Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi perundungan (IDN Times/Novaya)

Belakangan ini, sebuah video Miftah Maulana viral dan memicu kontroversi di masyarakat. Dalam video tersebut, ia terdengar mengolok seorang penjual es teh dengan ucapan "Goblok," yang dinilai oleh banyak pihak tidak pantas disebut candaan. Setelah insiden itu, video-video lama kembali muncul, memperlihatkan cara berdakwah Miftah yang dianggap kurang mencerminkan adab dalam berdakwah. Salah satunya adalah saat ia, ditemani Habib Zaidan Yahya di acara sholawatan, melontarkan komentar tentang suara perempuan itu enak didengar saat mendesah.

Hal tersebut dianggap hanya sebagai guyonan atau candaan semata oleh jamaahnya. meskipun demikian, hal semacam itu tidak seharusnya dinormalisasikan terlebih lagi di dalam majlis. Di mana seharusnya menjadi tempat untuk mencari ilmu pengetahuan agama dan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT malah berubah menjadi panggung hiburan yang mengabaikan nilai-nilai moral yang diimingi dengan menyampaikan pesan agama.

Tidak ada salahnya menambahkan candaan dalam berdakwah dengan tujuan untuk mempermudah penyampaian isi dakwah. Tetapi, candaan yang ada saat berdakwah tidak boleh mengabaikan nilai-nilai moral dan merusak adab serta etika dalam berdakwah. Hal itu sudah disebutkan dalam surah Al-Isra ayat 53: "Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, 'Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar).'"

Hal tersebut dijelaskan lebih rinci oleh Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menjelaskan bahwa humor yang membawa kebaikan dan tidak berlebihan adalah sunnah Rasulullah SAW. Namun, jika humor mengandung unsur keburukan, hinaan, atau hal-hal yang tidak pantas, maka hukumnya menjadi makruh bahkan haram.

Normalisasi candaan yang berbau seksual menjadi fenomena memprihatinkan. Tindakan tersebut sangat bertentangan dengan nilai-nilai agama meskipun tujuannya adalah berdakwah, hal ini dapat merusak citra dakwah yang baik agama Islam dan menurunkan kualitas pembelajaran agama di masyarakat. Sebagai seorang pendakwah wajib menjaga adab dan etika, karena seorang da'i menjadi cerminan bagi jamaahnya. Orang-orang yang awam dengan agama Islam tidak akan tahu secara luas bagaimana pengajaran yang baik didalamnya.

Melalui perilaku seorang da'i, nilai Islam dapat tergambarkan di mata mereka. Maka dari itu harus menjaga adab di mana pun kita berada serta dapat membedakan tentang apa yang pantas untuk dijadikan candaan. Karena akhlak seorang da'i sangat berpengaruh besar dalam pandangan orang awam, maka dari itu pentingnya memahami ungkapan "adab lebih penting dari pada ilmu". Ungkapan tersebut menjelaskan bahwa adab itu jauh di atas ilmu, jadi sebanyak apapun ilmu yang kita miliki harus tetap menjaga adab.

Sebagai seorang pendakwah, kita harus menyadari bahwa setiap perkataan dan tindakan yang dilakukan dapat mempengaruhi persepsi publik terhadap agama Islam. Allah telah memerintahkan kita untuk menjaga lisan agar tidak menimbulkan dosa, sebagai seorang da'i kita harus memberikan contoh yang baik. Seorang da'i juga harus memahami bahwa dakwah bukan hanya menyampaikan pesan-pesan agama, tetapi juga tentang adab yang harus dijaga ketika berdakwah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team