adil dan makmur.

“Saya selalu mengajak saudara-saudara sebangsa dan se-Tanah Air untuk menjadi bangsa yang berani, bangsa yang tidak takut tantangan, bangsa yang tidak takut rintangan, bangsa yang tidak takut ancaman. Sesungguhnya sejarah kita adalah sejarah dengan penuh kepahlawanan penuh pengorbanan, penuh keberanian. Tidak hanya pemimpin-pemimpin, tetapi keberanian rakyat kita menghadapi segala tantangan bahkan invasi-invasi dari bangsa lain.”

Presiden terpilih, Prabowo Subianto tiba di Gedung DPR/MPR jelang pelantikan pada Minggu (20/10/2024). (YouTube.com/MPRGOID)

Prabowo Subianto mengingatkan jasa pejuang kemerdekaan.

“Kita paham dan mengerti bahwa kemerdekaan kita bukan hadiah. Kemerdekaan kita kita dapat dengan pengorbanan yang sangat besar. Dan kita harus paham dan ingat selalu pengorbanan yang paling besar adalah pengorbanan dari rakyat kita yang paling miskin, wong cilik yang berjuang, yang memberi makan kepada pejuang-pejuang.  Janganlah kita lupa waktu kita perang kemerdekaan kita tidak punya anggaran, APBN, pasukan kita tidak digaji. Siapa yang memberi makan kepada kita? Yang memberi makan adalah para petani di desa-desa, para nelayan, para pekerja, terus menerus mereka yang mendirikan Republik Indonesia.”

Di ruang kerjanya yang luas di kediaman pribadi di Padepokan Garudayaksa di Hambalang, Sentul, Prabowo memasang foto Jenderal Besar Sudirman, Bapak Tentara Nasional Indonesia, dan dua lukisan pamannya yang  gugur dalam pertempuran Lengkong, yaitu Kapten Anumerta Subianto Djojohadikusumo dan Taruna Sujono Djodjohadikusumo.  “Mereka masih muda sekali saat gugur di pertemuan yang dipimpin Mayor Daan Mogot,” kata Prabowo. Ayah Prabowo, Begawan ekonomi Sumitro Djojohadikusumo adalah kakak dari Kapten Subianto dan Taruna Sujono.  Sumitro pernah menjadi menteri perdagangan dan industri, menteri keuangan dan menteri riset di era Orde Lama maupun Orde Baru.

Tema anti korupsi dan kebocoran selalu diingatkan dalam pidato-pidato Prabowo termasuk di Retreat Hambalang pekan ini.

“Marilah kita berani mawas diri, menatap wajah sendiri, dan mari berani memperbaiki diri sendiri, mari berani mengoreksi diri kita sendiri. Kita harus menghadapi kenyataan, bahwa masih terlalu banyak kebocoran, penyelewengan, korupsi di negara kita. Ini adalah yang membahayakan masa depan kita dan masa depan anak-anak kita dan cucu-cucu kita. Kita harus berani mengakui terlalu banyak kebocoran-kebocoran dari anggaran kita, penyimpangan-penyimpangan, kolusi di antara para pejabat politik, pejabat pemerintah, di semua tingkatan, dengan pengusaha-pengusaha yang nakal, pengusaha-pengusaha yang tidak patriotik. Jangan takut melihat realita ini.”

Pidato pelantikan Prabowo juga sarat koreksi.  Dia mengingatkan bahwa meskipun Indonesia sudah merdeka, masih banyak rakyat miskin. 

“Kita masih melihat sebagian saudara-saudara kita yang belum menikmati hasil kemerdekaan. Terlalu banyak saudara-saudara kita yang berada di bawah garis kemiskinan. Terlalu banyak anak-anak yang berangkat sekolah tidak makan pagi. Terlalu banyak anak-anak kita yang tidak punya pakaian untuk berangkat sekolah. Kita sebagai pemimpin politik jangan kita terlalu senang melihat angka-angka statistik yang membuat kita terlalu cepat gembira, terlalu cepat puas padahal kita belum melihat gambaran sepenuhnya. Kita merasa bangga bahwa kita diterima di kalangan G20.

