Ilmuwan adalah seseorang yang mendedikasikan hidupnya untuk sains dan biasanya mereka mengeluarkan atau menggagas hipotesa dan teori sains yang dapat dijadikan pijakan bagi ilmu pengetahuan. Gagasan-gagasan mereka dicatat dalam berbagai macam literatur ilmiah dan digunakan dalam dunia pendidikan.
Namun, ternyata ada banyak ilmuwan hebat di dunia yang dulunya pernah gagal dan bahkan diremehkan. Siapa saja, ya mereka? Yuk, disimak!
Mungkin Benjamin Franklin lebih dikenal sebagai tokoh Revolusi Amerika dan salah satu tokoh berpengaruh dalam kemerdekaan Amerika Serikat. Seperti dicatat dalam laman History, Benjamin Franklin juga seorang diplomat, wartawan, penulis, pejabat, dan juga penemu di bidang sains.
Penemuannya yang paling berpengaruh adalah odometer (pencatat jarak dalam kendaraan) dan penangkal petir yang saat ini digunakan pada gedung-gedung bertingkat. Beberapa kali ia juga menemukan alat bantu baca dan alat musik. Namun, karya-karyanya di bidang kelistrikan menjadi penemuan terbaiknya hingga kini.
Tahukah kamu bahwa Franklin berhenti sekolah pada saat ia berusia 10 tahun? Ya, Benjamin Franklin harus putus sekolah lantaran masalah biaya. Ia harus bekerja keras sejak usia 10 tahun demi membantu perekonomian keluarganya. Maklum saja, Benjamin Franklin memiliki saudara yang cukup banyak karena ayahnya menikah dua kali.
Franklin kecil sudah harus magang dan bekerja penuh di kantor percetakan. Pada masa-masa inilah gairah membaca dan menulisnya ia asah dengan baik hingga ia berusia remaja. Ia juga pernah berkarier sebagai wartawan lepas di kantor surat kabar lokal. Bahkan, demi menambah pemasukan, ia juga bekerja menjadi penulis sekaligus karyawan di perusahaan percetakan.
Kegagalan, putus sekolah, dan kemiskinan nyatanya tidak membuat tokoh yang lahir pada 17 Januari 1706 ini putus asa. Justru, ia semakin cerdas karena ia banyak membaca dan belajar dari banyak orang. Puncak kariernya ada pada saat ia menjabat sebagai gubernur Pennsylvania ke-6 sekaligus sebagai ilmuwan penemu alat-alat penangkal listrik. Benjamin Franklin meninggal pada 17 April 1790 di Philadelphia, Amerika Serikat.
Apa yang ada di benakmu jika mendengar nama Charles Darwin? Pastinya kamu langsung tertuju dengan teori evolusi yang sangat kontroversial itu, bukan? Nyatanya, teori evolusi bukanlah teori abal-abal karena sudah diakui kebenarannya dalam dunia sains dan bahkan digunakan pijakan bagi biologi molekuler.
Namun, tak ada yang menyangka bahwa dulunya Darwin juga pernah mengalami kegagalan. Ya, ia gagal menjadi pendeta, seperti cita-cita yang diharapkan oleh sang ayah. Setelah mengikuti pendidikan kedokteran, Darwin sempat diarahkan oleh ayahnya untuk mengenyam pendidikan teologi, tentu saja tujuannya adalah menjadi seorang pendeta.
Meskipun Charles Darwin dapat menyelesaikan studi teologi dan meraih sarjana pada 1831, namun rupanya passion dan kesukaan Darwin bukanlah di bidang teologi. Sontak kala itu Darwin mendapat pertentangan dari keluarga karena gagal menjadi pendeta. New England Institute dalam lamannya mencatat bahwa Darwin justru menumbuhkan minat pada fosil, anatomi hewan, dan spesiasi pada tumbuhan.
Dengan minat dan keahliannya, akhirnya Darwin melakukan penelitian dan studi mendalam terkait dengan keanekaragaman spesies organisme di alam. Langkah awal inilah yang membawa Darwin dalam menggagas sebuah teori besar bernama teori evolusi yang masih dijadikan pijakan sains biologi hingga saat ini.
