5 Fakta Hiu Sirip Hitam, Suka Melompat dari Dalam Air!

Hiu sirip hitam (Carcharhinus limbatus) bisa dikatakan jadi salah satu spesies hiu yang punya ciri yang cukup mudah dibedakan dibandingkan spesies hiu lain. Pasalnya, tubuh hiu ini cenderung memanjang, moncong yang ramping dan lancip, serta sirip-sirip di masing-masing anggota tubuh yang berwarna agak kehitaman pada ujungnya yang jadi asal-usul nama mereka. Warna tubuh hiu sirip hitam didominasi warna abu-abu gelap atau cokelat pada bagian punggung dan putih pada bagian perut yang menandakan kalau kemampuan kamuflase hiu ini cukup baik.
Soal ukuran, hiu sirip hitam terbilang cukup besar. Rata-rata panjang hiu dewasa sekitar 150 cm, tetapi mereka diketahui dapat tumbuh hingga 255 cm dengan bobot antara 18—123 kg. Tentunya, ada banyak keistimewaan dari hiu sirip hitam. Pada kesempatan ini, kita akan mengupas fakta-fakta menarik dari spesies hiu yang satu ini. Tanpa basa-basi lagi, yuk, berkenalan dengan mereka!
1. Peta persebaran dan habitat

Hiu sirip hitam jadi salah satu spesies hiu dengan peta persebaran yang sangat luas. Mereka tinggal di perairan tropis dan sub tropis di seluruh dunia. Dilansir Animalia, mereka dapat ditemukan di Samudra Pasifik, Hindia, dan Atlantik, kawasan pesisir Afrika (termasuk Laut Mediterania) dan Asia (Indonesia hingga Jepang), pulau-pulau di Oseania, Australia, serta Amerika Utara dan Selatan.
Meski dapat berada di kawasan Samudra, sebenarnya hiu sirip hitam lebih suka berada di kawasan pesisir. Mereka tak jarang berada di sekitaran karang laut, bibir sungai, perairan di hutan bakau, sampai kawasan air payau. Kedalaman air yang hiu ini pilih biasanya tak lebih dari 30 meter dan hebatnya, mereka cukup tahan terhadap air tawar layaknya hiu banteng (Carcharhinus leucas).
2. Makanan favorit dan cara unik untuk memperolehnya

Makanan utama dari hiu sirip hitam adalah ikan dalam berbagai jenis dan ukuran. Namun, terkadang mereka juga mengonsumsi krustasea maupun cumi-cumi jika ada kesempatan. Terkait dengan makanan ini, hiu sirip hitam punya metode berburu yang terbilang tidak biasa untuk kita lihat dari spesies hiu.
Animal Diversity melansir kalau hiu sirip hitam terbiasa untuk melompat ke atas air ketika menemukan kelompok ikan dalam jumlah besar. Perilaku ini mirip seperti apa yang dilakukan spinner shark (Carcharhinus brevipinna). Hebatnya lagi, hiu sirip hitam dapat melompat sambil berputar sampai 3 kali di udara sebelum akhirrnya masuk lagi ke dalam air. Secara umum pun kecepatan berenang hiu ini terbilang cepat yang membuat mereka jadi salah satu predator dengan pergerakan yang lincah.
Masih soal makanan, hiu sirip hitam terbilang sangat agresif ketika menemukan gerombolan ikan. Mengingat di sepanjang peta persebaran hiu ini ada beberapa spesies ikan predator lain yang mengonsumsi makanan yang sama, maka tak jarang terjadi konflik. Jika lawan mereka berukuran lebih kecil, jelas mudah untuk mengusir. Namun, ketika lawan mereka berukuran sama atau lebih besar, hiu sirip hitam biasanya akan berpura-pura menerjang ke arah lawan dan kemudian mengubah arah disaat-saat terakhir sambil memutar tubuh supaya bisa menggigit bagian samping si lawan. Gertakan dan gigitan ini bisa berlangsung sampai 25 detik, tergantung dari seberapa cepat si lawan pergi.
3. Termasuk spesies hiu berkelompok yang adaptif