Kita sebagai pemimpin politik jangan kita terlalu senang melihat angka-angka statistik yang membuat kita terlalu cepat gembira, terlalu cepat puas, padahal kita belum melihat gambaran sepenuhnya. Kita merasa bangga bahwa kita diterima di kalangan G20, kita merasa bangga bahwa kita disebut ekonomi ke-16 terbesar di dunia, tapi apakah kita sungguh-sungguh paham dan melihat gambaran utuh dari keadaan kita?”

Prabowo bahkan menyinggung politik burung unta, yang sudah lama kita tidak dengar.

Saudara-saudara, kita harus berani melihat ini semua dan kita harus berani menyelesaikan masalah ini semua. Saya mengajak kita semua marilah kita berani melihat kenyataan. Kita boleh bangga dengan prestasi kita, tapi marilah kita jangan tertegun, jangan terlalu cepat puas dan gembira dengan menutup mata, dan hati terhadap tantangan-tantangan dan penderitaan saudara-saudara kita. Kita tidak boleh memiliki sikap seperti burung unta. Kalau melihat sesuatu yang tidak enak memasukkan kepalanya ke dalam tanah.

Prabowo juga menyampaikan janji-janji pemerintahan, selain di visi misi tentunya.

“Saudara-saudara, saya telah mencanangkan bahwa Indonesia harus segera swasembada pangan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kita tidak boleh tergantung sumber makanan dari luar. Dalam krisis, dalam keadaan genting tidak ada yang akan mengizinkan barang-barang mereka untuk kita beli. Karena itu tidak ada jalan lain dalam waktu yang sesingkat-singkatnya kita harus mencapai ketahanan pangan. Kita harus mampu memproduksi dan memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat Indonesia.

Saya sudah mempelajari bersama pakar-pakar yang membantu saya, saya yakin paling lambat empat sampai lima  tahun kita akan swasembada pangan. Bahkan kita siap menjadi lumbung pangan dunia. Kita juga harus swasembada energi. Dalam keadaan ketegangan, dalam keadaan kemungkinan terjadi perang dimana-mana, kita harus siap dengan kemungkinan yang paling jelek.

Negara-negara lain harus memikirkan kepentingan mereka sendiri. Kalau terjadi hal yang tidak diinginkan, sulit kita mendapat sumber energi dari negara lain. Oleh karena itu, kita harus swasembada energi dan kita mampu untuk swasembada energi. Kita diberi karunia oleh Tuhan, tanaman-tanaman yang membuat kita bisa tidak tergantung dengan bangsa lain. Tanaman-tanaman seperti kelapa sawit bisa menghasilkan solar dan bensin. Kita juga punya singkong, tebu, sagu jagung dan lain-lain.”

Koreksi atas apa yang sudah terjadi selama ini

“Kita juga punya energi bawah tanah, geotermal, yang cukup. Kita punya batu bara yang sangat banyak. Kita punya energi dari air yang sangat besar. Pemerintah yang saya pimpin nanti akan fokus untuk mencapai swasembada energi. Kita juga harus mengelola air dengan baik. Alhamdulillah, kita punya sumber air yang cukup dan kita sudah punya teknologi menghasilkan air yang murah dan yang bisa memenuhi kebutuhan kita.

Juga semua subsidi bantuan kepada rakyat kita yang masih dalam keadaan susah harus kita yakin subsidi-subsidi itu sampai kepada mereka yang membutuhkan. Kita harus berani meneliti dan kalau perlu kita ubah subsidi itu harus kepada langsung keluarga-keluarga yang membutuhkan. Dengan teknologi digital kita akan mampu sampai subsidi itu sampai ke setiap keluarga yang membutuhkan.

Anak-anak kita semua harus bisa makan bergizi minimal satu kali sehari, dan itu akan kita lakukan, dan itu bisa kita lakukan. Selain itu, menjamin melindungi mereka yang paling lemah untuk mencapai kesejahteraan sejati, kemakmuran yang sebenernya. Kita harus melakukan hilirisasi kepada semua komoditas yang kita miliki. Nilai tambah dari semua komoditas itu harus menambah kekuatan ekonomi kita sehingga rakyat kita bisa mencapai tingkat hidup yang sejahtera.

Seluruh komoditas kita harus bisa dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. Saya sudah katakan kita harus berani menghadapi dan memberantas korupsi dengan perbaikan sistem dengan penegakan hukum yang tegas dengan digitalisasi. InsyaAllah kita akan kurangi korupsi secara signifikan. Tapi ini harus kita lakukan. Seluruh unsur pimpinan harus memberi contoh. Ing ngarso sung tulodo.”

