5 Fakta Kubilai Khan, Kaisar non-Han Pertama yang Menyatukan Tiongkok

Kubilai Khan, yang lahir pada 23 September 1215, merupakan pemimpin Mongol yang sangat berpengaruh. Ia naik tahta sebagai Great Khan dari Kekaisaran Mongol pada tahun 1260 dan dikenal sebagai pendiri Dinasti Yuan di Tiongkok. Dari tahun 1271 hingga kematiannya pada 18 Februari 1294, Kubilai Khan memainkan peran penting dalam mengubah wajah Asia.
Dengan berbagai inovasi dan kebijakan yang diciptakannya, Kubilai Khan tidak hanya menyatukan Tiongkok di bawah kekuasaan Mongol, tetapi juga menjadi jembatan antara Timur dan Barat yang berdampak jauh hingga ke Eropa. Berikut ini adalah lima fakta menarik tentang Kubilai Khan yang membuatnya menjadi salah satu tokoh bersejarah yang paling mengesankan.
1. Menjadi kaisar non-Han pertama

Kubilai Khan menorehkan sejarah sebagai kaisar non-Han pertama yang memerintah seluruh Tiongkok. Pada tahun 1271, ia mendirikan Dinasti Yuan, yang menandai transisi penting dalam sejarah Tiongkok. Penaklukan Dinasti Song selesai pada tahun 1279, menjadikan Kubilai Khan sebagai pemimpin yang menyatukan Tiongkok di bawah kekuasaan Mongol.
Kebijakan pemerintahan Kubilai Khan juga mencerminkan upayanya untuk mengintegrasikan berbagai budaya di Tiongkok. Ia memanfaatkan birokrasi Tiongkok yang sudah ada, sementara juga memasukkan elemen-elemen pemerintahan Mongol. Pendekatannya ini menjadikan Dinasti Yuan sebagai kekuatan besar di Asia.
2. Berperan memperkenalkan uang kertas

Salah satu inovasi terbesar yang diperkenalkan oleh Kubilai Khan adalah sistem uang kertas. Ia mengimplementasikan mata uang kertas yang dikenal sebagai chao, yang merupakan salah satu contoh pertama dari ekonomi berbasis uang kertas yang terpadu di dunia. Ini bukan hanya sebuah terobosan ekonomi, tetapi juga langkah penting dalam memfasilitasi perdagangan.
Dengan mengeluarkan uang kertas, Kubilai Khan menciptakan sistem yang lebih efisien untuk transaksi perdagangan. Standardisasi mata uang ini membantu mengurangi biaya penyimpanan koin logam yang berat dan rumit. Pengenalan uang kertas ini tidak hanya membuat perdagangan lebih mudah, tetapi juga memudahkan pemerintah dalam mengumpulkan pajak.
3. Melakukan pertukaran budaya dan sinkretisme

Kubilai Khan sangat menghargai pertukaran budaya dan sinkretisme selama masa pemerintahannya. Ia menyambut para intelektual, seniman, dan pedagang dari berbagai latar belakang, memperkaya kehidupan budaya di bawah Dinasti Yuan. Interaksi ini juga membantu mengembangkan jaringan perdagangan di Jalur Sutra.
Dalam upayanya untuk menciptakan pemerintahan yang inklusif, Kubilai Khan mengadopsi beberapa aspek pemerintahan Tiongkok, seperti sistem sensus dan pengembangan birokrasi. Namun, ia juga mengizinkan berbagai praktik keagamaan untuk berkembang, termasuk Buddhisme dan Taoisme.
4. Menghadapi tantangan militer

Meskipun berhasil menyatukan Tiongkok, Kubilai Khan juga menghadapi sejumlah tantangan militer yang signifikan. Dua upaya invasi ke Jepang pada tahun 1274 dan 1281 berakhir dengan kegagalan yang dramatis. Invasi tersebut tidak hanya terhalang oleh perlawanan yang gigih dari Jepang, tetapi juga oleh badai besar yang dikenal sebagai kamikaze.
Selain itu, Kubilai Khan juga melakukan kampanye militer di Asia Tenggara, termasuk invasi ke Burma (Myanmar) dan Vietnam. Meskipun beberapa wilayah akhirnya menjadi negara bawahan, banyak dari kampanye ini dihadapkan pada perlawanan keras. Biaya yang dikeluarkan untuk kampanye ini sering kali sangat besar.
5. Menginspirasi para penjelajah Eropa

Pengaruh Kubilai Khan melampaui batas kekaisarannya, bahkan menginspirasi penjelajah Eropa, khususnya melalui interaksinya dengan Marco Polo. Masa pemerintahan Kubilai Khan dikenal sebagai Pax Mongolica, yang menciptakan kondisi yang aman bagi perjalanan dan perdagangan di seluruh kekaisaran.
Marco Polo, seorang pedagang Venesia, menghabiskan waktu yang cukup lama di istana Kubilai Khan. Catatan perjalanannya, yang dikenal sebagai The Travels of Marco Polo, memberikan gambaran mendalam tentang kehidupan dan budaya di Tiongkok pada masa Dinasti Yuan. Karya ini menjadi salah satu teks paling berpengaruh di Eropa.
Kubilai Khan bukan hanya seorang pemimpin yang berhasil menyatukan Tiongkok di bawah kekuasaan Mongol, tetapi juga inovator yang memperkenalkan berbagai kebijakan yang membawa perubahan besar. Kisahnya adalah pengingat bahwa kepemimpinan yang visioner dapat membuka jalan bagi kemajuan dan koneksi antarbudaya.