Dalam aktivitas sehari-hari, khususnya ketika hendak makan, hiu sirip hitam sering terlihat bersama anggota kelompok. Animalia melansir kalau jumlah kelompok hiu ini sangat bervariasi dan tidak ada pemisah tertentu, kecuali pada betina yang sedang mengandung. Tentunya, kelompok antara hiu sirip hitam dewasa dengan hiu sirip hitam muda terpisah mengingat masih ada praktek kanibalisme terhadap hiu yang lebih kecil.
Hiu sirip hitam muda cenderung membentuk kelompok dalam jumlah besar karena dapat memberi mereka perlindungan lebih dari kemungkinan diserang predator. Selain itu, hiu-hiu muda akan menghindari kawasan yang ada banyak gerombolan ikan demi alasan yang sama. Sementara itu, hiu sirip hitam dewasa diketahui tidak memiliki predator alami. Bahkan, hiu ini terbilang sangat adaptif kalau kita mengingat jenis habitat apa saja yang bisa mereka sambangi.
Lebih hebatnya lagi, perilaku adaptif mereka ini tak jarang melibatkan manusia. Sebab, hiu sirip hitam cukup suka mengikuti kapal nelayan yang menangkap ikan dalam jumlah besar. Nantinya, hiu ini akan menunggu sampai nelayan membuang ikan-ikan yang tidak ingin ditangkap untuk selanjutnya jadi santapan mereka. Dekatnya tempat tinggal hiu sirip hitam dengan manusia ini turut membuat mereka menjadi salah satu spesies hiu yang paling sering kita temui di laut.
4. Sistem reproduksi

Musim kawin bagi hiu sirip hitam dimulai saat musim semi atau panas. Sama seperti kerabat yang lain, hiu ini termasuk hewan ovovivipar sehingga betina akan bertelur di dalam tubuh sampai telur itu menetas dan kemudian mengandung anak-anak mereka di dalam tubuh. Tidak diketahui apakah ada ritual perkawinan khusus atau tidak dari spesies ini, tetapi hiu sirip hitam betina terbilang sangat spesial. Pasalnya, jika tidak tertarik atau tidak didekati jantan ketika musim kawin, ternyata hiu betina dapat membuahi sendiri sel telur mereka. Kemampuan ini disebut sebagai reproduksi aseksual.
Dilansir AZ Animals, masa kehamilan betina pascadibuahi sekitar 11—12 bulan. Dalam satu musim kawin, betina dapat melahirkan 1—10 ekor anak yang dikeluarkan di sekitar muara pantai. Nantinya, anak-anak hiu sirip hitam akan tinggal di sana sampai setidaknya berusia 1 tahun sebelum akhirnya siap pergi ke lautan. Saat baru lahir, anak hiu ini memiliki panjang sektiar 55—65 cm.
Ukuran kedewasaan bukan diukur dari usia, melainkan panjang tubuh. Hiu sirip hitam dapat dikatakan dewasa ketika sudah mencapai panjang antara 1,3—1,6 meter. Jantan butuh waktu 4—5 tahun untuk mencapai panjang tersebut, sementara betina 7—8 tahun. Usia maksimal yang dapat dicapai hiu sirip hitam adalah 12 tahun.
5. Status konservasi

Walaupun hiu sirip hitam memegang predikat sebagai spesies hiu yang paling umum ditemukan di pesisir pantai, sebenarnya status konservasi mereka tidak sebaik predikat tersebut. Dalam catatan IUCN Red List, hiu ini masuk dalam daftar rentan punah (Vulnerable) dengan tren populasi yang cenderung menurun. Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi status hiu sirip hitam ini.
Dilansir Florida Museum, hiu sirip hitam ditargetkan sebagai hiu komersil demi dimanfaatkan daging, sirip, dan kulit. Selain itu, mengingat kebiasaan untuk mengikuti kapal nelayan, tak jarang justru mereka lah yang terjerat jaring penangkap ikan. Faktor lain yang tak kalah berpengaruh adalah kerusakan lingkungan dan perubahan iklim. Terumbu karang yang jadi salah satu habitat favori hiu sirip hitam karena memiliki banyak jenis mangsa perlahan menghilang sehingga si hiu kehilangan makanan pula.
Upaya untuk konservasi hiu ini tentu sudah dilakukan secara intensif. Namun, ada sedikit hambatan yang berasal dari temperamen hiu sirip hitam. Mereka dikenal punya sifat yang penasaran dan sering menghampiri penyelam yang sedang menjelajah di terumbu karang. Kalau kondisi karang sedang kosong dan hiu ini tidak diprovokasi dengan menunjukkan makanan, maka penyelam relatif aman.
Akan tetapi, kondisi berubah kalau hiu sirip hitam sedang ada dalam mode mencari makan. Sejak 2008, tercatat ada 28 serangan tanpa provokasi yang dilakukan hiu sirip hitam karena penyelam kebetulan berada di lokasi yang dekat dengan spot makan hiu ini. Selain itu, ada pula 13 serangan lain yang berasal dari provokasi si penyelam. Memang, serangan-serangan itu kebanyakan hanya menimbulkan luka ringan. Meskipun begitu, hal itu sudah cukup untuk membuat reputasi hiu sirip hitam menjadi cukup buruk di kalangan penyelam.