Presiden Prabowo Subianto menyapa warga saat melintas di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (20/10/2024). (ANTARA FOTO/Paramayuda)

Keseriusan membangun pemerintahan yang bersih dari korupsi ditekankan lagi dengan menyitir pepatah yang sering disampaikan Almarhum Buya Syafii Maarif, tokoh Muhamadiyah yang dianggap sebagai salah satu guru bangsa.

“Ada pepatah yang mengatakan kalau ikan menjadi busuk, busuknya mulai dari kepala. Semua pejabat dari semua eselon, dari semua tingkatan, harus memberi contoh untuk menjalankan kepemimpinan pemerintahan yang sebersih-bersihnya. Mulai contoh dari atas dan sesudah itu penegakan hukum yang tegas dan keras.

Semua kita percaya dan yakin kita punya kekuatan menghilangkan kemiskinan dari bumi Indonesia. Ini sasaran berat. Bahkan banyak yang mengatakan ini sesuatu yang tidak mungkin. Pemimpin yang berani dan baik akan terpanggil untuk menghadapi yang tidak mungkin dan mencari jalan agar yang tidak mungkin kita atasi. Bangsa yang berani adalah bisa membikin yang tidak mungkin menjadi mungkin.”

Soal Pancasila, terutama berkaitan dengan demokrasi dan kerakyatan mendapatkan perhatian juga.

“Di tengah cita-cita yang begitu besar dan idam-idamkan, kita perlu suasana kebersamaan, persatuan, kolaborasi kerja sama, bukan cekcok yang berkepanjangan. Kita perlu pemimpin-pemimpin yang tidak caci maki, yang arif, bijaksana, mengerti dan cinta budaya dan sejarah bangsa sendiri, yang bangga dengan adab tradisi dan adat bangsa kita sendiri. Kita dari sejak dahulu memikirkan kehendak dari para pendiri bangsa kita ingin menjadi bangsa yang berdemokrasi.

Kita menempatkan kedaulatan rakyat setinggi-tingginya dalam dasar negara kita. Pancasila. Kerakyatan merupakan sendi utama dari kelima sila yang kita junjung tinggi. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Kita menghendaki kehidupan demokrasi, tapi marilah kita sadar bahwa demokrasi kita harus demokrasi yang khas untuk Indonesia. Yang cocok untuk bangsa kita. Demokrasi yang berasal dari sejarah dan budaya kita. Demokrasi kita harus demokrasi yang santun. Demokrasi di mana berbeda pendapat harus tanpa permusuhan.”

Akan sangat menarik melihat implementasi pidato Prabowo soal demokrasi. Dalam berbagi kesempatan sejumlah pihak bertanya kepada saya bagaimana masa depan kemerdekaan berekspresi dan kemerdekaan pers di era Presiden Prabowo.

“Demokrasi di mana mengoreksi harus tanpa caci maki. Bertarung tanpa membenci. Bertanding tanpa berbuat curang. Demokrasi kita harus demokrasi yang menghindari kekerasan, adu domba, hasut-menghasut. Harus yang sejuk, demokrasi yang damai, demokrasi yang menghindari kemunafikan. Hanya dengan persatuan dan kerja sama kita akan mencapai cita-cita para leluhur. Bangsa yang gemah ripah loh jinawi, toto tentrem kertoraharjo. Bangsa yang baldatun toyyibatun warabbun ghafur. Bangsa yang di mana rakyat cukup sandang, pangan, papan”.

Di tengah suasana kebatinan rakyat Indonesia berkaitan dengan dinasti politik yang dilakukan oleh para tokoh, terutama oleh Presiden Joko Widodo dan keluarganya, kalimat berikut dalam pidato Prabowo terasa jadi “tamparan”.

“Cita-cita kita adalah melihat wong cilik iso gemuyu, wong cilik bisa senyum, bisa tertawa. Kita harus ingat bahwa kekuasaan itu adalah milik rakyat, kedaulatan itu adalah kedaulatan rakyat. Kita berkuasa seizin rakyat. Kita menjalankan kekuasaan harus untuk kepentingan rakyat. Kita harus selalu ingat, setiap pemimpin dalam setiap tingkatan harus selalu ingat, pekerjaan kita harus untuk rakyat. Bukan kita bekerja untuk diri sendiri. Bukan kita bekerja untuk kerabat kita. Bukan kita bekerja untuk pemimpin-pemimpin kita. Pemimpin yang harus bekerja untuk rakyat.

