Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Fakta Menarik Supermoon 9 April 2024, Waspada Potensi Banjir Rob

potret supermoon yang terlihat di atas sebuah jembatan (commons.wikimedia.org/Kuzpunk)

Awal bulan April ini kita akan langsung disambut dengan fenomena langit yang sangat menarik. Ya, pada hari Selasa, 9 April 2024, fenomena supermoon bisa kita amati secara langsung jika langit cerah. Sesuai dengan namanya, supermoon merupakan fenomena langit yang melibatkan satelit alami Bumi, yakni Bulan.

Ketika supermoon terjadi, Bulan akan nampak lebih besar dan cerah dari biasanya. Lantas, sebenarnya apa yang menyebabkan fenomena langit ini? Apakah karena Bulan makin mendekat dengan Bumi? Dari pada tebak-tebakan, yuk, cari tahu sama-sama soal fakta-fakta menarik supermoon 9 April yang akan terjadi menjelang Idul Fitri tahun 2024!

1. Supermoon adalah fenomena spesial yang sedikit berbeda dari bulan purnama biasa

potret supermoon yang terjadi di Bangkok, Thailand, pada tahun 2019 (commons.wikimedia.org/PEAK99)

Sebenarnya, kondisi supermoon mirip seperti bulan purnama. Pada saat bulan purnama, posisi Bulan dapat terlihat penuh karena titik orbitnya berada di bagian belakang Bumi dan Matahari. Nah, perbedaan antara supermoon dan bulan purnama itu ada pada titik orbitnya dengan Bumi. Sebab, orbit Bulan pada Bumi itu tidak terbentuk secara lingkaran sempurna, melainkan elips atau oval.

Dilansir NASA, orbit bulan yang berbentuk elips itu punya titik terjauh dan terdekat. Titik terjauh dinamakan apogee yang berjarak 405.500 km dari Bumi dan titik terdekat dinamakan perigee dengan jarak 363.300 km. Fase supermoon terjadi ketika Bulan berada pada titik perigee dan bertepatan dengan waktu bulan purnama. Oleh karena jarak antara Bumi dan Bulan yang semakin dekat, maka penampilan satelit tersebut pada saat supermoon terjadi akan lebih besar dan cerah.

Istilah supermoon pertama kali disebutkan oleh ahli astronomi Amerika Serikat, Richard Nolle, pada 1979. Secara mendasar, deskripsi yang dipakai mereka ketika fenomena ini terjadi adalah fase bulan purnama perigean atau secara teknis disebut dengan nama perigee-syzygy.

Menariknya, Bulan akan berada pada titik perigee ini terjadi hingga 2 minggu lamanya. Akan tetapi, supermoon tidak akan terjadi mengikuti lama waktu Bulan di titik perigee, melainkan ketika fase purnama saja. Selain itu, titik perigee Bulan saat terjadinya supermoon juga berbeda-beda, sehingga kita tahu ada beberapa fenomena supermoon dengan titik yang sangat dekat dengan Bumi.

Mengutip Space, ketika fenomena supermoon terjadi, biasanya Bulan akan terlihat lebih besar 14 persen dan lebih terang hingga 30 persen. Menariknya, meski angka perbedaan itu nampak cukup signifikan, mata telanjang manusia tetap sangat sulit untuk mengamati perbedaannya. Pada mata orang awam, ukuran dan intensitas cahaya Bulan ketika supermoon akan terlihat sama seperti bulan purnama biasa. Maka dari itu, perlu pengamatan lebih lanjut dan teliti seperti yang biasa dilakukan oleh para pengamat Bulan.

2. Sejumlah dampak yang timbul akibat supermoon, salah satunya potensi banjir rob

potret supermoon yang terlihat secara maksimal (commons.wikimedia.org/Yellowstone National Park)

Nah, kita sudah tahu bahwa fenomena supermoon itu hanya terjadi pada saat yang spesial saja. Ukuran dan intensitas cahaya dari Bulan memang berbeda dari fase purnama biasa. Namun, apakah ada dampak yang timbul dari fenomena supermoon? Jawabannya, ternyata ada satu dampak utama yang akan terjadi, lho.

Royal Museums Greenwich melansir bahwa arus pasang surut air laut akan terdampak ketika fenomena supermoon terjadi. Akan tetapi, dampak yang ditimbulkan ini bukan sesuatu yang dapat menyebabkan bencana alam. Pada dasarnya, pasang surut air laut itu memang terjadi karena pengaruh gravitasi Bulan dan Matahari. Maka dari itu, ketika Bulan ada pada titik perigee yang berarti lebih dekat dengan Bumi, maka gaya tarik gravitasinya pada air laut juga lebih kuat.