Siapa yang tak kenal dengan ilmuwan penemu hukum gravitasi ini? Yup, Isaac Newton bahkan diakui sebagai salah satu ilmuwan terhebat sepanjang masa. How Stuff Works dalam lamannya menulis bahwa Newton beberapa kali mengalami kegagalan di bidang akademis. Bahkan, Newton juga pernah gagal menjadi seorang petani layaknya keluarganya yang lain.
Begitu juga saat Newton duduk di bangku sekolah lanjutan di Cambridge. Ia dinilai gagal dalam mengikuti kurikulum yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah. Beberapa orang guru menilai bahwa Isaac Newton adalah orang malas yang penuh dengan kegagalan akademis. Namun, kegagalan di bidang akademis rupanya tidak menyurutkan gairah Newton di bidang sains.
Terbukti, di tengah karantina akibat wabah yang terjadi di Eropa, Newton berhasil menggagas sebuah hipotesa (kemudian menjadi hukum) mengenai gravitasi dan pergerakan objek fisik di sekitar kita. Hal ini membuktikan bahwa seorang yang dianggap gagal di bidang akademis belum tentu gagal di masa depannya. Bahkan, hukum gravitasi Newton dianggap sebagai hukum fisika yang sangat fundamental bagi sains.
Thomas Alva Edison adalah seorang ilmuwan, penemu, sekaligus pengusaha. Ia mendirikan perusahaan General Electric pada 1890 di mana ia juga memasang lampu-lampu di jalanan kota New York untuk pertama kalinya pada 1882. Pada mulanya ia menemukan fonograf, yakni alat perekam suara berteknologi silinder pertama. Puncaknya pada 1879 ia menemukan lampu listrik dan proyektor yang dapat digunakan untuk memutar film.
Namun, di balik kesuksesannya sebagai penemu dan ilmuwan, ternyata Edison telah banyak mengalami kegagalan. Bahkan, Edison membutuhkan ribuan kali percobaan sebelum sukses, seperti dicatat dalam Intellectual Ventures. Pada saat Edison merancang dan berusaha menemukan titik kelemahan penemuannya, ia pernah berusaha setidaknya 9.000 kali percobaan.
Seluruh teman dan kerabatnya menasehati Edison untuk menyerah karena mereka melihat Edison selalu gagal. Namun, dengan santai Edison menanggapinya bahwa ia telah sukses, yakni sukses mencoba dengan hasil yang tak seperti diharapkan. Dengan kekerasan kepala dan gairahnya yang begitu menggebu, akhirnya Edison berhasil menemukan celah-celah kekurangan dari penemuan-penemuannya.
Salah satu ilmuwan paling disegani di dunia sains, siapa lagi kalau bukan Albert Einstein. Teori relativitasnya telah sukses diaplikasikan oleh banyak orang untuk menciptakan teknologi dan bahkan produksi nuklir. Namun, di balik kecerdasannya, Einstein cilik pernah dikucilkan karena dianggap cacat mental dan tidak bisa bersekolah secara normal.
Yang menyedihkan adalah, ada banyak orang pada saat itu menyuruh Einstein untuk berhenti sekolah karena ia dianggap tidak bisa apa-apa sampai ia tua kelak. Apakah Einstein putus asa dengan keterbatasan yang ia miliki? Tentu tidak. Justru ia semakin bersemangat dalam belajar dan mencari tahu tentang misteri alam semesta.
Saat ini, gagasan Einstein mengenai relativitas, gravitasi kuantum, dilatasi waktu, dan pergerakan partikel atom, telah menjadi teori yang diajarkan di tingkat perguruan tinggi, bahkan di kalangan para ilmuwan dan para akademisi lanjutan. Tidak sembarang orang bisa memahami dan menjabarkan rangkaian gagasan Einstein yang ia singkat dalam E=mc2.
Itulah beberapa ilmuwan hebat yang dulunya pernah gagal dan dianggap tidak layak jadi orang besar. Semoga artikel kali ini dapat menginspirasi kamu dalam berkarya, ya!