5 Fakta Tersembunyi di Balik Keindahan Varanasi, Kota Tertua di India
- Varanasi adalah kota yang tidak pernah tidur, dengan kehidupan yang terus berjalan tanpa henti, mencerminkan filosofi spiritual masyarakatnya.
- Kota ini merupakan pusat ritual kematian yang suci, di mana kremasi di ghats seperti Manikarnika dianggap sangat suci dan dipercaya membebaskan jiwa dari ikatan duniawi.
- Varanasi adalah jejak sejarah yang lebih tua dari banyak peradaban, menjadi salah satu kota tertua di dunia yang masih dihuni dan pusat perdagangan, pendidikan, dan kebudayaan.
Varanasi, yang juga dikenal sebagai Benares atau Kashi, bukan sekadar kota di tepi Sungai Gangga. Kota ini disebut sebagai salah satu yang tertua di dunia yang masih dihuni, dengan sejarah yang membentang ribuan tahun. Di balik hiruk pikuk pasar, bunyi lonceng kuil, dan alunan mantra yang terdengar hampir di setiap sudut, Varanasi menyimpan lapisan cerita yang tak semua orang tahu. Banyak pelancong terpikat oleh pesonanya, tetapi hanya sedikit yang benar-benar menyadari kompleksitas budaya, spiritualitas, dan misteri yang hidup di dalamnya.
Meski terkenal dengan panorama ghats yang memukau, kota ini juga memendam rahasia yang membuatnya terasa semakin magis. Mulai dari tradisi kuno yang masih terjaga, ritual yang mengundang rasa takjub sekaligus penasaran, sampai sejarah yang terhubung dengan legenda besar. Semua itu membentuk Varanasi menjadi destinasi yang tak hanya indah secara visual, tetapi juga penuh makna. Berikut adalah beberapa fakta tersembunyi yang membuat kota ini begitu istimewa di mata dunia.
1. Kota yang tidak pernah tidur
Varanasi adalah salah satu kota yang nyaris tidak pernah berhenti beraktivitas. Siang atau malam, selalu ada kehidupan di jalan-jalan sempitnya, di pasar, dan terutama di tepi Sungai Gangga. Ritual keagamaan berlangsung tanpa henti, mulai dari doa pagi saat matahari terbit hingga arati malam yang mempesona. Bahkan di tengah malam, akan ada orang yang melakukan persembahan atau sekadar duduk merenung di tepi sungai.
Kehidupan yang terus mengalir ini mencerminkan filosofi spiritual yang dianut masyarakat Varanasi. Bagi mereka, waktu hanyalah aliran yang berjalan tanpa akhir, sama seperti Sungai Gangga yang terus mengalir sejak ribuan tahun lalu. Tidak ada jam istirahat bagi kota ini, karena setiap detik memiliki nilai sakral. Itulah sebabnya banyak yang menyebut Varanasi sebagai “kota yang tidak pernah tidur” dalam arti yang sesungguhnya.
2. Pusat ritual kematian yang suci
Bagi banyak orang, kematian adalah akhir, tetapi di Varanasi, kematian dianggap sebagai awal menuju kebebasan sejati. Ribuan peziarah datang setiap tahun untuk menghabiskan hari-hari terakhir mereka di kota ini, berharap bisa terbebas dari siklus reinkarnasi. Kremasi di ghats seperti Manikarnika dianggap sangat suci, karena dipercaya membebaskan jiwa dari ikatan duniawi.
Tradisi ini sudah berlangsung selama berabad-abad, dan api kremasi di Manikarnika Ghat disebut tidak pernah padam. Bahkan saat hujan deras, warga akan menjaga api tersebut tetap menyala. Pemandangan ini mungkin terlihat penuh kontras, antara kesedihan dan kelegaan, tetapi di Varanasi kematian adalah bagian dari perayaan kehidupan.
3. Jejak sejarah yang lebih tua dari banyak peradaban
Varanasi sering disebut sudah ada sejak 3.000 tahun sebelum Masehi, menjadikannya salah satu kota tertua di dunia yang masih dihuni. Beberapa catatan sejarah bahkan menyebut Varanasi sebagai pusat peradaban yang sudah berkembang jauh sebelum kota-kota besar di Yunani atau Roma berdiri. Lokasinya yang strategis di tepi Sungai Gangga membuatnya menjadi pusat perdagangan, pendidikan, dan kebudayaan.
Tak hanya itu, Varanasi juga menjadi saksi lahirnya banyak filsafat, seni, dan ilmu pengetahuan kuno India. Banyak tokoh besar seperti Buddha pernah mengunjungi kota ini untuk mengajarkan ajarannya. Kehadiran kuil-kuil tua, manuskrip kuno, dan arsitektur klasik adalah bukti nyata betapa panjangnya sejarah yang dimiliki Varanasi.
4. Kota musik klasik India
Selain dikenal sebagai kota spiritual, Varanasi juga terkenal sebagai salah satu pusat musik klasik India. Instrumen seperti sitar, tabla, dan sarod memiliki tempat istimewa dalam kehidupan sehari-hari di sini. Banyak maestro musik legendaris, seperti Ravi Shankar, memiliki hubungan erat dengan Varanasi. Musik tak hanya menjadi hiburan, tetapi juga bagian dari ritual dan meditasi.
Suasana kota ini dipenuhi suara musik dari pagi hingga malam. Dari panggung konser kecil di tepi ghats hingga pertunjukan di kuil-kuil, alunan musik selalu hadir untuk menyatu dengan irama kehidupan. Bagi penduduk lokal, musik adalah bahasa spiritual yang menghubungkan manusia dengan ilahi, sama halnya seperti doa dan mantra.
5. Labirin gang yang penuh misteri
Salah satu ciri khas Varanasi adalah jaringan gang sempitnya yang membentuk labirin. Setiap gang memiliki cerita dan keunikan tersendiri, mulai dari kuil kecil, kedai teh tradisional, sampai toko kain yang sudah beroperasi selama beberapa generasi. Banyak pengunjung yang tersesat di dalamnya, tetapi justru di situlah letak daya tariknya.
Gang-gang ini menjadi saksi kehidupan sehari-hari yang autentik, jauh dari hiruk pikuk turis di jalur utama. Kadang, gang kecil bisa membawa seseorang ke ghats yang indah atau kuil yang nyaris tersembunyi dari pandangan. Setiap langkah di dalam labirin ini terasa seperti membuka halaman baru dari buku cerita yang tak pernah selesai.
Varanasi bukan sekadar destinasi wisata, melainkan pengalaman hidup yang penuh warna dan makna. Kota ini mengajarkan bahwa kehidupan dan kematian berjalan berdampingan, dan bahwa setiap sudut menyimpan cerita yang menunggu untuk ditemukan. Keindahan Varanasi bukan hanya pada apa yang terlihat mata, tetapi juga pada jiwa yang terasa di setiap langkahnya.
Kalau mau mengenal India dari sisi yang paling dalam, Varanasi adalah pintu gerbang yang tepat. Di sini, waktu seperti berhenti, tetapi kehidupan justru terus bergerak tanpa henti. Sebuah kota yang membuat siapa pun merenungkan arti keberadaan dengan cara yang paling indah dan mendalam.
