5 Fakta Burung Serak Jawa, Suaranya Dianggap Pesan dari Dunia Lain

- Serak Jawa memiliki reputasi suram karena suara melengkingnya yang dianggap pertanda kematian.
- Burung ini punya julukan "The Silent Hunter" karena kemampuannya terbang nyaris tanpa suara.
- Serak Jawa mengandalkan pendengaran asimetris untuk berburu dan merupakan sahabat terbaik petani sebagai pengendali hama alami.
Serak Jawa (Tyto alba) adalah salah satu subspesies burung hantu yang tersebar luas di berbagai belahan dunia. Burung ini dikenal sebagai predator malam yang terampil. Di satu sisi, Serak Jawa dihargai petani karena kemampuannya memangsa tikus, sementara di sisi lain sering dikaitkan dengan mitos dan cerita seram karena penampilan dan suaranya.
Serak Jawa aktif berburu setelah gelap dan jarang terlihat pada siang hari. Pola aktivitas ini membuatnya memiliki reputasi yang dianggap misterius. Terlepas dari berbagai cerita rakyat, Serak Jawa memiliki adaptasi biologis dan fisik yang mendukung perannya sebagai pemburu malam. Penasaran? Berikut lima fakta menarik tentang Serak Jawa.
1. Suara melengking yang dianggap pertanda kematian

Serak Jawa memiliki reputasi yang suram, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di berbagai budaya kuno. Burung ini sering dikaitkan dengan kematian, nasib buruk, dan suasana kelam, terutama karena suara melengking tajam (shriek) yang dikeluarkannya pada malam hari. Di Eropa, suara Serak Jawa yang terdengar nyaring diyakini sebagai tanda akan datangnya badai atau cuaca dingin yang tidak terduga.
Dilansir laman Craig Jones Wildlife Photography, dalam cerita rakyat Inggris terdapat kepercayaan lain yang justru berlawanan. Jika Serak Jawa berteriak saat badai sedang berlangsung, suara itu dianggap sebagai pertanda bahwa badai akan segera mereda. Namun, karena reputasinya yang menakutkan, pada abad ke-19 muncul kebiasaan memaku bangkai Serak Jawa pada pintu lumbung untuk mengusir roh jahat atau nasib buruk.
2. Punya julukan "The Silent Hunter"

Kemampuan utama Serak Jawa saat berburu adalah terbang nyaris tanpa suara. Keahlian ini membuatnya bisa menyerang mangsa tanpa ketahuan sama sekali. Burung ini bisa terbang sangat pelan, bahkan sampai dua mil per jam, cara ini ampuh banget untuk mengurangi suara yang dihasilkan saat bergerak.
Dilansir laman Audubon, burung hantu memiliki sayap yang sangat besar relatif terhadap ukuran tubuhnya, yang mendukung penerbangan lambat dan tenang tersebut. Selain itu, tekstur bulu sayap memiliki ujung bergerigi dan permukaan seperti beludru yang berfungsi untuk meredam suara, membuat Serak Jawa menjadi salah satu model yang banyak dikaji insinyur untuk mengembangkan teknologi peredam bising, termasuk pada turbin angin dan kipas komputer.
3. Mengandalkan pendengaran asimetris untuk berburu

Kemampuan terbang sunyi Serak Jawa didukung oleh pendengaran yang luar biasa, ini kombinasi senjata yang mematikan. Burung ini tidak hanya andalkan mata saat berburu malam hari, justru lebih mengandalkan telinga. Serak Jawa punya kemampuan paling hebat di antara semua hewan untuk melacak mangsa hanya dengan mendengarkan.
Masih dari laman Audubon, semua burung hantu memiliki piringan wajah berupa rangkaian bulu cekung, tetapi piringan berbentuk hati milik Serak Jawa merupakan yang paling menonjol. Piringan ini berfungsi seperti piringan satelit yang menyalurkan suara ke telinga yang letaknya tidak sejajar (asimetris). Perbedaan ketinggian telinga tersebut membantu Serak Jawa menentukan lokasi sumber suara mangsa secara tiga dimensi, bahkan ketika mangsa bersembunyi di balik semak-semak.
4. Visi malam spektakuler dengan mata kecil

Serak Jawa memiliki sistem navigasi yang sangat baik, tetapi tetap memiliki keterbatasan. Meskipun matanya relatif kecil, mata ini dirancang untuk menangkap cahaya yang sangat sedikit pada malam hari. Akibatnya, penglihatannya pada siang hari menjadi kurang tajam.
Masih dari laman Audubon, selain kemampuan melihat yang sangat baik dalam cahaya redup, Serak Jawa juga memiliki cara kerja visual yang sangat efektif. Burung ini dapat mengelompokkan elemen-elemen berbeda yang bergerak dalam arah yang sama, sebuah kemampuan yang sebelumnya hanya ditemukan pada primata dan manusia. Karena matanya tidak bisa digerakkan, Serak Jawa harus memutar leher hingga 270 derajat untuk melihat ke berbagai arah.
5. Sahabat terbaik petani sebagai pengendali hama alami

Kombinasi adaptasi ini membuat Serak Jawa menjadi predator yang efektif, sehingga keberadaannya sangat berharga untuk manusia. Burung ini memiliki peran penting dalam ekosistem pertanian sebagai pengendali hama alami yang efisien dan murah. Setiap tahun, Serak Jawa dapat memangsa berbagai hewan pengerat kecil seperti tikus dan mencit.
Populasi Serak Jawa menurun akibat berkurangnya sumber makanan berupa padang rumput serta hilangnya lokasi untuk bersarang. Kondisi ini membuat keberadaan habitat alami yang tersisa menjadi semakin krusial bagi kelangsungan hidupnya.
Dilansir laman RSPB, Serak Jawa perlu dilindungi dari bahaya racun tikus. Petani dianjurkan menyediakan tempat bersarang buatan berupa kotak sarang dan mempertahankan area padang rumput kasar di sepanjang batas lahan. Area tersebut menjadi sumber makanan utama bagi Serak Jawa, dan perlindungan juga perlu diberikan dari risiko keracunan sekunder yang tetap terjadi meskipun umpan racun ditutup.
Serak Jawa memiliki dua sisi yang berbeda. Di satu sisi, burung ini sering dikaitkan dengan misteri dan rasa takut, sementara di sisi lain memiliki manfaat biologis yang penting. Keberadaan Serak Jawa memperlihatkan peran predator dalam menjaga hasil panen.


















