Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hewan yang Sering Selingkuh, Ada yang Ganti Pasangan Tiap Musim!

Penguin
Penguin (pexels.com/Vladimir Blyufer)
Intinya sih...
  • Penguin: Setia dalam jangka pendek, perceraian tahunan tinggi, praktik Extra-Pair Copulation marak.
  • Bonobo: Seks sebagai alat komunikasi dan peredam stres, promiscuous, menjaga stabilitas sosial.
  • Singa: Poligini, betina kawin di luar kawanan untuk membingungkan garis keturunan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jargon "setia sampai mati" mungkin sering kita dengar dalam hubungan, tapi jangan coba-coba mencari konsep ini dalam dunia liar. Bagi banyak spesies, kesetiaan justru menjadi kerugian evolusioner. Berganti-ganti pasangan, atau yang kita sebut "selingkuh", adalah strategi cerdas untuk meningkatkan keberagaman genetik keturunan, memastikan kelangsungan hidup spesies, dan bahkan mempertahankan kedamaian kelompok.

Faktanya, ada begitu banyak drama percintaan di alam yang membuat sinetron terasa hambar. Beberapa hewan ini tidak hanya sekali atau dua kali berkhianat, tetapi mereka memang sengaja mengadopsi gaya hidup promiscuous atau secara rutin mengubah pasangan utama mereka begitu musim kawin selesai. Siapa saja yang masuk daftar player di dunia fauna? Mari kita intip!

1. Penguin

Penguin
Penguin (pexels.com/Dick Hoskins)

Siapa sangka, simbol cinta yang ikonik ini ternyata hanya setia dalam jangka pendek. Padahal, angsa sering dianggap soulmate sejati, tapi penguin malah punya drama percintaan yang lebih rumit. Dilansir laman Science Alert, penelitian terhadap koloni Little Penguins di Australia menunjukkan tingkat perceraian tahunan yang jauh lebih tinggi daripada rata-rata manusia.

Meskipun banyak spesies penguin menjalin ikatan sosial selama satu musim kawin (monogami serial), ikatan itu rentan kandas jika hasil reproduksi tidak memuaskan. Para peneliti mencatat bahwa musim kawin dengan tingkat kegagalan penetasan telur yang tinggi sering mendorong pasangan untuk berpisah dan mencari partner baru di tahun berikutnya. Bahkan di antara yang "setia" pun, praktik Extra-Pair Copulation (kawin di luar pasangan) tetap marak demi gen yang lebih baik.

2. Bonobo

Bonobo
Bonobo (commons.wikimedia.org/Pierre Fidenci)

Mamalia yang satu ini benar-benar tidak peduli pada konsep monogami. Bagi Bonobo, seks adalah alat komunikasi, peredam stres, sekaligus ritual penyambutan anggota baru. Mereka adalah salah satu primata yang paling promiscuous di dunia. Kelompok Bonobo terlibat dalam aktivitas seksual yang sangat sering dan dilakukan dengan siapa saja di dalam kelompok, baik lawan jenis maupun sesama jenis.

Dilansir laman Scientific American, Bonobo secara aktif menggunakan perilaku seksual untuk menjaga stabilitas sosial, bukan hanya untuk reproduksi. Perilaku ini, yang sering melibatkan kontak genital-genital antarsesama jenis (terutama betina) atau pria dengan pria (penis fencing), berfungsi sebagai cara cepat untuk meredakan ketegangan, mengakhiri perkelahian, atau bahkan merayakan penemuan makanan.

3. Singa

Singa
Singa (pexels.com/agastya ambadi)

Di dalam pride (kawanan) singa, jantan dominan punya hak kawin atas semua betina subur yang ada. Ini sudah menjadi pola alami dalam sistem poligini mereka, di mana satu jantan berpasangan dengan banyak betina. Sementara sang jantan sibuk mempertahankan statusnya, para betina punya triknya sendiri.

Para betina juga sesekali melakukan kawin di luar kawanan. Mengapa? Dilansir laman HOLA!, betina kawin dengan banyak jantan, bahkan dalam hitungan jam, sebagai strategi untuk membingungkan garis keturunan. Jika semua jantan tidak yakin mana anak mereka, mereka cenderung tidak akan melakukan pembunuhan bayi, sehingga peluang anak singa untuk bertahan hidup lebih besar.

4. Burung hitam sayap merah

Burung hitam sayap merah
Burung hitam sayap merah (commons.wikimedia.org/Rhododendrites)

Meskipun 90 persen burung membentuk ikatan pasangan sosial, banyak di antaranya yang tidak setia secara genetik dan Burung Hitam Sayap Merah adalah contoh klasiknya. Jantan berkompetisi untuk mendapatkan wilayah terbaik yang akan menjadi daya tarik utama bagi betina.

Setelah mendapatkan wilayah, satu jantan bisa menarik hingga 15 betina ke wilayahnya (poligini teritorial). Dilansir laman Buffalo Bill Center of the West, betina memilih jantan bukan karena ketampanannya, melainkan karena kualitas wilayahnya. Meski punya pasangan resmi, betina seringkali menyelinap keluar untuk kawin dengan jantan lain yang dianggap memiliki gen superior, memastikan anak-anaknya punya DNA terbaik.

5. Walrus

Walrus
Walrus (pexels.com/Francesco Ungaro)

Walrus menjalani kehidupan yang keras dan kompetitif, terutama saat musim kawin tiba. Jantan besar harus menunjukkan dominasi total untuk bisa mendekati betina. Mereka tidak membentuk ikatan pasangan yang setara, sebaliknya, sistem Walrus adalah poligini yang ekstrem dan sepenuhnya musiman.

Perkawinan mereka terjadi di lokasi yang sulit dijangkau, seringkali di bawah air di dekat bongkahan es. Dilansir laman How Stuff Works, saat betina subur berkumpul di atas es, pejantan akan berkumpul di perairan sekitarnya untuk memamerkan diri. Pejantan terbesar akan menyanyi dan melakukan berbagai vokalisasi di bawah air, termasuk bunyi seperti lonceng dan klik, sampai ada betina yang terkesan dan bergabung dengannya di air untuk kawin.

Inilah lima hewan yang membuktikan bahwa drama percintaan di alam liar jauh lebih rumit dari yang kita bayangkan. Alih-alih mencari kesetiaan abadi, spesies ini justru memilih strategi selingkuh atau gonta-ganti pasangan demi genetik unggul, stabilitas kelompok, atau kelangsungan hidup anak. Jadi, kalau ada yang bilang hewan lebih setia dari manusia, pikirkan lagi!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Unik Singa Gunung, Ternyata Lebih Suka Hidup Menyendiri!

20 Okt 2025, 18:49 WIBScience