5 Fakta Ilmiah Paruh Platipus, Bisa Deteksi Listrik ala Sensor Canggih

- Paruh platipus bisa mendeteksi medan listrik dari mangsanya
- Paruhnya bertekstur lembut, bukan keras seperti paruh burung
- Paruhnya penuh dengan sensor saraf yang super sensitif
Platipus (Ornithorhynchus anatinus) adalah salah satu makhluk paling unik di dunia. Bagaimana tidak? Hewan satu ini termasuk mamalia bertelur, berbisa, memiliki ekor seperti berang-berang, dan yang paling mencolok, paruh seperti bebek. Tapi jangan tertipu penampilannya yang menggemaskan. Paruh platipus bukan hanya hiasan lucu, melainkan alat sensor super canggih!
Hewan asli Australia ini hidup di sungai dan danau yang keruh, terutama aktif di malam hari. Di kondisi minim cahaya inilah paruhnya berperan penting. Penasaran sehebat apa paruhnya? Yuk simak 5 fakta ilmiah paruh platipus yang bikin kamu melongo di artikel ini!
1. Bisa mendeteksi medan listrik dari mangsanya

Fakta paling mencengangkan adalah paruh platipus bisa mendeteksi medan listrik lemah dari tubuh mangsanya. Kemampuan ini disebut elektrolokasi, mirip seperti yang dimiliki oleh hiu, lebah, ikan listrik, dan echidna (landak semut).
Dilansir McGill University, saat mangsa seperti cacing, larva serangga, atau udang bergerak di dalam air, kontraksi otot mereka menghasilkan sinyal listrik sangat kecil. Nah, paruh platipus dilengkapi dengan ribuan elektroreseptor yang mampu menangkap sinyal-sinyal ini. Jadi walaupun mata, hidung, dan telinga ditutup rapat saat menyelam, platipus tetap bisa melihat mangsanya menggunakan peta medan listrik. Serasa punya radar pribadi yah!
2. Paruhnya bertekstur lembut, bukan keras seperti paruh burung

Meski disebut ‘paruh’, bagian ini ternyata tidak keras paruh burung atau bebek, lho. Justru, paruh platipus terasa lembut, lentur, dan fleksibel. Struktur ini lebih mirip bantalan sensorik tinggi daripada alat pematuk.
Dilansir National Geographic Kids, permukaan paruh platipus dipenuhi ribuan sensor yang sangat peka, membuatnya sempurna untuk menyapu dasar sungai dan menyaring mangsa kecil seperti larva dan krustasea. Fleksibilitas ini memungkinkan mereka menjelajah sela-sela kerikil, lumpur, dan tanaman air tanpa kehilangan target.
3. Paruhnya penuh dengan sensor saraf yang super sensitif

Paruh platipus tidak hanya lembut, tapi juga penuh dengan jaringan saraf khusus. Dilansir National Geographic paruh hewan ini memiliki sekitar 40.000 elektroreseptor aktif, menjadikannya salah satu organ sensorik paling sensitif di dunia mamalia.
Dengan kemampuan ini, platipus bisa menentukan arah dan jarak mangsa hanya dari perubahan arus listrik dan getaran air. Mereka bahkan bisa membedakan lokasi mangsa dengan cara mengayunkan kepala ke kiri dan kanan, seperti detektor logam hidup yang sangat presisi. Bayangin aja, seperti punya GPS bawaan di kepala!
4. Bisa merasakan tiap getaran halus di dalam air

Selain mampu mendeteksi medan listrik, paruh platipus juga memiliki kemampuan lain yang tidak kalah keren, yaitu mendeteksi getaran halus di air. Hal ini dapat terjadi karena adanya mekanoreseptor di permukaan paruhnya. Reseptor ini memungkinkan platipus merasakan setiap perubahan gerakan di sekitarnya, bahkan yang paling kecil sekalipun. Misalnya, saat ada mangsa yang bergerak di dasar sungai atau ketika pasir bergeser sedikit saja, platipus bisa langsung merasakannya.
Dilansir The Journal of Physiology, paruh platipus memiliki tiga jenis mekanoreseptor yaitu slow-adapting reseptor yang sensitif terhadap tekanan lambat dan perubahan pelan, rapid-adapting reseptor yang mampu merespons getaran cepat hingga 600 Hz, dan intermediate-adapting reseptor dengan respon sedang. Kemampuan ini bekerja sama dengan elektroreseptor, menciptakan sistem sensorik yang super canggih. Bahkan dalam kegelapan total sekalipun, platipus bisa berburu dengan sangat akurat hanya dengan mengandalkan kombinasi sinyal listrik dan getaran.
5. Menjadi alat vital dalam perburuan di dalam air

Hal yang membuat paruh platipus makin keren adalah fungsinya benar-benar vital untuk bertahan hidup. Ketika menyelam, mata, hidung, dan telinga platipus tertutup rapat. Artinya, mereka tidak mengandalkan penglihatan, penciuman, atau pendengaran saat berburu.
Dilansir American Museum of Natural History, platipus menyusuri dasar sungai sambil menggali lumpur dengan paruhnya. Tanpa bantuan paruh ini, mereka akan kesulitan mencari makanan di habitat gelap dan berlumpur tempat mereka tinggal. Bisa dibilang, paruh adalah senjata utama sekaligus alat navigasi hidup bagi si mamalia bertelur ini.
Jadi, jangan remehkan paruh platipus hanya karena bentuknya lucu seperti bebek. Faktanya, paruh ini adalah alat sensor berteknologi tinggi yang menggabungkan deteksi listrik dan getaran sekaligus. Dengan struktur unik dan kemampuan luar biasa ini, platipus membuktikan bahwa keanehan kadang menyimpan kecanggihan. Keren banget, kan?