5 Fakta Unik Alligatoridae, Famili Reptil yang Sering Dikira Buaya!

Serupa tapi tak sama, mungkin itulah yang menggambarkan famili Alligatoridae dan buaya sejati yang berasal dari famili Crocodylidae. Sekilas kedua famili tersebut memang sangat mirip entah dari ciri fisik, kebiasaan, habitat, makanan sampai ukuran. Namun sebenarnya keduanya adalah dua hewan yang berbeda dan memiliki jalan evolusi yang berbeda. Bahkan jika teliti sebenarnya kamu bisa membedakan keduanya dengan mudah, lho.
Tak hanya itu, jika diulik lebih dalam famili Alligatoridae juga punya berbagai fakta unik yang terkadang tidak dimiliki oleh buaya. Fakta-fakta unik itulah yang membuat famili ini sangat berbeda dari buaya. Sayangnya tak banyak orang yang mengetahui hal tersebut. Untuk itu kali ini kita akan membahas beberapa fakta unik famili Alligatoridae supaya kamu bisa membedakannya dengan buaya!
1. Tidak termasuk sebagai buaya sejati

Dilansir Britannica, buaya sejati atau buaya merupakan penyebutkan bagi reptil yang berasal dari famili Crocodylidae. Karena hal tersebut, maka famili Alligatoridae tidak bisa disebut sebagai buaya atau buaya sejati. Secara fisik keduanya memang punya ciri fisik dan perawakan yang serupa. Kebiasaan dan makanannya yang tak jauh berbeda. Namun jika melihat evolusinya, genetiknya, ukurannya, dan ciri-cirinya secara mendetail maka dapat terlihat kalau kedua famili ini merupakan dua jenis hewan yang benar-benar berbeda. Jika melihat klasifikasinya, kesamaan keduanya hanya satu, yaitu sama-sama berasal dari ordo Crocodilia atau sering disebut dengan crocodilian.
2. Punya ukuran yang lebih kecil dari buaya

Laman Crocodiles of the World menjelaskan kalau secara umum hewan yang berasal dari famili Alligatoridae punya ukuran yang lebih kecil dari buaya. Hal tersebut dapat terlihat dari beberapa spesies seperti Paleosuchus palpebrosus atau kaiman kerdil yang panjangnya hanya sekitar 1,6 meter. Spesies lain seperti Caiman yacare atau kaiman yacare memang lebih besar, tapi panjangnya hanya 3 meter yang mana lebih kecil dari kebanyakan buaya.
Memang ada beberapa spesies seperti Melanosuchus niger dan Alligator mississippiensis yang panjangnya berkisar antara 4 sampai 5 meter. Namun mereka juga masih kalah dengan buaya raksasa seperti Crocodylus porosus, Crocodylus palustris, dan Crocodylus intermedius yang panjangnya mencapai 5 sampai 7 meter dan bobotnya mencapai 700 kg sampai 1,2 ton. Dari perbandingan ukuran tersebut sudah terlihat kalau buaya punya ukuran yang jauh lebih besar.
3. Famili Alligatoridae mencakup alligator dan kaiman

Dilansir ScienceDirect, famili Alligatoridae mencakup dua jenis reptil, yaitu kaiman dan alligator. Famili ini sendiri terdiri dari empat genera dan delapan spesies. Empat genera yang dimaksud adalah genus Alligator, genus Melanosuchus, genus Caiman, dan genus Paleosuchus. Sebenarnya selain empat genus tersebut masih ada banyak genus lain, seperti genus Ceratosuchus, Brachychampsa, dan Eocaiman. Namun semuanya sudah punah dan beberapa punya klasifikasi yang cukup membingungkan.
Jika dibandingkan dengan crocodilians lain sebenarnya famili Alligatoridae punya beberapa spesies yang cukup terkenal. Salah satunya adalah A. mississippiensis atau alligator amerika yang terkenal karena sering masuk ke pemukiman manusia. Salah satu spesies crocodillians terkecil juga berasal dari famili ini, yaitu P. palpebrosus atau kaiman kerdil. Karenanya walau bukan termasuk buaya sejati ternyata famili Alligatoridae cukup dikenal oleh banyak orang.
4. Penyebarannya mencakup wilayah Asia dan Amerika

Alligatoridae juga punya penyebaran yang cukup luas karena bisa ditemukan di dua benua, yaitu Amerika dan Asia, jelas RepFocus. Penyebarannya sendiri terpusat di wilayah Amerika Selatan dan Amerika Utara. Namun ia juga punya populasi kecil di Asia, tepatnya di Cina. Tentu, penyebaran hewan ini tidak seluas buaya sejati yang bisa ditemukan di Asia, Amerika, Afrika, dan Australia. Namun walau begitu famili Alligatoridae tetap jadi salah satu crocodillians dengan penyebaran yang luas.
Sebagai reptil semi akuatik famili Alligatoridae juga sangat mudah ditemukan di area lembab dan berair. Umumnya reptil ini sangat suka menghuni sungai, danau, rawa, air keruh, dan pesisir pantai atau area payau. Biasanya hewan ini lebih sering terlihat berenang di perairan dangkal sembari mencari mangsa. Namun pada pagi atau siang hari ia juga kerap naik ke permukaan dalam upaya berjemur. Kegiatan berjemur merupakan hal yang penting bagi hewan ini karena membantunya menstabilkan suhu dan metabolisme tubuh.
5. Sudah hidup di bumi sejak 80 juta tahun yang lalu

Dilansir iNaturalist, kemungkinan nenek moyang Alligatoridae mulai berpisah dari crocodilians lain sekitar 87 juta tahun yang lalu tepatnya pada periode kapur. Para ahli berpendapat bahwa Leidyosuchus merupakan salah satu nenek moyang pertama dari famili ini. Setelah para ahli menemukan fosil Leidyosuchus di Kanada beberapa fosil Alligatoridae purba lain juga ditemukan di daerah lain, seperti Asia, Eurasia, sampai Amerika Selatan.
Setelah evolusi yang panjang famili Alligatoridae juga mengalami perkembangan lain di mana alligator dan kaiman berpisah sekitar 50 atau 60 juta tahun yang lalu. Perpisahan ini merupakan perubahan yang besar karena membagi famili Alligatoridae menjadi beberapa genera. Kelihatannya evolusi yang terjadi pada famili Alligatoridae terlihat cukup cepat dan besar. Namun penelitian di tahun 2014 justru mengungkap fakta kalau evolusi yang terjadi pada famili ini justru terbilang lambat jika dibandingkan dengan burung dan mamalia.
Jika hanya melihat dari ciri fisiknya mungkin kamu akan mengira kalau Alligatoridae merupakan buaya sejati. Padahal jika mengulik evolusi dan taksonominya kedua reptil tersebut merupakan hewan yang berbeda. Tak hanya itu, bahkan Alligatoridae juga punya beberapa fakta unik yang tidak dimiliki buaya. Fakta-fakta tersebut dapat terlihat dari beberapa aspek, seperti ukuran, penyebaran, dan klasifikasi. Karenanya sekarang kamu tak boleh salah dalam mengidentifikasi kedua hewan ini.