5 Fakta Unik Aigues-Mortes, Kota Benteng di Tengah Rawa Garam

- Aigues-Mortes dibangun sebagai pelabuhan perang salib, tapi jauh dari laut
- Dikelilingi dinding batu yang masih utuh sejak abad ke-13
- Dikelilingi lahan garam berwarna merah muda dan pernah menjadi tempat penjara bagi kaum protestan
Di selatan Prancis, berdiri sebuah kota tua bernama Aigues-Mortes, yang tampak seperti potongan sejarah abad pertengahan yang masih hidup. Kota ini dikelilingi benteng batu besar yang seolah muncul dari tengah rawa garam. Dari udara, Aigues-Mortes terlihat seperti pulau misterius yang terjebak di antara laut dan daratan.
Meski kini dikenal karena keindahannya yang fotogenik, Aigues-Mortes dulunya dibangun untuk tujuan yang jauh lebih serius. Kota ini dirancang sebagai pelabuhan perang oleh Raja Louis IX pada abad ke-13. Yuk kita simak 5 fakta unik kota benteng ini!
1. Dibangun untuk perang salib, tapi jauh dari laut

Aigues-Mortes lahir dari ambisi besar Raja Louis IX (St. Louis) yang ingin memiliki pelabuhan sendiri untuk meluncurkan ekspedisi Perang Salib ke Timur Tengah. Ia memilih lokasi ini karena masih berada dalam wilayah kekuasaan Prancis dan jauh dari kontrol pelabuhan pesaing seperti Marseille. Namun keputusan itu ternyata kurang tepat secara geografis.
Dilansir France Today, setelah benteng selesai dibangun, air laut perlahan menjauh karena sedimentasi dan perubahan garis pantai. Kota yang seharusnya menjadi pelabuhan besar malah berubah menjadi benteng di tengah rawa. Sejak saat itu, Aigues-Mortes dikenal sebagai pelabuhan tanpa laut yang menjadi bukti unik dari kesalahan strategi masa lalu.
2. Dikelilingi dinding batu yang masih utuh sejak abad ke-13

Salah satu keajaiban kota ini adalah dinding batunya yang menjulang setinggi 11 meter dan tetap kokoh hingga hari ini. Dinding itu membentuk persegi sempurna mengelilingi pusat kota, lengkap dengan menara dan gerbang yang tampak seperti benteng dalam kisah fantasi. Bahkan setelah ratusan tahun, struktur ini masih tampak megah.
The Good Life France menyebutkan bahwa tembok kota ini dibangun dari batu kapur lokal dan dirancang untuk menahan serangan dari laut. Ironisnya, laut kini sudah menjauh beberapa kilometer, meninggalkan benteng itu di tengah rawa. Namun justru karena itulah, dinding Aigues-Mortes menjadi salah satu peninggalan arsitektur militer paling utuh di Eropa.
3. Dikelilingi lahan garam berwarna merah muda

Sekitar Aigues-Mortes terbentang kolam garam luas yang berwarna merah muda alami. Warna ini berasal dari mikroorganisme Dunaliella salina yang hidup di air asin, terutama saat cuaca panas. Dari udara, pemandangannya terlihat seperti kota yang terapung di atas laut mawar.
Atlas Obscura menginformasikan bahwa produksi garam di wilayah ini telah berlangsung sejak zaman Romawi dan terus berlanjut hingga sekarang. Bahkan merek garam terkenal La Baleine berasal dari daerah ini. Kombinasi antara benteng batu, rawa garam, dan warna air yang tak biasa menjadikan Aigues-Mortes tampak seperti kota dari dunia lain.
4. Pernah jadi tempat penjara bagi kaum protestan

Pada abad ke-17, Aigues-Mortes sempat berubah fungsi dari kota dagang menjadi penjara bagi kaum Huguenot (Protestan Prancis). Salah satu tahanan paling terkenal adalah Marie Durand, seorang perempuan yang dipenjara selama 38 tahun karena imannya. Ia ditahan di Menara Constance, salah satu menara paling kokoh di kota itu.
Kisahnya menjadi simbol keteguhan hati di tengah penindasan. Dilansir France This Way, kata resister yang diukirnya di dinding penjara masih bisa dilihat sampai hari ini. Aigues-Mortes pun dikenal bukan hanya karena bentengnya, tapi juga karena sejarah keberanian dan ketabahan manusia.
5. Kini jadi kota yang waktunya seolah terhenti

Berjalan di dalam Aigues-Mortes terasa seperti melangkah mundur ke masa lalu. Jalan-jalan sempit berbatu, rumah batu kecil, dan menara penjaga yang berdiri gagah menciptakan suasana abad pertengahan yang autentik. Hampir setiap sudut kota ini tampak seperti lukisan hidup dari masa lampau.
Meskipun kini menjadi destinasi wisata populer, penduduk lokal tetap menjaga keaslian arsitektur dan tradisinya. Tidak ada gedung modern yang merusak keindahan kunonya. Itulah sebabnya banyak wisatawan menyebut Aigues-Mortes sebagai kota di mana waktu berhenti berjalan.
Aigues-Mortes membuktikan bahwa sejarah tidak selalu berjalan sesuai rencana, tapi justru di situlah keindahannya. Kota yang seharusnya menjadi pelabuhan perang kini berdiri tenang di tengah rawa garam merah muda yang memukau. Aigues-Mortes adalah perpaduan sempurna antara kesalahan masa lalu, keindahan alam, dan daya tahan waktu.

















