4 Alasan Chernobyl Jadi Kota Mati Tapi Hiroshima Tidak, Sudah Tahu?

- PLTN Chernobyl mengalami tragedi nuklir pada tahun 1986, menyebabkan Kota Pripyat menjadi tak berpenghuni.
- Insiden disebabkan oleh desain reaktor yang cacat dan human error, menyebarkan bahan radioaktif ke lingkungan.
- Radiasi nuklir dari Chernobyl lebih berbahaya dan bertahan lama daripada bom atom di Hiroshima akibat ketinggian ledakan dan jenis radiasinya.
Chernobyl mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita. PLTN yang berlokasi di Kota Pripyat, Ukraina ini pernah mengalami tragedi memilukan pada tahun 1986. Salah satu reaktornya meledak dan menyebarkan radiasi nuklir hingga ke Eropa. Hingga kini, Kota Pripyat jadi area tak berpenghuni bak kota mati.
Nuklir tidak hanya pernah membuat ulah di PLTN Chernobyl. Jauh sebelum itu, ledakan nuklir juga pernah terjadi Kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang saat Perang Dunia II. Tapi bedanya, kedua kota tersebut kini sudah terbebas dari efek radiasi nuklir. Kenapa hal ini bisa terjadi? Yuk, baca sampai akhir!
1. Menilik sejarah kelam insiden nuklir Chernobyl dan Hiroshima

Sebelum membahas lebih jauh, mari kita kupas terlebih dahulu sejarah kelam insiden nuklir Chernobyl. Sabtu dini hari, 26 April 1986 menjadi hari yang mencekam dan tak terlupakan. Hari di mana terjadi salah satu bencana nuklir terburuk dalam sejarah, insiden Chernobyl. Dilansir World Nuclear Association, kecelakaan ini terjadi akibat desain reaktor yang cacat dan human error.
Bermula dari teknisi yang melakukan eksperimen di reaktor nomor empat untuk mengetahui apakah turbin bisa mengoperasikan pompa air tanpa listrik. Mereka mematikan sistem keamanan darurat dan menjalankan reaktor dengan tenaga yang sangat rendah. Akibatnya, reaktor hilang kendali dan meledak lalu menyebarkan bahan radioaktif ke lingkungan.
Dilansir World Health Organization, ledakan Chernobyl bertanggungjawab atas mengungsinya 350.000 warga yang terdampak. Menjadi bukti betapa mengerikannya bencana ini. Bahkan, area asal ledakan, Kota Pripyat diprediksi akan terus jadi kota mati sampai ratusan tahun ke depan.
2. Tingkat radiasi yang dihasilkan berbeda jauh

Dilansir International Atomic Energy Agency, radiasi adalah pergerakan energi dalam bentuk gelombang tanpa melalui medium. Misalnya saja saat kamu duduk di dekat api unggun, kamu akan merasa hangat. Cara kerja radiasi nuklir juga begitu, hanya saja efek yang dihasilkan lebih berbahaya. Radiasinya bisa menimbulkan kanker bahkan kematian.
Bicara soal radiasi, ada perbedaan mendasar antara sumber radiasi nuklir Chernobyl dan Hiroshima. Simpelnya, kalau Hiroshima radiasinya dari produk tenaga nuklir yaitu bom atom, sedangkan Chernobyl dari sumber nuklir itu sendiri. Akibatnya, selama reaktor tersebut masih aktif dan menyimpan bahan radioaktif, maka selama itu pula radiasinya masih tetap ada.
3. Jumlah nuklir yang meledak bak bumi dan langit

Dilansir ILF Science, Little Boy (bom atom yang dihatuhkan di Hiroshima) berisi 64 kg uranium, itu pun hanya kurang dari 1 kg uranium yang bereaksi. Jumlah tersebut memang bisa menimbulkan kerusakan yang besar, tapi efek radiasinya tidak bertahan lama. Oleh karenanya, kota Hiroshima kini sudah bisa dihuni kembali.
Sedangkan reaktor nomor empat Chernobyl mengandung 180 ton bahan radioaktif. Parahnya lagi, ada sekitar 7 ton bahan radioaktif yang terlepas ke udara dan terbawa angin hingga ke Eropa. Jadi, bom atom di Hiroshima membawa dampak destruktif yang besar, sedangkan insiden Chernobyl melahirkan dampak radiasi nuklir jangka panjang.
4. Posisi ledakan juga turut mempengaruhi dampak radiasi

Selain dua faktor di atas, ketinggian ledakan juga ikut andil menentukan jumlah radiasi nuklir yang disebarkan. Biasanya bom nuklir akan meledak di ketinggian tertentu untuk menciptakan daya ledak yang besar namun minim radiasi. Sebaliknya, bahan radioaktif yang meresap ke tanah bisa membuat radiasi lebih bertahan lama karena terkonsentrasi di satu tempat.
Dilansir CNDP India, bom atom Little Boy diledakkan di ketinggian 550–600 meter di atas Kota Hiroshima. Sementara itu, nuklir di reaktor empat Chernobyl selain terbang terbawa angin juga bocor dan diserap oleh tanah. Akibatnya, radiasi yang dihasilkan pun bisa bertahan jauh lebih lama.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi efek radiasi nuklir. Makin tinggi tingkat radiasinya, makin parah pula dampak yang dihasilkan. Oleh karena itu, perlu kehati-hatian ekstra saat menggunakan nuklir agar bencana serupa tidak terulang.