5 Fakta Menakjubkan Seputar Awan, Jarang Diketahui!

Awan merupakan sebuah kumpulan partikel kecil berupa tetesan air atau kristal es yang mengambang di atmosfer. Awan memiliki keindahan dan keunikan tersendiri. Keindahan bentuk dan warnanya mampu menghiasi keberadaan langit yang luas. Tanpa awan, langit akan terlihat kosong dan tidak sedap dipandang. Namun, awan juga tidak selalu terlihat indah apabila saat mendung dan badai sedang terjadi.
Di balik keindahan dan keunikannya, ternyata awan menyimpan fakta yang menarik dan mungkin belum banyak orang yang mengetahuinya. Penasaran? Berikut lima fakta menarik seputar awan, yuk simak dengan baik!
1. Asal usul kata awan

Kata awan dalam bahasa Inggris, cloud berasal dari kata bahasa Inggris Kuno, "clud", yang berarti "bukit", atau "massa batu". Jadi, pada awalnya awan adalah batu. Sedangkan dalam bahasa Inggris modern, awan memiliki akar kata yang berarti gumpalan (segumpal lumpur atau tanah) dan bekuan (massa beku).Tapi, bagaimana kata untuk massa batu bisa digunakan sebagai kata untuk massa uap air?
Diasumsikan bahwa penutur bahasa Inggris kuno dengan cepat menyadari bahwa awan dapat mengakibatkan hujan tebal, berat dan berwarna abu-abu gelap yang tampak sangat mirip dengan gumpalan batu tebal. Akibatnya, kata clud diartikan sebagai gumpalan. Pada awal abad keempat belas, kata clud (atau gumpalan) digunakan untuk merujuk pada awan.
Ini mungkin tampak seperti hal yang aneh, namun ketika kata "cumulus" pertama kali muncul dalam bahasa Inggris pada pertengahan 1600-an, kata tersebut juga merujuk pada arti gundukan atau tumpukan, sesuatu atau puncak berbentuk kerucut dari ukuran yang ditumpuk, seperti tumpukan sesendok penuh tepung.
2. Awan badai bisa berwarna hijau dan tidak ada yang tahu kenapa

Beberapap waktu lalu, terdapat sebuah fenomena awan hijau, tepatnya di Queensland tenggara, Australia. Peristiwa tersebut sering dikaitkan dengan cuaca buruk. Awan hijau sangat terkait dengan hujan es lebat dalam badai petir besar yang biasa terjadi pada bulan-bulan musim panas. Di wilayah Great Plains AS, awan hijau diasosiasikan dengan badai yang cenderung menghasilkan puting beliung atau tornado.
Sebuah studi tentang awan badai pada tahun 1995 dan 1996 dengan menggunakan alat untuk mengukur warna awan secara akurat, memang mengkonfirmasi bahwa banyak badai petir menghasilkan awan dengan rona hijau yang khas. Namun, juga ditemukan bahwa warna yang dirasakan bervariasi dari warna kehijauan hingga biru dan kekuningan.
Ada juga yang mengatakan bahwa hubungan antara awan hijau dan tornado adalah suatu kebetulan. Tornado dan awan yang tampak hijau itu karena disebabkan oleh cahaya yang dipantulkan dari tumbuhan hijau. Meski demikian, sampai saat ini masih belum ditemukan kebenarannya secara pasti.
3. Awan luar angkasa jarang terbuat dari H2O

Menurut para ilmuwan, analisis paling rinci yang pernah dilakukan terhadap cahaya dari atmosfer planet-planet di luar tata surya tidak ditemukan bukti adanya air, tetapi kemungkinan tanda-tanda adanya awan.
Spektrum yang diperoleh tim Richardson dalam jurnal Nature edisi 22 Februari, juga tidak menunjukkan tanda-tanda air atau metana, tetapi menunjukkan petunjuk molekul silikat yang mengandung silikon dan oksigen. Di Bumi, silikat adalah komponen utama batuan. Di Jupiter yang panas, di bawah suhu yang sangat panas, silikat akan ada sebagai butiran debu kecil yang dapat menyatu membentuk awan.
Sedangkan ada sebuah teori yang memprediksi bahwa Jupiter panas mengandung sejumlah besar uap air dan juga metana. Planet terbentuk dari bahan yang sama dengan bintangnya, dan bintang mengandung banyak unsur berbeda, termasuk hidrogen, helium, karbon, dan oksigen. Karena itu, unsur-unsur ini juga harus ada dalam susunan planet di sekitar bintang.
4. Awan memiliki beban yang berat

Selama ini, mungkin kita menganggap bahwa awan itu merupakan benda yang ringan, karena dapat mengapung di udara. Tapi faktanya tidak demikian, awan cumulus (awan putih halus) rata-rata memiliki berat yang sama dengan jet jumbo yaitu sekitar satu juta pound atau setara dengan 500 ton. Lalu bagaimana sih awan bisa mengapung?
Perlu diketahui bahwa awan bukanlah suatu objek padat. Sederhananya, awan terdiri dari tetesan air kecil, dan jika cukup dingin akan berubah menjadi kristal es. Partikel air dan es yang terdapat dalam awan terlalu kecil untuk merasakan efek gravitasi. Akibatnya, awan tampak mengambang di udara. Pada saat yang sama, partikel tersebut terbentuk di bagian atas awan. Tampaknya mengapung, tetapi sebenarnya terus-menerus menyebar dan terbentuk.
5. Terbentuknya fogbow atau pelangi putih dari awan

Fogbow adalah busur kabut yang identik dengan warna putih. Fogbow terbentuk dari sinar matahari yang dibiaskan dengan tetesan air yang terkandung dalam kabut atau awan lalu berinteraksi dengan tetesan hujan.Tetesan air ini jauh lebih kecil dari tetesan hujan, yang menyebabkan cahaya mengalami proses difraksi yang membuat fogbow tampak tidak berwarna atau redup. Sedangkan yang terjadi pada pelangi adalah sebaliknya.
Proses difraksi cahaya oleh tetesan menjadi efek dominan dan memperluas pancaran cahaya yang dipantulkan kemudian mengaburkan warna yang memberikan karakteristik putih hantu, atau berwarna sangat redup yang membuat fogbow jauh lebih luas daripada pelangi. Tepian kabut harus relatif tersebar dan tipis agar cahaya dapat melewati tetesan dan menciptakan efek.
Nah, itulah beberapa fakta seputar awan yang sangat menakjubkan. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang bermanfaat.