5 Fakta Unik Kecoa Suriname, Mampu Berkembang Biak Tanpa Jantan!

- Kecoa Suriname mampu berkembang biak tanpa pejantan (Partenogenesis), memungkinkan mereka menyebar dengan sangat cepat di seluruh dunia.
- Kecoa Suriname adalah pengurai di ekosistem luar ruangan, memakan daun busuk dan mulsa, tetapi juga rentan menjadi hama bagi tanaman hias.
- Kecoa Suriname dikenal sebagai hama rumah kaca karena mudah terbawa ke mana-mana melalui media tanam, dan semua keturunan baru adalah klon betina.
Siapa yang tidak kenal kecoa? Serangga yang satu ini terkenal karena daya tahannya yang luar biasa dan kemampuannya bertahan hidup di hampir setiap lingkungan. Namun, di antara ribuan spesies kecoa di dunia, ada satu jenis yang punya keunikan ekstrem, bahkan melampaui kemampuan bertahan hidup biasa. Spesies ini dikenal sebagai Kecoa Suriname (Pycnoscelus surinamensis), serangga tropis yang punya rahasia reproduksi yang mengejutkan.
Kecoa Suriname adalah master dalam membangun koloni. Bayangkan, mereka bisa membangun populasi yang besar tanpa perlu mencari pasangan! Kemampuan inilah yang membuat mereka menjadi hama yang sangat sukses dan sulit dikendalikan di banyak negara. Penasaran bagaimana kecoa ini bisa mengabaikan proses kawin tradisional? Berikut lima fakta unik Kecoa Suriname, sang ratu reproduksi aseksual.
1. Mampu berkembang biak tanpa pejantan (Partenogenesis)

Fakta yang paling mencengangkan dari Kecoa Suriname adalah mekanisme reproduksinya yang hampir selalu aseksual. Kecoa betina dapat menghasilkan telur yang menetas menjadi klon dirinya sendiri, tanpa pembuahan dari kecoa jantan. Ini adalah strategi invasi yang luar biasa efisien, karena satu kecoa betina yang terbawa ke lokasi baru saja sudah cukup untuk mendirikan sebuah koloni.
Dilansir laman Terminix, di Amerika Utara, misalnya, nyaris tidak ada kecoa Suriname jantan yang dilaporkan, namun populasi mereka tetap tumbuh subur berkat kemampuan partenogenesis ini. Strategi reproduksi ini memungkinkan mereka menyebar dengan sangat cepat di seluruh dunia, terutama di lingkungan yang hangat dan lembap yang menjadi favoritnya.
2. Kecoa penggali dengan menu utama daun busuk dan mulsa

Berbeda drastis dengan kecoa rumahan lainnya, Kecoa Suriname memiliki keistimewaan diet sebagai decomposer (pengurai) di ekosistem luar ruangan. Dilansir laman Active Pest Control, mereka adalah serangga penggali yang menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam tanah, di mana sumber makanan favorit mereka berada.
Kecoa Suriname secara primer memakan materi tumbuhan yang membusuk, termasuk daun kering, mulsa, dan kompos. Kebiasaan makan ini menjadikan mereka sangat bermanfaat di alam bebas, tetapi sekaligus rentan menjadi hama bagi tanaman hias, terutama jika populasinya sudah terlalu padat.
3. Dikenal Sebagai hama rumah kaca

Karena habitat alaminya di tanah yang lembap dan kaya bahan organik, mereka dengan mudah terbawa ke mana-mana melalui media tanam. Ketika masuk ke lingkungan buatan manusia seperti rumah kaca atau nursery tanaman, mereka langsung menemukan surga. Inilah yang memunculkan julukan populernya di negara-negara Barat yaitu Greenhouse Roach atau Kecoa Rumah Kaca.
Kecoa ini sering kali masuk ke dalam rumah melalui tanah tanaman dalam pot yang dibawa dari rumah kaca. Kehadiran mereka di area perkebunan bisa menimbulkan masalah serius. Meskipun makanan utama mereka adalah materi tumbuhan yang membusuk, mereka juga tidak segan memakan akar, biji, atau bahkan batang muda tanaman.
4. Semua keturunan baru adalah klon betina

Sistem reproduksi unik yang mereka miliki memastikan keberlangsungan garis keturunan betina. Saat partenogenesis terjadi, kecoa betina menghasilkan telur yang akan berkembang menjadi klon yang identik, atau setidaknya sangat mirip, dengan induknya. Dengan kata lain, koloni Kecoa Surinam adalah pasukan yang terdiri dari individu-individu yang pada dasarnya adalah kembaran.
Dilansir laman i Naturalist, populasi Kecoa Suriname di sebagian besar wilayah adalah betina secara eksklusif dan bereproduksi melalui partenogenesis. Kondisi ini menjelaskan mengapa hampir tidak ada pejantan yang ditemukan dalam populasi yang tersebar secara global.
Keturunan yang dihasilkan selalu berjenis kelamin betina, memastikan bahwa setiap individu yang berhasil bertahan hidup dapat langsung berkontribusi pada pertumbuhan populasi tanpa bergantung pada faktor eksternal (pejantan).
5. Kecoa Suriname memiliki tubuh mengkilap dan tidak suka terbang jauh

Kecoa Suriname memiliki penampilan yang khas, sehingga mudah dibedakan dari jenis kecoa rumah lainnya. Masih dari laman i Naturalist, ukuran tubuhnya berkisar antara 18–25 mm (sekitar 1,8–2,5 cm), dengan warna cokelat tua hingga hitam mengilap pada tubuh dan perisai kepalanya. Bagian ini tampak kontras dengan sayapnya yang sedikit lebih terang atau agak transparan.
Meskipun betina dewasa memiliki sayap, mereka bukan penerbang yang kuat dan lebih sering ditemukan di tanah. Perilaku ini menunjukkan bahwa kecoa Suriname lebih suka hidup di area lembap seperti tanah dan mulsa daripada terbang bebas.
Inilah lima fakta unik kecoa Suriname. Dengan kemampuan berkembang biak tanpa kehadiran pejantan, spesies ini berhasil beradaptasi dan menyebar luas di berbagai habitat tropis di dunia. Karena itulah, kecoa Suriname sering ditemukan di banyak negara beriklim hangat dan menjadi salah satu jenis kecoa yang paling mudah menyesuaikan diri.