Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Si Cantik Asal Kalimantan, Burung Paok Kepala Biru yang Misterius dan Terancam Punah

Paok kepala biru
Paok kepala biru (inaturalist.org/ Лариса Артемьева)
Intinya sih...
  • Paok kepala biru berasal dari Kalimantan
  • Penyebarannya terbatas di Pulau Kalimantan, Sabah, Sarawak, dan Brunie
  • Kehilangan habitat membuat populasinya menurun drastis
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tidak hanya Australia, Madagaskar dan India yang memiliki banyak burung cantik. Indonesia juga punya si cantik paok kepala biru (Blue-headed pitta) yang berasal dari Kalimantan. Mereka berada dalam famili Pittidae dan memiliki nama ilmiah Hydrornis baudii. Ukurannya cukup kecil, hanya kisaran 17 sentimeter. Penampilan jantan tampak mencolok dengan pucuk kepala berwarna biru cerah, seperti namanya.

Paok kepala biru punya pipi berwarna hitam, tenggorokannya putih, punggungnya cokelat kemerahan serta ekor dan perut biru keuangan. Beda sama betina yang penampilannya lebih kusam, bulunya cenderung cokelat kekuningan di bagian punggung dan kepalanya. Tapi, masih ada corak biru yang terlihat di ekornya. Saking misteriusnya, hanya diketahui sedikit tentang mereka. Berikut penjelasannya!

1. Bisa kamu temukan di Indonesia

Paok kepala biru
Paok kepala biru (inaturalist.org/gery dupas)

Penyebaran paok kepala biru berada di Pulau Kalimantan, menyebar hingga Sabah, Sarawak dan Brunie. Hanya saja, tidak ada catatan modern yang menunjukkan keberadaannya di Sarawak sehingga diduga mereka memang jarang ditemukan di sana. Burung ini paling banyak ditemukan di bagian timur Sabah.

Datazone Birdlife menginformasikan bahwa paok kepala biru menghuni hutan hujan dataran rendah yang tidak tersentuh. Tapi, bukan berarti tidak berada di hutan sekunder tua atau hutan bekas tebangan yang baru pulih, ya. Perlu kamu catat kalau mereka sangat bergantung terhadap keberadaan hutan alami yang belum banyak dirusak.

2. Sarangnya punya pintu masuk di bagian samping

Paok kepala biru
Paok kepala biru (inaturalist.org/Chrissy McClarren and Andy Reago)

Spesies paok satu ini berkembang biak secara musiman. Mereka biasanya mulai kawin pada bulan Maret hingga Juni, tapi ada juga betina yang hampir bertelur saat Juli. Kalau dilihat dari keberadaan anak-anak burung di dalam sarang, diduga musim kawinnya cukup panjang. Soalnya pernah ditemukan anaknya bersarang dari bulan Mei hingga Oktober.

Melansir iNaturalist, paok kepala biru membangun sarangnya berbentuk kubah bunda dari tumpukan dedaunan. Uniknya, mereka juga menyisakan ruang untuk pintu masuk di bagian samping. Sarangnya ditempatkan di dekat atau di permukaan tanah. Di sanalah betina bertelur sebanyak dua butir, hanya saja tidak ada informasi mengenai berapa lama proses inkubasinya.

3. Kehilangan habitat membuat populasinya menurun drastis

Paok kepala biru
Paok kepala biru (commons.wikimedia.org/JJ Harrison)

Masalah yang harus dihadapi burung cantik satu ini adalah kehilangan habitat. Kerusakan hutan di area Kalimantan sangat parah, banyak kawasan yang ditebang untuk diambil kayunya dan diubah jadi lahan pertanian. Apalagi ekspansi perkebunan kelapa sawit yang jadi ancaman utama karena telah menghabiskan sebagian besar hutan dataran rendah di area tersebut. Bisa disimpulkan bahwa manusia berpartisipasi terhadap penurunan populasi burung ini.

Sumber yang sama menjelaskan bahwa dalam tiga generasi terakhir hingga tahun 2022, sekitar 25 persen tutupan pohon di habitat paok kepala biru telah hilang. Selain itu, degradasi hutan dan kebakaran yang sering terjadi serta fenomena El Nino seperti pada tahun 1998 semakin memperburuk keadaan. Memang mereka bisa berada di hutan sekunder, hanya saja kerusakan habitat yang signifikan membuat populasinya menurun drastis.

Si cantik yang keberadaannya perlu dilindungi dengan baik. Soalnya kalau tidak dilakukan, kamu mungkin tidak bisa menemuinya lagi bahkan jika penyebarannya berada di Indonesia. Upaya konservasi memang sudah dialukan di beberapa wilayah persebarannya, tapi tingkat perlindungannya berbeda. Itu tergantung seberapa ketat pengelolaannya.

Berdasarkan laporan dari dari IUCN dari tahun 2000 hingga 2023, paok kepala biru masih diklasifikasikan sebagai vulnerable. Sangat disayangkan kalau mereka ternyata berada di ambang kepunahan. Menurutmu, solusi apa yang paling tepat mengatasi populasinya yang terus menurun?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Unik Quaker Parrot, Arsitek Hebat dari Dunia Burung!

20 Okt 2025, 21:29 WIBScience