Kita harus mengerti selalu sadar selalu bahwa bangsa yang merdeka adalah bangsa di mana rakyatnya merdeka. Rakyat harus bebas dari ketakutan, bebas dari kemiskinan, bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari penindasan, bebas dari penderitaan.  Saudara-saudara, masih ada saudara-saudara kita usianya di atas 70 tahun masih menarik becak. Ini bukan ciri-ciri bangsa yang merdeka.”

Dukung kemerdekaan Palestina

Pesan terhadap dunia dan anti penjajahan serta dukungan kepada kemerdekaan Palestina salah satu yang mendapatkan tepuk-tangan gemuruh.

“Dalam menghadapi dunia internasional, Indonesia memilih jalan bebas aktif, nonblok. Kita tidak mau ikut pakta-pakta militer manapun. Kita memilih jalan bersahabat dengan semua negara. Sudah berkali-kali saya canangkan Indonesia akan menjalankan politik luar negeri sebagai negara yang ingin menjadi tetangga yang baik. We want to be a good neighboor. Kita ingin menganut filosofi kuno, 'seribu kawan terlalu sedikit satu lawan terlalu banyak.'

Dengan demikian kita ingin menjadi sahabat semua negara tapi kita punya prinsip, yakni antipenjajahan karena kita pernah mengalami penjajahan. Kita antipenindasan karena kita pernah ditindas, kita anti rasialisme, anti apartheid, karena kita pernah mengalami waktu kita dijajah kita bahkan digolongkan lebih rendah dari anjing. Banyak prasasti dan marmer, papan-papan di mana disebut 'honden in inlanden verboden.' Saya masih lihat prasasti di kolam renang Manggarai tahun 1978. Karena itu kita punya prinsip kita harus solider membela rakyat yang tertindas di dunia ini. Karena itu kita mendukung kemerdekaan rakyat Palestina.

Pemerintah Presiden Joko Widodo sudah mengirimkan banyak bantuan. Hari ini kita punya tim medis yang bekerja di Gaza, Rafah, dengan risiko sangat tinggi. Dokter-dokter kita perawat-perawat kita sudah bekerjasama bersama sudara dari Uni Emirat Arab. Dan kita pun siap untuk mengirim bantuan yang lebih banyak dan siap evakuasi mereka yang luka, dan anak-anak yang trauma. Dan korban kita siapkan semua rumah sakit dan tentara, dan nanti rumah sakit-rumah sakit lain untuk membantu saudara-saudara kita yang menjadi korban perang yang tidak adil.”

Mikul dhuwur, mendhem jero, yang diartikan menjunjung tinggi kehormatan keluarga, harga diri dalam penguatan jati diri seseorang, disampaikan dalam penghormatan kepada jasa para pejuang dan mantan pemimpin.

“Kita menjadi bangsa yang harus berterima kasih kepada generasi pembebas, bung Karno bung Hatta, pahlawan-pahlawan lain. I Gusti Ngurah Rai, Kapitan Pattimura, Sultan Hasanuddin, Teuku Umar, Cut Nyak Dien, dan lain-lain. Mereka membayar saham kemerdekaan dengan darah dan air mata mereka. Kita bersyukur pada presiden pertama, Bung Karno, telah memberi kita ideologi negara, Pancasila. Yang keluar masuk penjara dibuang di mana-mana dari sejak muda karena memperjuangkan Indonesia merdeka.

Indonesia tidak mau menjadi darah bagi bangsa-bangsa lain. Soekarno, Hatta, Syahrir, semua pendiri bangsa berkorban dan memimpin dengan baik. Kita juga bersyukur kepada Presiden Soeharto yang banyak jasanya dalam menyelamatkan dan mengamankan ideologi Pancasila itu sendiri. Yang telah meletakkan dasar bagi Indonesia yang modern. Kita berterima kasih kepada Presiden Habibie yang telah membuat dasar untuk kita meraih dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Kita berterima kasih kepada Presiden Abdurrahman Wahid yang telah memberi contoh toleransi antaragama, antarsuku, yang menjunjung tinggi Indonesia yang inklusif dan toleran. Kita berterima kasih kepada Presiden Megawati yang menyelesaikan masalah-masalah ekonomi akibat crash  tahun 1998. Harus diakui di bawah pemerintah Megawati, masalah perusahaan-perusahaan yang banyak hancur dapat diperbaiki dan diselamatkan.