Pada saat fenomena supermoon terjadi, kita akan melihat gelombang air laut yang lebih tinggi daripada biasanya. Tidak lebih tinggi hingga bermeter-meter, melainkan hanya beberapa inci atau sentimeter saja. Sebenarnya fenomena ini tak perlu terlalu dikhawatirkan ketika fenomena supermoon terjadi jika tidak tinggal di daerah pesisir.

BMKG juga sudah mengimbau agar masyarakat, terutama di area pesisir, lebih waspada. Kemungkinan supermoon memang bisa menimbulkan banjir rob, terutama hingga 14 April 2024. Namun diprediksi, pasang air laut yang terjadi hanya sekitar 1 hingga 2 meter saja. 

Di sisi lain, kita juga sebaiknya bersiap untuk menikmati fenomena langit yang cantik ini. Sebab, Bulan akan terlihat sangat indah saat supermoon berlangsung. Nah, pertanyaan selanjutnya, kalau mata telanjang kita sulit mengamati perbedaan supermoon dengan bulan purnama, lantas bagaimana cara kita mengamati fenomena langit tersebut?

3. Cara mengamati fenomena supermoon

Jika langit penuh dengan awan, maka kita akan sulit mengamati supermoon. (commons.wikimedia.org/Kristof Zerbe)

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum kita melihat fenomena supermoon. Pertama, kondisi cuaca harus cerah dengan sedikit atau tanpa awan sehingga pandangan kita kepada Bulan tidak tertutup. Kedua, kita harus melihat Bulan pada waktu yang sempurna, yakni ketika baru akan muncul dan ketika sudah melintas di atas cakrawala.

Dr Greg Brown dalam wawancaranya dengan BBC menyebutkan bahwa dengan kedua syarat ini terpenuhi saja, kita seharusnya bisa dengan mudah menikmati fenomena supermoon. Sebab, di tengah terangnya cahaya kota sekalipun, Bulan yang jadi objek langit paling cerah saat supermoon tetap bisa dilihat dengan mudah. Akan tetapi, untuk mendapatkan pengalaman mengamati Bulan yang maksimal, bantuan dari teropong atau teleskop tetap akan sangat membantu.

Jika menggunakan bantuan kedua alat itu, kita bisa melihat Bulan dengan lebih jelas. Apalagi, kedua alat ini jika digunakan dengan tepat, bisa membantu kita melihat permukaannya sekaligus, lho.

Oh iya, ada satu keunikan pada Bulan jika kita ingin mengamatinya dengan mata telanjang. Ketika Bulan baru muncul dan dekat dengan titik cakrawala, maka mata kita akan memberi persepsi bahwa ukurannya lebih besar dari biasanya. Fenomena ini sering disebut dengan ilusi Bulan yang terjadi akibat otak kita salah memproyeksikan kalau ukuran benda langit di dekat cakrawala lebih besar dari ukuran sebenarnya.

4. Apa yang membuat supermoon 9 April 2024 nanti spesial?

potret supermoon di antara pegunungan (commons.wikimedia.org/Christian David)

Nah, pada tanggal 8 dan 9 April 2024 nanti, fenomena supermoon yang akan terjadi bisa dibilang cukup spesial. Mengutip Space, pada 8 April 2024 nanti, fase bulan baru akan bertepatan dengan fenomena langit lain, yakni gerhana matahari total. Biarpun begitu, gerhana matahari ini tidak akan melintas di atas langit Indonesia, tapi terkonsentrasi pada wilayah Amerika Utara dan Amerika Tengah. Di wilayah lain, kita hanya akan melihat fenomena supermoon sehari setelahnya atau pada 9 April 2024.

Bagi masyarakat Indonesia, fenomena supermoon ini terbilang spesial karena akan terjadi jelang momentum lebaran Idul Fitri 2024. Supermoon yang terjadi saat fase bulan baru diperkirakan akan mulai mengudara pada 9 April 2024 sekitar pukul 01.22 WIB. Titik supermoon yang terjadi tepat saat tengah malam juga akan menyuguhkan beberapa objek langit lain yang tak kalah menawan. Maka dari itu, jika ingin mengamati fenomena ini, pastikan datang ke tempat dengan langit yang cerah dan bawa peralatan yang mendukung, ya!

Walau bukan termasuk fenomena langit yang langka, supermoon tetap menjadi momen yang menarik untuk diamati. Sebab Bulan akan terlihat lebih besar dan terang dibandingkan pada fase purnama biasa. Walau begitu, masyarakat daerah pesisir pantai wajib waspada akan potensi banjir rob. Jangan lupa pantau informasi BMKG terkait risiko ini, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anjar Triananda Ramadhani
EditorAnjar Triananda Ramadhani
Follow Us