Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Unik Sarang Semut, Tumbuhan Epifit yang Kaya Manfaat!

Sarang semut
Sarang semut (flickr.com/Adrienne Markey, CC BY-NC-SA 2.0) diakses dari https://flic.kr/p/qKnRUQ
Intinya sih...
  • Sarang semut adalah tumbuhan epifit, bukan parasit
  • Umbinya memiliki rongga alami untuk koloni semut
  • Mengandung senyawa bioaktif yang bernilai medis
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sarang semut adalah tumbuhan dengan nama unik yang langsung memancing rasa penasaran. Tumbuhan ini banyak ditemukan di Papua serta wilayah Indonesia Timur dengan bentuk umbi yang tidak lazim. Di balik tampilannya, sarang semut memiliki hubungan erat dengan koloni semut yang hidup di dalam umbinya. Interaksi tersebut menunjukkan mekanisme alam yang saling menguntungkan dan berlangsung secara alami. Nah, untuk memahami keunikannya lebih jauh, simak lima fakta unik sarang semut berikut ini!

1. Sarang semut adalah tumbuhan epifit, bukan parasit

Sarang semut
Sarang semut (flickr.com/Leonora (Ellie) Enking, CC BY-SA 2.0) diakses dari https://flic.kr/p/gQiUkW

Banyak orang mengira sarang semut adalah parasit sebab tumbuh menempel pada pohon lain. Padahal, sarang semut termasuk tumbuhan epifit yang hanya memanfaatkan pohon sebagai tempat hidup, bukan sumber nutrisi. Akar sarang semut tidak menyerap zat makanan dari pohon inangnya sama sekali. Ia justru mengambil air dan nutrisi dari udara, air hujan, serta sisa-sisa organik di sekitarnya.

Sarang semut juga menunjukkan kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan hutan tropis. Ia bisa tumbuh di ketinggian tertentu dengan pencahayaan terbatas dan kelembapan tinggi. Struktur umbinya membantu menyimpan air dalam jangka waktu lama. Inilah alasan sarang semut mampu bertahan di kondisi alam yang tidak selalu stabil.

2. Umbinya memiliki rongga alami untuk koloni semut

Umbi sarang semut
Umbi sarang semut (flickr.com/Cerlin Ng, CC BY-NC-SA 2.0) diakses dari https://flic.kr/p/Gmb9nQ

Ciri paling ikonik dari sarang semut terletak pada umbinya yang berongga. Rongga-rongga ini terbentuk alami sejak tumbuhan tumbuh. Di sanalah koloni semut tinggal, berlindung, dan berkembang. Lubang kecil di permukaan umbi menjadi pintu keluar masuk mereka.

Hubungan antara sarang semut dan semut bersifat mutualisme. Semut mendapat tempat berlindung yang aman dari predator maupun cuaca ekstrem. Sebaliknya, sarang semut memperoleh nutrisi dari sisa makanan, bangkai serangga, dan kotoran semut.

3. Mengandung senyawa bioaktif yang bernilai medis

Sarang semut
Sarang semut (commons.wikimedia.org/Daderot)

Tumbuhan sarang semut populer berkat kandungan senyawa aktif di dalamnya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sarang semut mengandung flavonoid, tanin, polifenol, fenolik, dan antioksidan tinggi. Senyawa-senyawa ini berperan penting dalam melawan radikal bebas di dalam tubuh (Dirgantara, 2015; Nofiyanti. dkk., 2018; Rumaolat, 2021; dan Leba, 2025).

Dalam pengobatan tradisional, sarang semut dimanfaatkan untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Ekstraknya juga digunakan sebagai antiinflamasi alami dan pendukung kesehatan sel. Meski bukan obat utama, sarang semut bisa dijadikan suplemen herbal. Namun tentu saja, penggunaannya tetap perlu disertai pemahaman dosis dan konsultasi medis.

4. Hanya tumbuh alami di wilayah tertentu

Sarang semut
Sarang semut (flickr.com/Scott Zona, CC BY-NC 2.0) diakses dari https://flic.kr/p/yUAFMT

Sarang semut tidak bisa ditemukan di sembarang tempat. Tumbuhan ini tumbuh alami di hutan hujan tropis, terutama di Papua, Papua Nugini, dan sebagian Australia. Ia membutuhkan iklim lembap, curah hujan tinggi, serta kualitas udara yang relatif bersih—kondisi yang sulit ditiru habitat lain.

Keterbatasan habitat membuat sarang semut memiliki nilai ekologis yang tinggi. Keberadaannya kerap dikaitkan dengan kondisi hutan yang masih terjaga dan minim gangguan. Oleh karena itu, pelestarian habitat sarang semut merupakan bagian penting dalam upaya konservasi hutan tropis.

5. Sudah dimanfaatkan masyarakat Papua sejak lama

Sarang semut
Sarang semut (commons.wikimedia.org/Daderot)

Jauh sebelum dikenal luas, sarang semut telah menjadi bagian dari pengobatan tradisional masyarakat Papua. Umbinya dikeringkan, dipotong kecil, lalu direbus untuk diminum airnya. Pengetahuan ini diwariskan lintas generasi tanpa catatan tertulis. Cara pengolahannya pun sederhana, bebas dari proses kimia yang rumit.

Dilansir Pemerintah Kabupaten Asmat, sarang semut Papua memiliki beragam khasiat. Tanaman ini dipercaya dapat meredakan pegal linu, nyeri otot, melancarkan peredaran darah, serta mendukung stamina dan vitalitas tubuh. Dalam praktik tradisional, sarang semut juga digunakan untuk membantu penanganan tumor, kanker, bahkan meningkatkan gairah seksual.

Itulah lima fakta unik tentang sarang semut yang membuktikan bahwa ia bukan sebatas tumbuhan epifit biasa. Dengan keistimewaan biologis dan kandungannya, tanaman ini layak menjadi subjek penelitian maupun upaya konservasi yang serius. Semoga informasi ini menambah wawasan dan apresiasi kita terhadap kekayaan alam yang ada di Indonesia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

7 Fakta Unik Kakaktua, Burung yang Bisa Tirukan Suara

23 Des 2025, 09:58 WIBScience