4 Spesies Lebah yang Paling Banyak Hasilkan Madu, Bisa 40 Kg
Madu adalah salah satu produk alam yang sangat berharga, tidak hanya karena rasanya yang lezat, tetapi juga karena manfaat kesehatannya. Lebah sebagai penghasil utama madu memiliki peran penting dalam ekosistem, terutama dalam penyerbukan tanaman.
Dari berbagai spesies lebah yang ada di dunia, hanya beberapa spesies yang dikenal mampu menghasilkan madu dalam jumlah besar. Nah, supaya kamu makin tahu tentang lebah, kali ini kita akan membahas 4 spesies lebah yang bisa menghasilkan madu dalam jumlah yang banyak.
1. Lebah Madu Eropa (Apis mellifera)
Apis mellifera adalah spesies lebah yang paling banyak dipelihara di dunia. Lebah ini terkenal karena efisiensinya dalam menghasilkan madu dan kemampuannya beradaptasi dengan berbagai iklim.
Dilansir Animal Diversity, rata-rata, satu koloni apis mellifera dapat menghasilkan 20–40 kilogram madu per tahun. Jumlah ini sangat bergantung pada lokasi, jenis tanaman yang tersedia, dan kondisi iklim. Selain itu, lebah ini sering digunakan dalam peternakan skala besar karena mudah dikelola dan memiliki siklus produksi madu yang konsisten.
Keunggulan lain dari apis mellifera adalah kemampuannya menghasilkan madu dari berbagai jenis bunga, sehingga menghasilkan variasi rasa dan aroma yang kaya. Hal ini menjadikan spesies ini andalan dalam industri madu global.
2. Lebah Madu Asia (Apis cerana)
Apis cerana adalah lebah madu asli Asia yang sering dipelihara di daerah tropis dan subtropis. Spesies ini memiliki kemampuan adaptasi yang baik terhadap lingkungan lokal dan sering dimanfaatkan dalam peternakan tradisional.
Rata-rata, satu koloni apis cerana mampu menghasilkan madu sebanyak 6–10 kilogram per tahun. Meski lebih sedikit dibandingkan apis mellifera, madu dari apis cerana sering memiliki karakteristik unik yang mencerminkan flora lokal di mana mereka hidup.
Lebah ini juga dikenal lebih tahan terhadap hama dan penyakit, seperti tungau Varroa, sehingga cocok untuk peternakan yang mengutamakan metode alami tanpa banyak intervensi kimia.
3. Lebah Madu Raksasa (Apis dorsata)
Apis dorsata, atau lebah madu raksasa, adalah spesies liar yang terkenal menghasilkan madu dalam jumlah besar di habitat aslinya. Namun, karena sifatnya yang agresif, lebah ini jarang dijadikan objek peternakan komersial.
Satu koloni apis dorsata dapat menghasilkan madu hingga 50 kilogram per musim, tergantung pada ketersediaan bunga dan kondisi lingkungan. Madu ini biasanya dikumpulkan oleh pemburu madu liar, terutama di kawasan hutan tropis seperti Indonesia dan India, dilansir dari Bee Aware.
Proses pengumpulan madu apis dorsata sering kali berisiko tinggi karena lebah ini membangun sarang di tempat yang sulit dijangkau, seperti pohon tinggi atau tebing curam. Meski demikian, madu dari spesies ini sangat dihargai karena sering dianggap lebih alami dan berkualitas tinggi.
4. Lebah Tanpa Sengat (Trigona spp)
Trigona spp., atau lebah tanpa sengat, adalah kelompok lebah kecil yang menghasilkan madu dengan karakteristik unik. Madu dari lebah ini memiliki rasa sedikit asam dan kaya akan enzim, sehingga populer dalam pengobatan tradisional.
Dilansir Planning, rata-rata, satu koloni trigona spp. menghasilkan sekitar 1–3 kilogram madu per tahun. Jumlah ini jauh lebih sedikit dibandingkan lebah madu lainnya, tetapi kualitas madu yang dihasilkan membuatnya bernilai tinggi di pasaran.
Selain madu, lebah trigona juga menghasilkan propolis dalam jumlah besar, yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Peternakan lebah tanpa sengat kini semakin diminati, terutama untuk memenuhi kebutuhan madu premium dan produk kesehatan lainnya.