Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Proses Menyusui Bisa Menyakitkan, Segera Atasi!

ilustrasi menyusui (unsplash.com/Wren Meinberg)

Sejak lahir hingga enam bulan pertama, makanan utama bayi adalah ASI. Karena itu, proses menyusui harusnya alami dan tidak menyakitkan. Apalagi kalau sampai bikin trauma ibu dan membuat setiap proses menyusui menakutkan.

Namun, terdapat beberapa ibu yang mengalami proses menyusui hingga menyakitkan. Hal itu sebenarnya wajar, namun harus segera diobati, ya. Berikut ini alasan mengapa proses menyusui bisa menyakitkan bagi ibu baru

1. Puting sakit dan pecah-pecah

ilustrasi menyusui (pexels.com/Gustavo Fring)

Rasa sakit ini biasanya terjadi setelah baru melahirkan, di mana ASI baru keluar sekitar dua sampai empat hari baru melahirkan, namun bayi sudah menyusui selama beberapa jam sekali. Karena dipaksa mengeluarkan ASI, sangat mungkin sekali puting jadi sakit dan pecah-pecah. Untuk mengatasinya, kamu bisa:

  • Menggunakan krim lanolin setiap kali selesai menyusui.
  • Memeriksa pelekatan bayi.
  • Mencoba berbagai posisi menyusui yang pas.
  • Menjaga kebersihan puting yang sakit, karena infeksi dapat berkembang biak dalam kondisi lembap.
  • Gunakan nipple cover untuk melindungi area puting yang sakit.
  • Konsultasikan dengan bidan laktasi jika rasa sakit tidak mereda.

2. Pelekatan bayi tidak benar

ilustrasi menyusui (pexels.com/Jonathan Borba)

Beberapa bayi yang baru lahir memang tidak dapat melakukan pelekatan dengan baik. Dan ini merupakan proses pembelajaran baik bagi ibu dan bayi. Terutama bagi ibu dengan puting rata, proses ini bisa jadi sangat menyakitkan. Ini hal yang bisa kamu lakukan untuk mengatasinya:

  • Hubungi konsultasi laktasi untuk membantu menemukan posisi dan cara pelekatan yang benar.
  • Untuk puting rata, gunakan alat yang dapat menarik putih dan dapat membantu ibu selama menyusui.
  • Cobalah berbagai posisi menyusui yang pas untuk ibu dan bayi.
  • Gunakan nipple cover untuk mengatasi rasa sakit sampai puting terbiasa. Namun ini bukanlah cara jangka panjang.

3. Payudara bengkak

ilustrasi menyusui (pexels.com/MART PRODUCTION)

Payudara bengkak terjadi karena ASI terlalu penuh. Biasanya, payudara bengkak ini terjadi pada bulan-bulan awal setelah melahirkan. Di mana bayi belum bisa melekat dengan baik, atau belum minum banyak, namun produksi ASI sudah meningkat.

Ketika payudara bengkak, mereka akan terlihat besar, keras, kencang, dan menyakitkan. Bayi tidak bisa minum dengan baik dari payudara bengkak, karena mereka akan sulit melekat saat payudara terlalu besar. Untuk mengatasinya, kamu bisa gunakan cara berikut ini:

  • Memompa terlebih dahulu sebelum menyusui anak.
  • Memompa setelah anak menyusui untuk menghindari penumpukan yang membuat payudara bengkak.
  • Kompres dengan air hangat saat payudara sedang sakit.
  • Minum parasetamol atau ibuprofen dengan dosis yang dianjurkan untuk meredakan rasa sakit.

4. Saluran ASI yang tersumbat

ilustrasi menyusui (unsplash.com/Dave Clubb)

Kelenjar ASI terdiri dari beberapa saluran. Jika ada yang saluran yang tersumbat, maka aliran ASI tidak lancar. Bagian yang tersumbat tersebut bisa memerah dan terasa sakit, bahkan muncul benjolan kecil. Saluran ASI yang tersumbat ini perlu segera diatasi agar tidak mastitis. Kamu bisa mengatasinya dengan cara berikut ini:

  • Hindari mengenakan pakaian dalam ketat yang dapat menyumbat saluran ASI.
  • Menyusui dari bagian payudara yang tersumbat.
  • Mengompres agar cepat lancar.
  • Memijat lembut benjolan ke arah puting agar sumbatannya terlepas.

5. Mastitis

ilustrasi menyusui (pexels.com/Anna Shvets)

Mastitis merupakan peradangan payudara yang bisa disebabkan oleh saluran ASI tersumbat, namun tidak segera diatasi. Salah satu gejala mastitis yang paling umum adalah:

  • Payudara terasa nyeri, sakit kalau dipegang.
  • Badan serasa sakit dan pegal-pegal
  • Suhu badan tinggi seperti terkena flu.
  • Badan lelah terus menerus.

Penumpukan saluran ASI tersebut dapat membuat benjolan, yang menyebabkan infeksi dalam tubuh. Jika sudah infeksi, maka kamu perlu minum antibiotik. Untuk mengatasinya, kamu bisa gunakan cara ini:

  • Lanjutkan menyusui untuk meringankan gejala mastitis.
  • Periksa kembali posisi pelekatan, apakah sudah benar dan bayi bisa mengosongkan payudara dengan baik.
  • Jika payudara masih tetap terasa penuh setelah menyusui, pompa dengan tangan atau alat.
  • Beristirahatlah sebanyak mungkin, tidur jika bisa.
  • Minum parasetamol atau ibuprofen dengan dosis yang dianjurkan.
  • Jika tidak membaik dalam 12 hingga 24 jam, segera hubungi dokter.

Menyusui, apapun caranya, bukanlah pekerjaan yang mudah. Pekerjaan ini butuh waktu 24 jam dari setiap ibu. Dan tentunya, dukungan dari keluarga sangat dibutuhkan. Terutama ketika ayah bisa mempelajari pijat oksitosin yang membantu ibu lebih rileks, mengurangi stres, mengurangi rasa sakit, dan memperlancar keluarnya ASI.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us