Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Startup Cerminan Tingginya Jiwa Wirausaha Anak Bangsa

Ilustrasi warna-warni sebagai inovasi dalam dunia startup. (freepik.com)
Ilustrasi warna-warni sebagai inovasi dalam dunia startup. (freepik.com)

Sejak kapan kita mulai familier dengan kata startup? Apakah sejak banyaknya perusahaan-perusahaan rintisan muncul dengan keuntungan yang besar yang menggiurkan? Atau sejak kita menengok acting memukau dari Bae Suzy, Nam Joo-hyuk, Kim Seon-ho, dan Kang Han-na dari Drama Korea yang berjudul sama?

Menjamurnya perusahaan rintisan di Indonesia ini bukan tanpa alasan, mereka yang banyak dikemudikan oleh para anak muda (milenial atau bahkan generasi Z) adalah perusahaan yang mencoba menjawab tantangan dari perkembangan zaman.

Secara kuantitas, meski 2022 baru melewati pertengahan tahun, Indonesia telah berhasil menjadi negara ke-6 di dunia dengan jumlah startup terbanyak, yaitu 2.403 perusahaan. Jumlah ini bahkan digadang-gadang akan terus bertambah seiring waktu dan seiring kemampuan bertahan dari masing-masing startup.

Lalu sebenarnya, jika startup sama saja dengan perusahaan rintisan, apa perbedaannya dengan usaha kecil? Apa yang membuat kita terjerat dalam pesona startup?

Satu kata kunci yang mungkin tidak bisa kita temukan dalam model bisnis lain, startup mencoba untuk mengganggu pasar. Para pendiri startup adalah orang-orang dengan inovasi dan mungkin sedikit “gila” dan mereka ingin pasar yang ada berubah mengikuti alur yang mereka inginkan.

Tidak percaya?

Contohnya, di tahun 2000-an saat kita lapar, kita akan pergi keluar. Bisa menuju pasar atau rumah makan, kalau jauh kita kadang menaiki alat transportasi umum atau kendaraan pribadi. Setelah sampai ke tempat yang menjual makanan, kita punya dua pilihan. Makan di tempat atau bawa pulang.

Kebiasaan orang membeli makan akan membentuk pasar. Memang ada kemungkinan orang-orang berkendara jauh sekali untuk mendapatkan makanan yang mereka mau, meskipun harus mengorbankan uang bensin dan waktu yang berharga. Tapi persentasenya akan jauh lebih kecil dibandingkan dengan orang yang memilih membeli makanan dekat dengan rumahnya. Lebih hemat ongkos dan waktu.

Pasar yang terbentuk adalah pilihan orang untuk membeli makanan terhalang oleh jarak dan waktu.

Kalau sekarang?

Kita lapar, yang kita cari pertama kali adalah handphone atau gadget. Lihat makanan apa yang ingin kita makan hari ini, atau cari kode promo dari beberapa aplikasi pesan antar. Tak lupa bayar pake e-money supaya bisa dapet cashback.

Kadang-kadang penawaran dari tanggal-tanggal kembar juga menekan keinginan kita untuk belanja lebih banyak, dibela-belain juga meskipun letak restorannya cukup jauh.

Lihat kan yang terjadi?

Kebiasaan berubah, keinginan dan kemauan berubah, dan pasar pun ikut berubah. Inilah kehebatan dari kekuatan sebuah startup.

Startup adalah wujud dari jiwa wirausaha anak bangsa

Ilustrasi tim startup membuat rencana bisnis mereka. (freepik.com)
Ilustrasi tim startup membuat rencana bisnis mereka. (freepik.com)

Saya menyebut startup adalah bentuk evolusi dan sisi ambisius dari usaha kecil. Sebab, ketika sebuah startup berhasil mengubah pasar, otomatis mereka telah berhasil membuat dampak kepada konsumen yang menggunakan jasa atau barang yang mereka jual.

Menurut data dari startupranking.com, Indonesia adalah negara berkembang ke-2 (setelah India) yang memiliki jumlah perusahaan startup terbanyak di tahun 2022.