Kita harus berterimakasih kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang memimpin Indonesia di saat krisis yang sangat berat, menghadapi tsunami, menyelesaikan bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla menyelesaikan pertikaian di Aceh yang sudah berjalan begitu lama. Ini prestasi yang harus diakui. Mereka semua dengan cara masing-masing memiliki sumbangsih terhadap apa yang sekarang kita nikmati. Negara kesatuan yang utuh berdaulat, merdeka, dan menjaga dan berjuang demi keadilan.

Sekarang kita ucapkan terima kasih juga kepada presiden Republik Indonesia yang ke-7. Presiden Joko Widodo dengan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Terima kasih atas kepemimpinan bapak, terima kasih atas kenegarawanan bapak. Bapak telah menakhodai bangsa ini melalui krisis-krisis yang sunguh sangat berat. Ingat Covid. Kita bahkan keluar rumah takut. Saya saksi. Saya menteri beliau. Semua pihak dalam dan luar negeri telepon terus menekan beliau, terus minta lockdown. Beliau menolak. Beliau berpikir kalau kita lockdown bagaimana wong cilik, warteg, ojol, rakyat yang makannya dari upah harian.

Jangan kita lupa prestasi pemimpin-pemimpin kita. Terima kasih. Anda berjasa dan akan dikenang sebagai putra Indonesia yang termasuk terbaik.”

Menurut saya, tantangan terbesar bagi Prabowo dalam menjalankan pemerintahan lima tahun ke depan adalah :

Kesatu, memastikan semua janji, terutama anti korupsi dan mencegah kebocoran dijalankan mulai dari orang-orang yang paling dekat dengannya, termasuk keluarga dan lingkar satu orang-orang kepercayaannya. Dalam sejarah politik kita selama ini, kita saksikan bahwa yang merusak cita-cita dan janji pemimpin, adalah gagal mencegah orang-orang di sekitarnya menjalankan apa yang dijanjikan, baik saat kampanye politik, apalagi pidato pelantikannya.

Kedua, memastikan pemerintahannya berjalan efektif dan efisien.  Prabowo akan dibantu oleh 47-an kementerian dan lembaga.  Total jumlah yang dipanggil bertemu Prabowo sebelum pelantikan presiden sekitar 108 orang.  Ada kementerian yang bakal punya dua sampai tiga wakil menteri karena politik akomodatif Prabowo terhadap orang-orang yang dianggap berjasa atas kemenangannya. Reformasi Birokrasi yang selama ini jadi jargon dari pemerintahan satu ke pemerintahan selanjutnya akan kita lihat apakah jadi lebih baik di era Prabowo.

Ketiga, soal penghormatan terhadap HAM dan bebas dari diskriminasi, apakah pemerintahan Prabowo bisa menjamin dan melindungi suara rakyat dan media yang kritis terhadap kebijakan pemerintah dan negara? Maukah Presiden Prabowo mencabut dan merevisi peraturan perundang-undangan yang bisa digunakan untuk memberangus hak asasi manusia termasuk kebebasan berekspresi, berserikat dan berkumpul? Maukah Prabowo menuntaskan kasus-kasus pelanggaran HAM masa lalu lewat peradilan yang dijalankan secara independen?

Prabowo Subianto telah berjuang dan menunggu selama empat periode pemilihan umum, atau 20 tahun, untuk akhirnya menjadi Presiden RI ke-8.  Penantian yang cukup lama. Semoga semua yang diinginkan oleh Prabowo, janji-janji membuat Indonesia, terutama rakyatnya makin sejahtera dan makmur, dilaksanakan.  Lima tahun tidak cukup tentunya, tetapi kita akan melihat jalan yang akan ditempuh mulai hari ini, apakah jalan yang benar. Selamat Bekerja Presiden Prabowo Subianto.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Uni Lubis
EditorUni Lubis
Follow Us