5 Gunung Berapi Sulawesi Utara dengan Tinggi Kurang dari 1.500 Mdpl

Rabu (17/4/2024) malam lalu, kita dikejutkan pada berita bencana alam berupa meletusnya Gunung Ruang sekitar pukul 21.00 WITA. Gunung ini terletak di Pulau Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Kabupaten Sitaro), Sulawesi Utara dan terakhir kali erupsi pada tahun 2002 silam. Akibat dari peristiwa ini, masyarakat yang tinggal dalam radius 6 km dari Gunung Ruang mulai dievakuasi dan peringatan soal potensi tsunami mulai disebarluaskan.
Sebenarnya, di Sulawesi Utara juga terdapat beberapa gunung berapi lain yang masih aktif hingga sekarang. Menariknya, tidak ada satupun gunung berapi di sana yang punya ketinggian di atas 2.000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Bahkan, ada juga yang ketinggiannya kurang dari 1.500 mdpl, termasuk Gunung Ruang yang baru saja meletus. Penasaran gunung berapi mana saja sisanya? Simak daftar lengkapnya di bawah ini.
1. Gunung Mahawu

Gunung Mahawu terletak di Kota Tomohon serta Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Gunung muda ini berjenis kerucut dengan sebuah kawah seluas 180 meter dan kedalaman 140 meter di puncaknya. Menariknya, lokasi dari gunung berapi ini cukup dekat dengan dua gunung lain, yakni Gunung Lokon dan Gunung Lokon.
Puncak dari Gunung Mahawu tercatat setinggi 1.324 mdpl. Erupsi yang biasa dimuntahkan biasanya tergolong kecil. Terakhir kali Gunung Mahawu meletus terjadi pada tahun 1977. Sejak saat itu, gunung ini sebenarnya sudah tidak aktif lagi. Walaupun demikian, belerang yang ada pada Gunung Mahawu masih bisa terdeteksi hingga saat ini.
2. Gunung Awu

Terletak di ujung utara Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, saat ini Gunung Awu sudah berstatus siaga mengingat aktivitasnya yang semakin meningkat. Gunung yang satu ini juga memiliki bentuk kerucut dengan sebuah kaldera seluas 4,5 km. Di puncaknya, Gunung Awu juga memiliki danau kawah seluas 1 km dengan kedalaman hingga 172 meter.
Mengutip Smithsonian Institute, ketinggian Gunung Awu mencapai 1.318 mdpl. Di sekitarnya terdapat jurang-jurang dalam yang bisa menjadi jalur lahar ketika gunung erupsi. Sebelum status siaga diumumkan pada bulan ini, terakhir kali Gunung Awu erupsi pada tahun 2004. Selain itu, gunung ini juga pernah melakukan rentetan erupsi besar pada 1711, 1812, 1856, 1892, dan 1966. Akibat dari letusan-letusan besar tersebut, Gunung Awu setidaknya telah memakan 8 ribu korban jiwa.
3. Gunung Tangkoko

Satu lagi gunung berapi kerucut yang bisa ditemukan di Sulawesi Utara adalah Gunung Tangkoko. Gunung berapi ini terletak di dekat Kota Bitung dan jadi terakhir yang terletak di timur laut Pulau Sulawesi. Daerah sekitar Gunung Tangkoko merupakan taman nasional yang diberi nama Tangkoko-Batuangas Dua Saudara yang merupakan habitat alami bagi mamalia kecil bernama tarsius (famili Tarsiidae).
Ketinggian Gunung Tangkoko diperkirakan sekitar 1.149 mdpl. Gunung ini memiliki kawah selebar 2 km dengan kedalaman mencapai 200 meter. Dalam catatan resmi, Gunung Tangkoko terakhir meletus pada 1880. Pada 1680, letusan Gunung Tangkoko begitu besar hingga jadi salah satu penyebab perubahan iklim secara global. Oh iya, sekitar 3 km sebelah barat daya Gunung Tangkoko, ada satu gunung berapi lain bernama Gunung Saudara.
4. Gunung Banua Wuhu

Kalau gunung-gunung sebelumnya menjulang tinggi ke atas langit, maka kondisi ini berbeda dengan Gunung Banua Wuhu. Gunung yang terletak di barat daya Pulau Mangehetang, Kepulauan Sangihe ini tergolong sebagai gunung bawah laut dengan puncaknya yang berada di kedalaman 5 meter di bawah permukaan laut. Gunung berapi ini bertipe kubah dan kompleks.
Sisa ketinggian dari Gunung Banua Wuhu berada di dasar laut. Berdasarkan keterangan Smithsonian Institute, gunung ini berdiri sekitar 400 meter dari dasar laut. Hebatnya, erupsi dari Gunung Banua Wuhu sempat menciptakan beberapa pulau baru, meski keberadaannya tidak permanen. Misalnya saja, erupsi pada 1835, 1889, dan 1904 memuntahkan material hingga menciptakan sejumlah pulau dan kawah yang berada di atas permukaan laut.
5. Gunung Ruang

Terakhir, ada gunung yang baru saja erupsi pada Rabu (17/4/2024) lalu, yakni Gunung Ruang. Terletak di selatan Kepulauan Sangihe, gunung ini berada di sebuah pulau dengan luas sekitar 4 x 5 km saja. Gunung Ruang bertipe kerucut dan kubah lava. Di luar erupsi yang terjadi minggu ini, sebenarnya gunung ini memang cukup sering erupsi sepanjang abad ke-19 dan 20.
Ketinggian Gunung Ruang sebenarnya sekitar 725 mdpl saja. Walaupun begitu, tiap kali gunung ini erupsi, material yang dikeluarkan selalu merusak kawasan pemukiman penduduk hingga menimbulkan gelombang tsunami. Sejak erupsi pada Rabu lalu, saat ini penduduk dalam radius 6 km dari Gunung Ruang sudah mulai melakukan evakuasi guna meminimalkan korban jiwa. Sejumlah aktivitas penerbangan juga terganggu akibat abu vulkanik gunung ini yang mencapai ketinggian 3.725 mdpl.
Tidak tinggi bukan berarti tidak berbahaya. Setiap letusan dari gunung berapi, baik itu gunung yang sangat tinggi ataupun di dasar laut sekalipun, pasti akan menimbulkan dampak bagi alam sekitar atau manusia. Untuk itu, mitigasi bencana gunung berapi sangat penting, terlebih pada negara dengan banyak gunung berapi seperti Indonesia. Tetap ikuti arahan petugas resmi untuk keselamatan bersama dan jangan mendekati gunung berapi ketika tanda-tanda erupsi sudah muncul, ya!