Ini membuktikan bahwa banyak anak muda di Indonesia memiliki inovasi dan ambisi untuk menjawab perkembangan zaman dengan menawarkan model bisnis mereka yang terukur dan berdampak langsung pada konsumen.

Dinamika startup juga dikenal dengan istilah tumbuh secepat mungkin, dibandingkan model bisnis lainnya, mereka yang bekerja di perusahaan startup juga lebih fleksibel dalam menetapkan dan mengubah model bisnis agar dapat menyesuaikan perubahan dan meminimalisir dampak dari masalah bisnis.

Ciri wirausaha yang tercermin dalam startup lainnya ada pada CEO (Chief Executive Officer) atau pendiri startup. Meski cepat dan dinamis, startup gampang oleng dan biasanya ini disebabkan oleh kendala modal dan keuntungan yang tidak seimbang.

Disinilah jiwa wirausaha CEO dan timnya diuji, mereka harus bisa mengelola modal seefektif dan seefisien mungkin. Pendanaan terbesar startup-startup di Indonesia biasanya berasal dari pemodal ventura dan investor, dan disinilah istilah “tidak ada makan siang yang gratis” menjadi fakta.

Startup harus bisa membuktikan kepada orang-orang yang sudah “menitipkan” uang mereka, bahwa model bisnis ini bisa menghasilkan keuntungan. Ketabahan, keuletan, keberanian serta kecepatan wirausahawan diuji.

Forum G-20 membawa angin segar bagi perkembangan startup Indonesia

Sekjen Kominfo dalam acara G-20. (Dok. Kominfo)
Sekjen Kominfo dalam acara G-20. (Dok. Kominfo)

Bertajuk “Recover together, recover stronger”, Presidensi G20 Indonesia mengangkat tiga agenda prioritas yaitu arsitektur kesehatan global yang inklusif, transformasi ekonomi berbasis digital, dan transisi energi berkelanjutan.

G20 tahun 2022 ini kan membahas tiga isu prioritas, yaitu konektivitas dan pemulihan pasca Covid-19, kemampuan digital dan pengetahuan digital, aliran data lintas batas dan aliran data bebas terpercaya.

Melesatnya perkembangan startup di Indonesia juga tidak bisa lepas dari meleknya masyarakat dengan pengetahuan digital. Karena banyak startup yang menggantungkan model bisnisnya kepada perkembangan teknologi dan internet, maka otomatis konsumen yang menggunakan barang atau jasa dari startup harus memiliki kemampuan tersebut.

Sayangnya, hingga saat ini belum semua masyarakat Indonesia memahami atau bahkan tersentuh dengan pengetahuan digital. Lewat 1000 Aspirasi Indonesia Muda, saya harap KTT G20 dapat benar-benar mewujudkan transformasi digital yang inklusif, memberdayakan dan berkelanjutan serta dapat menyeluruh bagi seluruh rakyat Indonesia dari berbagai usia dan kalangan. 

Dengan bertambahnya masyarakat yang mengerti menggunakan internet dan teknologi, maka pangsa pasar dari juga startup akan bertambah dan berkembang dengan lebih baik. Penting untuk diingat bahwa pasar dapat menentukan arah perusahaan rintisan ini menjadi lebih baik dan lebih maju.

Seperti lingkaran yang tidak dapat diputus, sejatinya startup di Indonesia muncul karena adanya pasar yang memiliki kemampuan digitalisasi, sementara dengan bertambahnya orang-orang yang memiliki kemampuan digitalisasi tujuan dan arah startup akan lebih jelas dan terbuka lebar.

Tak hanya kemajuan dan keuntungan di dalam negeri, kemampuan digitalisasi juga akan mempermudah kita terhubung dengan orang-orang di luar negeri. Yang secara global bisa membantu meningkatkan dan memulihkan tatanan ekonomi pasca pandemi Covid-19 yang sempat terpuruk dan lesu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dimas Bowo
EditorDimas Bowo
Follow Us