5 Fakta Menarik Katak File Eared Tree, Penghuni Endemik Hutan Borneo

- Fitur unik telinga bertulang pada katak File Eared Tree Frog
- Teknik reproduksi canggih dengan membuat sarang busa di atas air
- Kemampuan merubah warna kulit dengan cepat dan suara panggilan khas
Di lantai hutan hujan Asia Tenggara, ketika senja mulai turun, terdengar suara memukul yang khas seperti ketukan logam. Itu adalah panggilan dari Polypedates otilophus, katak pohon yang lebih dikenal sebagai File-eared Tree Frog atau Bornean Eared Frog.
Spesies ini menarik perhatian dengan penampilannya yang unik, jauh dari gambaran katak pada umumnya. Dengan struktur kepala yang tampak seperti bersenjata dan perilaku yang penuh kejutan, katak dari Kalimantan ini merupakan contoh evolusi yang luar biasa. Mari kita menyelami dunia Polypedates otilophus dan mengungkap keistimewaan yang membuatnya begitu menarik.
1. Telinga bertulang yang unik

Fakta pertama yang menarik dari spesies ini adalah tonjolan kulit keras. Nama umumnya, File-eared Tree Frog, berasal dari fitur paling mencolok pada katak jantan yaitu sepasang tonjolan kulit keras yang menyerupai telinga atau tanduk kecil di belakang matanya.
Tonjolan ini sebenarnya adalah lipatan kulit yang mengeras (dermal flaps) yang menutupi tulang tengkorak yang memanjang (supratympanic bony crests). Struktur ini tidak berfungsi sebagai telinga, tetapi diduga berperan dalam seleksi seksual (membuat jantan terlihat lebih besar dan mengesankan bagi betina) atau mungkin sebagai pelindung fisik.
2. Ahli pembuat sarang busa di atas air

Polypedates otilophus terkenal dengan teknik reproduksi yang canggih. Pasangan katak akan memilih daun atau ranting yang menggantung di atas kolam, genangan, atau aliran air yang tenang. Di sana, spesies ini akan mengaduk-aduk sekresi dari tubuh betina dengan kaki belakang mereka untuk menciptakan sarung telur berbusa (foam nest).
Sarang busa ini melindungi telur dari pemangsa, sinar matahari langsung, dan kekeringan. Setelah menetas, kecebong akan jatuh dari sarang busa yang mulai larut langsung ke dalam air di bawahnya untuk melanjutkan perkembangan.
3. Perubahan warna yang cepat dan kontras tinggi

File-eared Tree Frog merupakan seniman kamuflase yang sangat baik. Spesies ini mampu mengubah warna kulitnya dengan cepat dalam hitungan menit, menyesuaikan diri dengan substrat tempatnya berdiam. Warna dasarnya dapat berubah dari coklat terang, coklat tua, hingga hijau keabu-abuan.
Perubahan ini dikendalikan oleh sel-sel kromatofor di kulitnya. Pola punggungnya yang kontras, seringkali berbentuk seperti tanda kurung atau pola garis, semakin meningkatkan efektivitas penyamarannya di antara serasah daun dan kulit pohon.
4. Suara panggilan yang khas dan metalik

Fakta menarik selanjutnya spesies katak yang satu ini memiliki suara panggilan yang khas dan metalik. Panggilan kawin jantan P. otilophus sangat mudah dikenali dan menjadi cara identifikasi utama di lapangan.
Suaranya digambarkan sebagai serangkaian ketukan atau ketukan logam yang keras dan berirama, terdengar seperti suara palu yang dipukulkan ke besi. Suara yang keras dan bernada tinggi ini dapat terdengar dari jarak yang cukup jauh di dalam hutan, berfungsi untuk menarik betina dan menyatakan wilayah kekuasaan.
5. Endemik pulau Borneo dengan sebaran yang luas tapi spesifik

Polypedates otilophus merupakan spesies endemik Pulau Borneo (Kalimantan, termasuk wilayah Indonesia, Malaysia, dan Brunei). Spesies ini memiliki sebaran yang luas di pulau tersebut, namun habitatnya sangat spesifik.
Spesies ini umum ditemukan di hutan dataran rendah primer dan sekunder yang masih baik, terutama di dekat badan air yang tenang atau rawa-rawa hutan. File-eared Tree Frog sangat bergantung pada ketersediaan vegetasi yang menggantung di atas air untuk membuat sarang busanya, sehingga kelestarian hutan dan kualitas air sangat penting bagi kelangsungan hidupnya.
Polypedates otilophus merupakan salah satu harta karun herpetofauna Borneo yang paling karismatik. Dari "telinga" bertulangnya yang misterius hingga keahliannya meracik sarang busa yang canggih, setiap aspek kehidupan katak ini menunjukkan keajaiban adaptasi. Spesies ini bukan hanya penghuni biasa, tetapi juga insinyur ekosistem yang turut membentuk dinamika kehidupan di tepi air hutan tropis.
Lagu logamnya di malam hari adalah suara khas dari hutan Borneo yang masih utuh. Melindungi P. otilophus berarti menjaga kelestarian hutan dataran rendah dan sistem lahan basahnya, yang merupakan rumah bagi ribuan spesies lainnya. Keunikan katak bertelinga ini mengingatkan kita betapa berharganya setiap jengkal biodiversitas di pulau megadiverse seperti Borneo, dan betapa pentingnya untuk menjaganya sebelum suaranya hanya menjadi gema dari masa lalu


















